Sakit pinggang yang kerap muncul pasti membuat Anda merasa tidak nyaman. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi keluhan ini. Salah satunya adalah dengan mengonsumsi obat sakit pinggang. Yuk, kenali apa saja jenis obat sakit pinggang yang bisa Anda konsumsi.
Sakit pinggang rentan dialami oleh orang yang berusia 30
tahun ke atas. Namun, tidak menutup kemungkinan di bawah usia 30 tahun juga
bisa mengalaminya. Sakit di area punggung bagian bawah ini dapat disebabkan
oleh berbagai faktor, seperti sering mengangkat benda berat, duduk terlalu
lama, kegemukan, merokok, atau terjatuh.
Selain itu, sakit pinggang juga bisa disebabkan oleh beberapa kondisi
dan penyakit, seperti cedera punggung atau cedera saraf tulang belakang,
saraf terjepit (HNP), skiatika, skoliosis, radang sendi
tulang belakang akibat osteoarthritis dan rheumatoid arthritis,
batu ginjal, dan penyempitan saluran tulang belakang (spinal stenosis).
Beberapa Macam Obat Sakit Pinggang
Jika pinggang terasa sakit, Anda dapat menerapkan teknik RICE untuk
mengatasinya, yaitu:
- Rest, istirahat sejenak hingga
nyeri pada pinggang membaik
- Ice, kompres dingin pada
pinggang yang nyeri dengan es yang telah dibungkus kain selama 15–20
menit, hingga 3 kali sehari
- Compress, bebat pinggang untuk
mengurangi rasa sakit, tetapi usahakan agar jangan membebat pinggang
terlalu kuat
- Elevate, berbaring dan taruh bantal
di bawah pinggang agar posisi pinggang lebih tinggi dari dada
Keempat langkah di atas ini bisa dilakukan sejak 2 hari pertama sakit
pinggang kumat atau mulai dirasakan.
Jika nyeri dirasakan sangat berat dan tidak membaik dengan beberapa
langkah di atas, Anda bisa mengonsumsi obat sakit pinggang untuk mengatasi
nyeri. Beberapa jenis obat sakit pinggang yang bisa digunakan adalah:
1. Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS)
OAINS merupakan kelompok obat yang digunakan untuk
meredakan peradangan dan nyeri, termasuk sakit pinggang. Untuk mengatasi sakit
pinggang yang tergolong ringan hingga sedang, dokter bisa memberikan OAINS,
seperti ibuprofen dan asam mefenamat. Selain itu,
Anda juga bisa mengonsumsi paracetamol.
Beberapa jenis obat di atas bisa dapat Anda beli di apotek tanpa resep
dokter. Meski begitu, pastikan Anda mengonsumsinya sesuai petunjuk yang ada di
kemasan.
Jika obat pereda nyeri yang dijual bebas tidak mampu meredakan sakit
pinggang, Anda bisa mengonsumsi obat pereda nyeri yang lebih kuat,
seperti diclofenac atau meloxicam.
Namun, penggunaan obat-obatan jenis ini harus dengan resep dokter.
Efek samping yang bisa muncul dari mengonsumsi OAINS adalah mual,
muntah, sakit perut, gangguan lambung, diare, perdarahan, hingga masalah
jantung dan ginjal.
2. Antidepresan
Selain untuk mengobati depresi, obat antidepresan juga
bisa digunakan untuk mengatasi sakit pinggang, terutama yang disebabkan oleh
saraf kejepit.
Obat sakit pinggang ini hanya boleh diminum sesuai resep dokter dan
digunakan untuk jangka pendek serta tidak disarankan untuk dikonsumsi hingga
lebih dari 6 bulan. Efek samping dari obat antidepresan ini adalah mengantuk,
pusing, mulut kering, perubahan mood, dan sembelit.
3. Obat antikejang
Salah satu obat antikejang yang banyak dipakai untuk mengobati sakit
pinggang adalah gabapetin. Selain gabapentin, obat antikejang lain yang juga
bisa digunakan untuk mengobati nyeri pinggang adalah pregabalin, carbamazepine,
asam valproat (valproic acid), dan lamotrigine.
Meski demikian, efektivitas penggunaan obat antikejang untuk mengatasi
nyeri pinggang sejauh ini belum menunjukkan data yang konsisten. Beberapa studi
menyatakan bahwa obat ini terlihat efektif mengurangi nyeri pinggang, tetapi
ada beberapa penelitian lain yang mengatakan hal sebaliknya.
Obat yang harus diresepkan oleh dokter ini memiliki beberapa efek
samping, seperti sakit kepala, pusing, mengantuk, ruam kulit, peningkatan berat
badan, dan gangguan pecernaan.
4. Pelemas otot
Obat jenis ini hanya bisa didapatkan dengan resep dokter. Contoh obat
relaksan otot adalah diazepam dan eperisone.
Obat pelemas otot atau relaksan otot dapat mengurangi sakit pinggang
dengan cara merelaksasi atau melemaskan otot yang tegang akibat nyeri pinggang.
Obat relaksan otot ini biasanya diberikan bersamaan dengan obat pereda nyeri
pinggang lainnya.
Obat relaksan otot dapat menimbulkan efek samping berupa pusing,
mengantuk, dan mual.
Selain dengan minum obat, sakit pinggang juga dapat diatasi dengan
beberapa pilihan terapi, seperti fisioterapi, pijatan, akupunktur,
dan chiropractic.
Dalam mengobati sakit pinggang, pemilihan jenis dan dosis obat sakit
pinggang perlu disesuaikan dengan kondisi Anda. Itulah sebabnya, Anda perlu
berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu sebelum mengonsumsi obat sakit
pinggang.
Jika sakit pinggang tidak membaik
setelah menggunakan obat-obatan di atas, nyeri yang dirasakan sangat berat,
atau terdapat gejala lain yang mengganggu, seperti kesemutan atau mati rasa
pada pinggang yang menjalar ke paha dan kaki, maka Anda perlu segera memeriksakannya ke
dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Post A Comment:
0 comments: