Meski jarang terjadi, namun
sindrom Jacob perlu untuk diketahui dan diwaspadai. Kondisi yang hanya terjadi
pada pria ini dapat membuat penderitanya mengalami kesulitan dalam tumbuh
kembangnya, sehingga memerlukan perhatian khusus dari orang tua.
Penyebab Sindrom Jacob
Dalam proses reproduksi, calon
janin yang terbentuk melalui proses pembuahan akan mendapatkan
komponen genetik dari sel sperma ayah dan sel telur ibunya. Komponen ini juga
yang kemudian akan menentukan jenis kelamin bayi.
Ada dua jenis kromosom seks
yang dapat membentuk jenis kelamin seseorang, yaitu kromosom X dan Y. Dalam
kondisi normal, wanita memiliki dua kromosom X (XX), sedangkan laki-laki
memiliki satu kromosom X dan satu kromosom Y (XY).
Nah,
pria penderita sindrom Jacob justru memiliki satu tambahan kromosom Y, sehingga
kromosom yang terbentuk menjadi XYY.
Meski merupakan kelainan
genetik, sindrom Jacob biasanya tidak diturunkan dari orang tua. Jadi,
sejauh ini belum diketahui apa penyebab pasti dari penyakit ini.
Namun, kelebihan kromosom Y
ini diketahui dapat terjadi ketika sel sperma tidak berkembang dengan sempurna
atau adanya kelainan pada pembentukan komponen kromosom Y di tahap awal
perkembangan bakal janin (embrio).
Beberapa Tanda dan Gejala
Sindrom Jacob
Sindrom Jacob dapat dikenali
dari kumpulan tanda dan gejala yang muncul, mulai dari bayi hingga dewasa.
Berikut ini adalah tanda-tanda dan gejala sindrom Jacob sesuai usia
penderitanya:
Bayi
Beberapa tanda atau gejala
sindrom Jacob pada bayi, yaitu:
- Sulit
atau terlambat bicara
- Perkembangan
keterampilan motorik terganggu, misalnya terlambat merangkak, duduk, atau
berjalan
- Otot-otot
tubuh lemah
- Tampak
kurang aktif
Anak kecil atau remaja
Berikut ini adalah beberapa
gejala atau tanda sindrom Jacob pada anak kecil atau remaja:
- Gangguan
perilaku dan emosi tidak stabil
- Gangguan
atau keterlambatan bicara
- Hambatan
tumbuh kembang dan kesulitan belajar, misalnya sulit membaca atau menulis
di sekolah
- Sulit
fokus
- Tangan
gemetar atau adanya gerakan tubuh yang tidak disadari
- Gigi
berukuran besar (makrodonsia)
Selain beberapa tanda dan
gejala di atas, anak yang memiliki sindrom Jacob juga dikatakan memiliki risiko
lebih tinggi untuk mengalami gangguan autisme. Walau demikian,
tidak semua anak yang terlahir dengan sindrom Jacob akan mengalami gangguan
tersebut.
Setelah beranjak dewasa,
gejala atau tanda sindrom Jacob yang patut dicurigai adalah masalah kesuburan
(infertilitas). Selain tanda atau gejala di atas, ada beberapa tanda dan ciri
khas fisik lain yang terdapat pada penderita sindrom Jacob, yakni:
- Letak
telinga di bawah posisi normal
- Tulang
pipi rata
- Jari
tangan terlihat melengkung
- Postur
tubuh sangat tinggi
- Ukuran
kepala cenderung lebar
- Jarak
antara kedua mata tampak lebar
- Kelainan
tulang belakang, misalnya skoliosis
Karena gejalanya tidak khas
dan bisa mirip dengan beberapa penyakit lain, maka dibutuhkan pemeriksaan medis
lebih lanjut dari dokter untuk mendiagnosis sindrom Jacob.
Dokter akan melakukan
pemeriksaan fisik, evaluasi tumbuh kembang, dan pemeriksaan genetik untuk
memastikan apakah seseorang menderita sindrom Jacob. Untuk mendeteksi sindrom
Jacob sedini mungkin, dokter kandungan perlu melakukan pemeriksaan
genetik atau pemeriksaan kromosom sejak janin masih di dalam
kandungan.
Bisakah Sindrom Jacob
Disembuhkan?
Hingga saat ini, belum ada
metode pengobatan yang efektif untuk menangani sindrom Jacob. Langkah
pengobatan yang dilakukan hanya bertujuan untuk meringankan gejala yang muncul
serta membantu dan melatih para penderitanya agar dapat hidup dengan normal.
Beberapa langkah penanganan
yang dapat dilakukan, yaitu terapi bicara, fisioterapi, terapi
okupasi, dan terapi belajar. Untuk pasien sindrom Jacob yang sudah dewasa,
penanganan dari dokter Andrologi mungkin akan diperlukan untuk
mengatasi gangguan kesuburan.
Sindrom Jacob memang kerap
kali tidak disadari oleh penderitanya karena sulit terdeteksi. Oleh karena itu,
pasien yang dicurigai memiliki sindrom Jacob dianjurkan untuk menjalani
pemeriksaan kesehatan secara rutin sebagai bentuk deteksi dini sindrom Jacob.
Hal
ini penting dilakukan agar langkah penanganan dapat dilakukan secara cepat dan
tepat, sehingga gejala yang muncul dapat dikendalikan dan tidak terlalu
mengganggu kualitas hidup.
Post A Comment:
0 comments: