Ada banyak faktor yang dapat menyebabkan cedera saraf tulang belakang, mulai dari trauma akibat kecelakaan hingga jatuh dari ketinggian. Dampaknya pada tubuh juga beragam, tergantung pada lokasi terjadinya cedera serta derajat keparahannya.
Di dalam tubuh manusia terdapat sekumpulan serat saraf yang lunak dan
memanjang dari dasar otak ke punggung bagian bawah. Bagian ini disebut juga
dengan saraf tulang belakang, dan posisinya dilindungi oleh tulang belakang.
Saraf tulang belakang berfungsi untuk menyampaikan pesan antara otak dan
seluruh bagian tubuh. Karena fungsinya menghubungkan antara otak dan
bagian-bagian tubuh lainnya, maka cedera pada saraf tulang belakang dapat
mengakibatkan gangguan saraf dan fungsi organ.
Penyebab Terjadinya Cedera Saraf Tulang Belakang
Cedera saraf tulang belakang bisa disebabkan oleh cedera langsung dan
cedera tidak langsung.
Cedera langsung biasanya disebabkan oleh kecelakaan atau peristiwa
kekerasan yang merusak struktur tulang belakang. Sementara itu, cedera tidak
langsung dapat disebabkan oleh penyakit pada tulang, jaringan, atau pembuluh
darah di sekitar saraf tulang belakang.
Beberapa contoh kecelakaan atau kekerasan yang bisa menyebabkan cedera
saraf tulang belakang antara lain:
- Jatuh dari ketinggian
- Kecelakaan kendaraan bermotor yang menyebabkan
benturan pada wajah, leher, punggung, atau dada
- Cedera pada kepala atau
tulang belakang saat berolahraga
- Luka tusuk atau tembak yang
mengenai tulang belakang
- Terjun ke air dangkal dengan
bagian bawah tubuh terbentur lebih dahulu
- Memutar tubuh bagian tengah
terlalu kencang atau terlalu kuat
- Tersengat listrik
Gejala Cedera Saraf Tulang Belakang
Secara umum, ada beberapa gejala yang mungkin muncul akibat cedera saraf
tulang belakang, di antaranya:
- Mati rasa atau kesemutan
- Kesulitan mengontrol buang
air besar atau kencing
- Kesulitan berjalan
- Kesulitan bernapas karena
lemahnya otot perut, diafragma, dan interkostal (tulang rusuk)
- Hilangnya kemampuan
menggerakkan kaki atau lengan (lumpuh)
- Sakit kepala
- Pingsan atau tidak sadarkan
diri
- Syok
- Posisi kepala yang tidak
wajar
- Nyeri, kekakuan, atau
tekanan leher, punggung, dan anggota gerak tubuh
Gejala yang muncul akibat cedera saraf tulang belakang ini tergantung
pada lokasi saraf tulang belakang mana yang terkena.
Dampak Cedera Saraf Tulang Belakang pada Tubuh
Cedera pada saraf tulang belakang merupakan salah satu jenis cedera
fisik yang sangat serius dan dampaknya bisa bersifat jangka panjang.
Informasi dari otak ke seluruh bagian tubuh atau sebaliknya akan
terganggu bila terdapat cedera pada saraf tulang belakang. Hal ini dapat
menimbulkan penurunan kemampuan tubuh dalam bergerak (motorik) dan merasa
(sensorik), baik sebagian maupun seluruh anggota tubuh.
Dampak cedera saraf tulang belakang tergantung pada tingkat kerusakan
yang terjadi. Pada cedera ringan, mungkin gangguan saraf sensorik dan motorik
belum terjadi. Pada cedera yang berat, dapat terjadi kerusakan saraf yang menyebabkan
kelemahan, mati rasa, hingga kelumpuhan pada bagian tubuh
tertentu.
Misalnya, cedera saraf tulang belakang bagian bawah dapat memengaruhi
fungsi seksual serta kontrol saraf dan otot ke kandung kemih, usus, dan kaki.
Sedangkan cedera saraf tulang belakang pada area leher, dapat memengaruhi
otot-otot pernapasan.
Bahkan, bila cedera mengenai bagian atas leher, penderita dapat
mengalami kesulitan bernapas, hingga membutuhkan alat bantu pernapasan.
Penanganan Cedera Saraf Tulang Belakang
Jika seseorang mengalami kecelakaan atau kekerasan yang berisiko
menyebabkan cedera saraf tulang belakang, maka harus segera mendapatkan
pertolongan medis di rumah sakit. Perawatan sedini mungkin oleh dokter
spesialis saraf dapat mengurangi risiko komplikasi jangka panjang dan
meminimalkan risiko kematian.
Ada beberapa langkah yang dilakukan oleh tim medis untuk menangani
pasien cedera saraf tulang belakang. Berikut penjelasannya:
Memastikan jalan napas pasien aman
Penanganan awal yang sangat penting dilakukan dokter adalah memastikan
jalan napas pasien aman dan pasien dapat bernapas sendiri.
Jika terdapat tanda-tanda kesulitan bernapas, alat bantu
napas perlu dipasang untuk memastikan pasien dapat bernapas dengan maksimal.
Selain itu, dokter juga perlu menstabilkan tanda-tanda vital dan mengevaluasi
kerusakan saraf yang terjadi pada pasien.
Pemberian obat kortikosteroid
Pemberian obat kortikosteroid, termasuk dexamethasone dan
metilprednisolon, mungkin akan diberikan oleh dokter kepada pasien untuk
meredakan pembengkakan saraf. Pemberian obat-obatan kortikosteroid ini
dilakukan selambat-lambatnya 8 jam setelah terjadi cedera saraf tulang
belakang.
Tindakan operasi atau pembedahan saraf
Prosedur pembedahan saraf juga bisa menjadi pilihan
untuk mengatasi cedera saraf tulang belakang dengan tujuan sebagai berikut:
- Mengeluarkan cairan, darah,
atau jaringan yang menekan saraf tulang belakang
- Meluruskan kembali tulang
belakang
- Menyatukan kembali tulang
belakang yang patah
- Mengeluarkan fragmen tulang
atau benda asing yang terdapat pada tulang belakang
Pertimbangan untuk melakukan tindakan operasi ini perlu disesuaikan
dengan kondisi pasien, serta berat ringannya derajat kerusakan yang terjadi.
Selama proses pemulihan, pasien disarankan untuk beristirahat penuh (bed
rest). Selain itu, fisioterapi, terapi okupasi, dan
rehabilitasi diperlukan untuk menunjang proses penyembuhan dan mencegah
kerusakan lebih lanjut.
Hingga kini belum ada pengobatan yang dapat menyembuhkan cedera saraf
tulang belakang sepenuhnya. Oleh karenanya, langkah pencegahan terbaik adalah
senantiasa berhati-hati dalam berkendara dan utamakan keselamatan ketika
bekerja, terutama bagi para pekerja lapangan.
Jika Anda mengalami keluhan
terkait saraf tulang belakang, segeralah berkonsultasi ke dokter untuk
mendapatkan penanganan yang tepat.
Post A Comment:
0 comments: