Tulang belikat bersayap merupakan kondisi ketika tulang belikat tampak menonjol hingga bentuknya menyerupai sayap. Kondisi ini tak boleh disepelekan karena sering kali menimbulkan nyeri dan mengganggu aktivitas sehari-hari. Oleh karena itu, kondisi tersebut perlu segera ditangani.
Tulang belikat bersayap
merupakan kondisi anatomis yang jarang terjadi. Kondisi ini terjadi akibat
gangguan saraf di otot yang menyangga tulang belikat, sehingga terjadi
ketidakseimbangan dan pergerakan tidak normal pada tulang belikat.
Kondisi ini membuat
penderitanya mengeluh nyeri dan kesulitan saat mengangkat lengan melebihi bahu,
misalnya saat menyisir rambut, mengganti pakaian, atau bermain tenis.
Penyebab Tulang
Belikat Bersayap
Tulang belikat bersayap
umumnya disebabkan oleh adanya kerusakan pada salah satu dari tiga saraf yang
mengontrol otot di lengan, punggung, dan leher, yaitu otot serratus anterior,
trapezius, atau rhomboid.
Kerusakan salah satu dari
tiga saraf tersebut dapat dipicu oleh beberapa faktor, di antaranya:
1. Cedera gerakan
berulang
Kondisi tulang beliat
bersayap bisa disebabkan oleh kebiasaan buruk yang dilakukan secara berulang,
seperti mengangkat beban terlalu berat, menopang kepala dengan tangan saat
berbaring, atau berolahraga secara berlebihan tanpa pemanasan.
2. Cedera traumatis
Benturan keras dan trauma
benda tumpul, misalnya akibat dipukul oleh kayu atau batu, juga bisa melukai
saraf yang mengontrol otot-otot leher, punggung atas, dan bahu sehingga
menyebabkan tulang belikat bersayap.
Selain itu, dislokasi
bahu akibat kecelakaan lalu lintas atau terjatuh dari ketinggian juga
dapat menyebabkan kondisi ini.
3. Cedera
nontraumatis
Hal lainnya yang
menyebabkan tulang belikat bersayap adalah cedera nontraumatis atau yang tidak
disebabkan oleh benturan fisik. Berikut ini adalah beberapa kondisi yang dapat
melukai saraf di sekitar tulang belikat:
- Reaksi alergi terhadap
obat-obatan
- Keracunan obat atau
overdosis
- Paparan racun, seperti insektisida
- Kondisi medis tertentu,
seperti penyakit polio, iritasi saraf di leher, dan distrofi
otot
4. Tindakan medis
Tindakan medis tertentu di
area ketiak, seperti operasi pengangkatan tulang rusuk dan operasi
pengangkatan payudara, diyakini dapat meningkatkan risiko kerusakan saraf
sehingga dapat memicu tulang belikat bersayap. Namun, kondisi ini umumnya
sangat jarang terjadi.
Cara Mengatasi
Tulang Belikat Bersayap
Untuk mengetahui bagian
otot mana yang mengalami masalah, dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan
elektromiografi untuk menguji otot-otot penggerak tulang belikat.
Setelah mengetahui otot
yang bermasalah, dokter akan menentukan beberapa cara untuk mengatasi masalah
tulang belikat bersayap, di antaranya:
Pemberian
obat-obatan
Dokter akan meresepkan
obat-obatan berupa obat pelemas otot, obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS),
atau kombinasi kedua obat tersebut. Pengobatan ini biasanya diberikan untuk
mengurangi rasa nyeri ketika tangan digerakkan.
Fisioterapi
Untuk kasus tulang belikat
bersayap yang ringan atau terjadi karena cedera gerakan berulang, biasanya
dokter merekomendasikan pasien untuk menjalani fisioterapi atau
terapi fisik.
Selama masa fisioterapi,
pasien dianjurkan untuk mengenakan alat penyangga atau braces dan alat
penyangga tangan atau arm
sling guna mempercepat pemulihan.
Operasi
Prosedur operasi akan
menjadi opsi terakhir jika pengobatan terapi fisik tidak berhasil atau tulang
belikat bersayap terjadi akibat cedera traumatis. Pada prosedur ini, dokter
akan memperbaiki jaringan saraf maupun otot yang bermasalah dan mengembalikan
tulang belikat ke posisi normal.
Setelah menjalani operasi,
pasien akan diminta untuk menjalani pemulihan yang disertai dengan terapi fisik.
Lamanya waktu pemulihan pun bisa berbulan-bulan atau bahkan beberapa tahun,
tergantung penyebab dan tingkat keparahan tulang belikat bersayap.
Kondisi tulang belikat
bersayap memang kondisi yang tidak boleh disepelekan. Jika Anda merasakan
gejala nyeri di leher, bahu, maupun punggung, atau sulit mengangkat lengan
melebihi bahu, segera periksakan diri ke dokter guna mendapat
pemeriksaan dan pengobatan yang tepat.


Post A Comment:
0 comments: