Rehabilitasi medik adalah terapi yang dilakukan guna mengembalikan fungsi tubuh yang mengalami masalah, misalnya saraf terjepit, cedera, patah tulang, dan kelumpuhan akibat stroke. Rehabilitasi medik juga biasanya diperlukan setelah pasien menjalani operasi tertentu.
Ketika mengalami kondisi,
seperti patah tulang, lumpuh, atau gangguan saraf, seseorang bisa
mengalami gangguan pergerakan tubuh atau bahkan kecacatan. Hal ini tentu bisa
mengganggu kualitas hidup dan menyebabkan kesulitan dalam menjalani aktivitas
atau pekerjaan sehari-hari.
Untuk mendukung proses
pemulihan dan melatih kemampuan tubuh pasien agar bisa kembali bergerak dan
beraktivitas seperti sedia kala, dokter umumnya akan menyarankan mereka untuk
menjalani program rehabilitasi medik. Salah satu contoh program rehabilitasi
medik adalah fisioterapi.
Beragam Kondisi
yang Memerlukan Rehabilitasi
Berikut adalah beberapa
kondisi atau gangguan medis yang memerlukan rehabilitasi medik:
1. Rehabilitasi
pada penderita jantung
Rehabilitasi jantung merupakan
program rehabilitasi medik yang dirancang untuk mendukung pemulihan dan
perbaikan kondisi jantung dan pembuluh darah.
Rehabilitasi ini ditujukan
bagi pasien penyakit kardiovaskular, seperti serangan jantung atau
gagal jantung, serta pasien yang menjalani tindakan medis pada jantung,
misalnya angioplasti atau operasi jantung.
Sebelum menjalani
rehabilitasi medik, pasien akan menjalani pemeriksaan dari dokter terlebih
dahulu untuk menilai fungsi jantungnya.
Pemeriksaan tersebut di
antaranya adalah pemeriksaan fisik dan tes penunjang, seperti rekam
jantung (EKG), ekokardiografi, tes darah untuk menentukan kadar kolesterol dan
enzim jantung, hingga stress
test yang dilakukan dengan bantuan sepeda atau treadmill.
Setelah itu, dokter akan
memberikan pengobatan atau tindakan medis untuk menangani kondisi pasien. Untuk
mendukung pemulihan jantung, dokter juga akan memberikan program rehabilitasi
jantung yang terdiri dari olahraga atau latihan fisik serta edukasi hidup sehat
bagi pasien.
2. Rehabiltasi pada
penderita stroke
Rehabilitasi stroke merupakan
salah satu langkah penanganan yang penting dilakukan pada pasien stroke.
Melalui rehabilitasi medik, kemampuan serta kekuatan gerak tubuh mereka
diharapkan bisa kembali pulih. Setelah itu, pasien juga akan dilatih untuk bisa
kembali beraktivitas dengan lebih mandiri.
Beberapa program dan metode
rehabilitasi stroke mencakup aktivitas fisik, seperti latihan keterampilan
motorik, psikoterapi, terapi wicara, serta terapi okupasi.
3. Rehabilitasi
pada penderita hernia nucleus pulposus
Hernia nucleus pulposus (HNP) merupakan penyakit di
mana bantalan saraf tulang belakang keluar dari ruas tulang belakang sehingga
menjepit saraf di dalamnya. Kondisi ini biasanya disebut dengan istilah saraf
kejepit.
HNP bisa menyebabkan nyeri
berat pada punggung atau leher, kelemahan anggota gerak tubuh, hingga
kelumpuhan. Untuk menangani kondisi ini, dokter bisa memberikan obat-obatan,
melakukan fisioterapi, atau operasi.
Biasanya rehabilitasi medik
pada pasien HNP diberikan dalam kurun waktu beberapa minggu hingga beberapa
bulan. Tujuannya adalah untuk meringankan nyeri punggung serta memperbaiki
posisi saraf dan tulang belakang pasien.
Metode rehabilitasi medik
pada HNP bisa berupa terapi panas, terapi listrik, latihan fisik atau
olahraga untuk saraf terjepit, hingga penggunaan korset khusus untuk tulang
belakang.
4. Rehabilitasi
pada penderita penyakit paru obstruktif kronik
Penyakit paru obstruktif
kronik (PPOK) merupakan salah satu penyakit kronis pada paru-paru
yang bisa membuat penderitanya kesulitan untuk bernapas. Penyakit ini juga bisa
menyebabkan kadar oksigen pada tubuh pasien berkurang.
Rehabilitasi medik pada
penyakit ini penting agar pasien bisa bernapas dan beraktivitas dengan lebih
lancar, serta mencegah kekambuhan dan meringankan gejala yang dialami.
Program rehabilitasi medik
pada pasien PPOK umumnya berupa latihan fisik atau olahraga, seperti sepeda
statis, senam, dan latihan untuk memperkuat otot pernapasan. Melalui program
ini, penderita PPOK juga akan dilatih untuk bisa berhenti merokok.
5. Rehabilitasi
pada pasien yang menjalani amputasi
Pasien yang telah menjalani
amputasi tentu akan merasa stres atau bahkan depresi karena tubuhnya tidak lagi
bisa bergerak atau beraktivitas seperti dulu. Untuk mendukung pemulihan dan
melatih kemampuan mereka, dokter umumnya akan melakukan program rehabilitasi
medik.
Melalui program ini, pasien
akan dilatih dan dimotivasi untuk bisa kembali bergerak dan beraktivitas dengan
baik. Rehabilitasi medik pada pasien yang diamputasi juga mencakup latihan
penggunaan anggota tubuh prostetik.
Misalnya, pada pasien yang
kakinya diamputasi, dokter akan melatih mereka untuk menggunakan kaki palsu
atau prostetik agar bisa kembali berjalan.
Rehabilitasi medik juga
bisa didapatkan dalam bentuk terapi okupasi, terapi penglihatan,
dan terapi bicara, disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing orang. Pada
intinya, rehabilitasi medik bertujuan untuk mengembalikan fungsi tubuh yang
terganggu akibat menderita suatu kondisi atau penyakit.
Hasil akhir dari
rehabilitasi medik yang dilakukan tergantung dari tingkat keparahan kondisi
yang dialami dan kemampuan tim rehabilitasi yang menangani. Selain itu,
motivasi dan semangat pasien yang menjalani rehabilitasi medik juga berperan
penting dalam mendukung keberhasilan rehabilitasi.
Itulah ragam rehabilitasi
medik sesuai dengan kebutuhannya. Jika Anda memerlukan rehabilitasi medik,
berkonsultasilah dulu dengan dokter rehabilitasi medis agar dapat
ditentukan terapi yang sesuai dengan kondisi kesehatan dan kebutuhan Anda.
Post A Comment:
0 comments: