Cara Merawat Anak Kucing – Pada anak kucing yang baru lahir, ada beberapa hal yang penting untuk diperhatikan. Sebab, tidak berbeda jauh dengan bayi manusia, anak kucing yang baru lahir juga membutuhkan perawatan dari induknya, termasuk dalam hal pemberian susu, makanan, kehangatan tubuh, dan hal lainnya. 

Sebab, anak kucing yang baru lahir biasanya masih mengembangkan beberapa bagian tubuh, bulunya belum tumbuh sempurna, pencernaannya masih berkembang, serta masih harus mendapat asupan nutrisi yang baik. Sayangnya, beberapa induk kucing mungkin sudah melepaskan atau menghindar dari kewajiban memberi susu pada saat bayi kucing masih membutuhkan. 

Membantu Merawat Bayi Kucing 

Membantu Merawat Bayi Kucing 
Membantu Merawat Bayi Kucing 

makanan kucing yang baik menjaga kesehatan kucing peliharaan cara membersihkan kucing cara memelihara kucing

Merawat anak kucing yang baru lahir adalah hal yang susah-susah gampang untuk dilakukan. Apalagi, jika hal tersebut baru pertama kali dilakukan. Namun jangan khawatir, ada beberapa tips yang bisa coba diterapkan untuk merawat anak kucing yang baru lahir, di antaranya: 

1.Asupan Susu 

Pada awal kehidupan kucing, setidaknya empat minggu pertama, asupan susu dari induknya adalah hal yang paling penting. Sebab, susu dari induk kucing memiliki kandungan nutrisi yang dibutuhkan untuk perkembangan bayi kecil. Jika anak kucing yang baru lahir tidak mendapatkan susu dari induknya, penting bagi pemilik untuk memberikan asupan serupa atau yang memiliki formula khusus. Coba tanyakan pada dokter hewan seputar nutrisi apa saja yang dibutuhkan bayi kucing dan dari mana mendapatkannya. Jika memungkinkan, carilah “ibu angkat” untuk anak kucing, yaitu kucing lain yang sedang menyusui juga.

2.Pola Tidur 

Selain asupan susu, penting juga untuk memperhatikan dan mengetahui pola tidur anak kucing yang baru lahir. Bayi kucing dilahirkan buta alias fungsi mata dan penglihatannya belum sempurna. Karena itu, bayi kucing mungkin akan terlihat membuka mata kapan saja dan di mana saja. Padahal, bisa jadi kucing sedang tertidur saat matanya terbuka. Maka dari itu, penting untuk selalu menjaga kehangatan dan kenyaman kucing yang baru lahir agar tidurnya tidak terganggu. 

3.Frekuensi Makan 

Kamu mungkin bertanya-tanya, seberapa sering anak kucing yang baru lahir perlu diberi makan. Pada empat minggu pertama, bayi kucing hanya membutuhkan asupan susu. Baru setelahnya kamu bisa mulai merencanakan untuk memberi makanan pada bayi kucing. Mulailah dengan memilih makanan yang lunak dan bisa dengan mudah dicerna. Selain itu, perhatikan juga waktu makan pada anak kucing yang baru lahir. 

Pada anak kucing yang baru lahir, susu bisa diberikan setiap 1-2 jam sekali. Pada usia tiga hingga empat minggu, susu bisa mulai diberikan menggunakan mangkuk dan tambahkan makanan anak kucing yang lunak sebanyak empat hingga enam kali sehari. Saat anak kucing berusia enam hingga 12 minggu, makanan diberikan empat kali sehari dan asupan susu mulai dikurangi. Pada anak kucing yang sudah berusia di atas enam bulan, makanan diberi tiga kali sehari. 

Ketahui Seluk-Beluk Merawat Anak Kucing

Ketahui Seluk-Beluk Merawat Anak Kucing
Ketahui Seluk-Beluk Merawat Anak Kucing

Siapa yang bisa menahan gemas dan lucunya anak kucing? Anak kucing menjadi hewan peliharaan yang paling populer. Namun, anak kucing tidak hanya gemas dan lucu, mereka juga memerlukan perawatan dan kasih sayang. Jika kamu memelihara anak kucing, maka kamu harus menggali banyak informasi mengenai seluk beluk merawatnya. 

Merawat anak kucing memang membutuhkan persiapan yang baik. Kamu harus mengetahui apa yang diperlukan dan cara terbaik untuk merawatnya. Jika kamu memberikan perawatan dan pelatihan yang tepat sejak kucing masih kecil, maka itu meningkatkan peluang mereka tumbuh menjadi kucing yang sehat dan dapat menyesuaikan diri dengan baik. 

Berikut ini hal yang perlu diketahui dalam merawat anak kucing, yaitu: 

  • Nutrisi

Anak kucing harus diberi makan dengan kombinasi makanan kemasan berkualitas tinggi dan beberapa makanan alami untuk memastikan kecukupan nutrisi yang seimbang. Hindari memberikan susu sapi kepada anak kucing, namun pastikan mereka memiliki akses ke air bersih yang sehat setiap saat. 

  • Sediakan Tempat Tidur yang Nyaman

Meskipun mungkin anak kucing berbagai tempat tidur dengan kamu, tetap penting untuk menyediakan tempat tidur kering yang nyaman khusus untuknya. Gunakan tempat tidur yang nyaman, aman, mudah dibersihkan dan dikeringkan, serta letakkan tempat tidur di tempat yang nyaman. 

  • Sediakan Baki Kotoran

Letakkan baki kotoran di tempat yang tenang dan nyaman untuk digunakan anak kucing saat dia perlu ke toilet.  

  • Berikan Waktu Bermain

Waktu bermain penting untuk ikatan antara kamu dan anak kucing kesayangan kamu. Anak kucing sangat suka bermain dan punya rasa ingin tahu yang tinggi.

Ia menghabiskan sebagian energinya untuk bermain dan berinteraksi dengan pemiliknya. Cobalah mainkan berbagai Jenis Kucing  mainan kucing dan coba berikan permainan yang berbeda agar kucing tidak bosan. Mainan yang mungkin ia suka yaitu mainan yang dapat dikejar dan ditangkap. 

  • Perawatan Rutin

Perawatan rutin seperti menyikat rambut adalah hal penting terutama untuk kucing berambut sedang dan berbulu panjang. Mulailah untuk merawat anak kucing sejak dini supaya menjadi aktivitas rutin yang menyenangkan.

Berikan anak kucing hadiah cemilan yang lezat, pujian, dan tepukan atau elusan. Dengan cara ini, anak kucing akan dipenuhi hal-hal positif sehingga dapat memudahkan hubungan kamu dan anak kucing. 

Perawatan menghilangkan debu, kulit mati, rambut rontok, dan kusut dapat membantu mencegah kucing mengalami hairball. Karena beberapa kucing akan menelan bulunya ketika merawat sendiri, terutama kucing yang berbulu panjang. Dan ini bisa menumpuk di perut untuk akhirnya dimuntahkan. 

Perawatan anak kucing harus membuatnya nyaman. Hindari gerakan menarik rambut. Bulu yang kusut mungkin perlu dipangkas dengan hati-hati menggunakan gunting berhidung tumpul. Selain itu, selalu jauhkan gunting dari kucing dan pastikan kulitnya tidak tergores gunting. 

Secara umum, anak kucing tidak perlu dimandikan dan sebagian besar kucing merasa stres jika dimandikan. Sebaiknya hindari mandi kecuali direkomendasikan oleh dokter hewan karena alasan medis. 

Cara Merawat Anak Kucing Tanpa Induknya

Cara Merawat Anak Kucing Tanpa Induknya
Cara Merawat Anak Kucing Tanpa Induknya

“Anak kucing tidak dapat bertahan hidup sendiri, harus ada induknya. Namun, bagaimana jika induknya menghilang? Apa saja sih yang bisa kamu lakukan untuk merawatnya? Nah, kamu perlu tahu beberapa langkah untuk merawatnya agar tetap sehat.”

Kamu pasti pernah kan menemui anak kucing yang terus mengeong karena mungkin induknya tidak ada di sekitarnya. Terkadang, kamu ada keinginan untuk merawat anak kucing tanpa induk ini, tetapi tidak tahu cara yang tepat dalam melakukannya. Nah, untuk mengetahui beberapa cara dalam merawat anak kucing ini, baca ulasan berikut!

Berbagai Cara Merawat Anak Kucing Tanpa Induk

Kamu pasti ingin melakukan sesuatu saat melihat anak kucing yang tanpa induk, meski hal ini sangat menantang. Tentu saja manusia tidak dapat menjadi pengganti yang baik terhadap induk kucing dan tentunya tidak bisa sembarangan memberi makanan. Dengan mengasuh anak-anak kucing ini, kamu bisa menjaga kesehatan hewan tersebut untuk tetap hidup dan sehat.

Sebelum melakukan penyelamatan, kamu perlu menunggu sambil memperhatikan untuk beberapa saat. Pastikan apakah benar jika sang induk meninggalkannya atau hanya pergi sebentar untuk mencari makan. Jangan sampai salah langkah karena anak kucing akan lebih baik untuk dirawat oleh induknya dibandingkan oleh manusia.

Lalu, apa saja sih langkah yang bisa dilakukan sebagai cara merawat anak kucing tanpa induk? Berikut hal yang perlu dilakukan:

1. Memberikan Tempat Tinggal yang Hangat

Langkah pertama yang perlu dilakukan untuk merawat anak kucing tersebut adalah dengan membuat tempat khusus dengan menggunakan selimut dan tidak terkena angin. Kamu dapat menutupinya dengan bantal pemanas atau meletakkan botol air panas di dalam selimut dan pastikan tidak terlalu panas. Lakukan semua hal ini hingga usianya mencapai empat hingga enam minggu.

2. Berikan Pengganti Susu Anak Kucing

Sebelum memutuskan untuk merawat anak kucing tersebut, ada baiknya menghubungi tempat penampungan hewan. Hal ini dilakukan agar dapat menemukan kucing induk asuh untuk memastikan kebutuhan susunya terjamin. Apabila memang harus mengasuh sendiri, pastikan membeli pengganti susu kucing yang dirancang khusus untuk anak kucing. Jangan pernah memberikan susu sapi karena dapat menyebabkan gangguan pencernaan.

Perlu diketahui, anak kucing perlu diberi makan terus-menerus agar kebutuhan gizinya terjaga. anak kucing yang baru lahir biasanya menyusu setiap satu hingga dua jam. Nah, ketika memasuki usia 3 hingga 4 minggu, hewan berbulu ini mungkin perlu menyusu antara empat hingga enam kali per harinya.

3. Momen yang Tepat untuk Menyapih

Cara merawat anak kucing tanpa induk lainnya yang bisa dilakukan adalah kamu harus tahu waktu yang tepat untuk menyapih. Kamu perlu mengalihkannya dari botol susu saat usianya memasuki 3 atau 4 minggu. Mulailah menawarkannya susu formula di piring kecil agar ia lebih mudah untuk minum. Jika ia masih enggan, cobalah untuk mengambil beberapa tetes susu tersebut di jari dan jejalkan ke mulutnya.

Setelah sudah mulai agar besar, kamu bisa mengombinasikan susu formula dengan makanan kucing kalengan. Selama usianya belum cukup untuk mengonsumsi makanan kering, pastikan untuk memberikan susu sesuai dengan kebutuhannya agar nutrisinya tercukupi. Ketika kucing memasuki usia 6 atau 7 minggu, barulah pemberian makanan kering bisa dilakukan.

4. Eliminasi dan Latihan Pispot

Anak kucing tidak dapat buang air kecil atau besar sendirian hingga usianya 2-3 minggu. Hingga saat itu, ibunya perlu merangsang dengan metode eliminasi, yaitu menjilati sekitar anus dan alat kelaminnya. Nah, kamu dapat mensimulasikan ini dengan mengambil handuk hangat yang dibasahi dan menggosok dengan hati-hati di sekitar area anal dan genitalnya. Lakukan ini tiap selesai menyusui.

Pada usia 4 minggu, kamu dapat mulai melatih anak kucing untuk menggunakan kotak pasir dengan menempatkannya di dalamnya setiap selesai makan. Pilihlah kotak yang dangkal dengan setiap sisinya yang rendah atau gunakan kotak kardus lalu potong satu sisi agar lebih rendah.

Nah, itulah beberapa cara merawat anak kucing tanpa induk agar tetap sehat dan dapat tumbuh besar seperti sedang dirawat oleh induknya. Dengan melakukan semua hal tersebut, kamu mungkin saja dapat membuat kucing menjadi penurut. Saat kucing sudah dapat buang air di pispot, kamu bisa mencari orang yang ingin memeliharanya.

Cara Merawat Anak Kucing Baru Lahir Tanpa Induk

“Meningkatnya populasi kucing membuat banyak sekali ditemukan anak kucing yang baru lahir tanpa tahu ke mana sang induk pergi. Jika sudah begini, tentu bayi kucing tidak bisa mendapatkan ASI dari induknya. Lalu, apa yang harus dilakukan? Berikut cara mudah yang bisa kamu coba.”

Tidak dilakukannya sterilisasi membuat populasi anak kucing semakin meningkat setiap harinya. Sayangnya, sering kali ditemui, anak kucing baru lahir yang tidak memiliki induk, biasanya terpisah ketika sang induk sedang mencari makan atau dipindahkan oleh orang-orang yang tidak menyukai keberadaannya. 

Sayangnya, anak kucing baru lahir yang tidak memiliki induk tentu tidak akan mampu bertahan hidup dalam waktu lama. Tidak berbeda jauh dengan manusia, anak kucing yang baru lahir pun memiliki imunitas tubuh yang masih belum sempurna, sehingga masih sangat rentan terserang berbagai masalah kesehatan serius. Belum lagi dengan ancaman predator. 

Cara Merawat Anak Kucing Baru Lahir Tanpa Induk

Jika kamu mendapati anak kucing baru lahir yang tidak bersama induknya dan berencana membawa pulang untuk merawatnya, hal pertama yang perlu kamu pastikan adalah anak kucing tersebut memang tidak memiliki induk. Lalu, kamu bisa melakukan beberapa cara berikut ini. 

  • Segera Konsultasi ke Dokter Hewan

Pastikan anak kucing mendapatkan pemeriksaan kesehatan langsung dari ahlinya. Berdasarkan studi yang dimuat dalam The Cat, pemeriksaan kesehatan sejak dini pada anak kucing yang baru dilahirkan bisa membantu mencegah mereka dari bahaya penyakit yang rentan menyerang. 

  • Berikan Tempat yang Hangat

Selanjutnya, sediakan tempat yang kering, bersih, dan hangat untuk rumah anak kucing. Jika kamu menempatkannya dalam kotak, berikan alas berupa handuk atau selimut dan pisahkan dari hewan peliharaan lain jika kamu punya lebih dari satu peliharaan. Kamu perlu tahu bahwa anak kucing sangat mudah kedinginan, jadi kamu bisa menaruh botol berisi air panas untuk menciptakan suhu hangat dalam kotak. Namun, pastikan ukuran kotak cukup luas agar anak kucing tidak terlalu dekat dengan botol air panas tersebut. 

  • Berikan Susu Khusus Anak Kucing Baru Lahir

Anak kucing yang baru lahir tentu membutuhkan asupan susu untuk sumber energinya. Hindari memberikan susu sapi, sebaiknya berikan susu yang memang diformulasikan untuk anak kucing yang baru lahir. Kucing bisa memiliki intoleransi terhadap laktosa. Satu-satunya waktu hewan mengalami paparan laktosa, yaitu ketika induk kucing memberikan ASI pada anaknya. Hal tersebut akan memicu terbentuknya enzim laktase pada tubuh anak kucing. 

  • Berikan Pakan Khusus Anak Kucing

Selain susu, anak kucing ternyata juga membutuhkan sekitar 30 persen dari jumlah total energi yang berasal dari protein. Berikan pakan basah jika memang sudah waktunya, sesuaikan dengan usia kucing. Memasuki usia 5 sampai 6 minggu, hewan kecil ini sudah mulai perlu belajar mengunyah makanan kering dengan kandungan nutrisi terbaik, meski masih harus mengonsumsi susu. 

  • Ajari untuk Buang Kotoran pada Tempatnya

Sediakan tempat kucing buang air. Nantinya, mereka akan terbiasa untuk buang kotoran pada boks yang kamu sediakan. Ini tentu saja untuk menghindari kucing buang kotoran sembarangan dan membuat rumah menjadi bau. Rutin juga ganti litter kucing supaya tidak memicu munculnya penyakit. 

Nah, itu tadi beberapa cara merawat anak kucing baru lahir yang tidak memiliki induk yang bisa kamu coba lakukan di rumah. Jika memang sudah tiba waktunya, kamu bisa melakukan sterilisasi pada kucing tersebut, sehingga membantu mencegah populasi kucing yang semakin banyak. 

Tips Tepat Merawat Anak Kucing Persia

Tips Tepat Merawat Anak Kucing Persia

Kucing Persia membutuhkan perawatan ekstra ketimbang Jenis Kucing  lainnya. Jenis kucing ini salah satu ras paling tua, bahkan sudah ada sejak 1684 SM. Kucing Persia dikenal sebagai kucing yang lembut, pendiam, tidak terlalu aktif, dan cenderung mudah lelah.

Selain dari sifatnya, ciri fisiknya juga menuntut perhatian ekstra. Kucing Persia berbulu panjang dan lembut. Untuk itu, ia membutuhkan perawatan lebih aktif dari pemilik kucing, soalnya si kucing sendiri tidak dapat merawat bulu-bulunya sendiri.

Bulu Kucing Persia yang Khas

Ciri khas kucing Persia adalah bulunya yang panjang dan lembut. Untuk menjaga kesehatan bulunya yang berkilau, diperlukan perawatan aktif dari pihak pemilik kucing. Kucing Persia pun membutuhkan perawatan harian. 

Bukan hanya sekali saja, pemilik harus rajin menghilangkan simpul dan kotoran lainnya dari bulunya karena si kucing tidak dapat melakukannya sendiri. Butuh waktu lebih dari satu jam setiap harinya untuk menyikat kucing Persia. 

Bulu bawah kucing Persia cenderung mudah terlilit, jadi kamu harus memastikan bulu bawahnya tidak menggumpal, soalnya akan susah untuk dilepas dan akan menyakitkan. Ada banyak sikat yang tersedia untuk kucing, tetapi pemilik kucing Persia harus mencari sikat yang mampu menembus bulu panjang kucingnya. 

Terkadang juga kotorannya bisa tersangkut di bulu saking panjang dan lebatnya bulu kucing Persia. Area lain yang harus diperhatikan adalah perut dan kaki belakang kucing Persia. Bulu-bulu di bagian sini harus dipangkas secara teratur. Jika kamu tidak bisa melakukannya, sebaiknya minta profesional untuk melakukan perawatan khusus. 

Fitur Wajah yang Membuat Cepat Kotor

Kucing Persia dikenal memiliki tubuh pendek, bulat, dengan hidung pendek, mata besar, dan telinga kecil. Fitur wajah datar yang dimiliki kucing Persia dapat menyebabkan masalah pernapasan. 

Ini adalah alasan mereka tidak terlalu aktif, karena mereka tidak dapat bernapas semudah kucing lain sehingga mudah lelah. Fitur wajah juga membuat mata kucing Persia tidak terlindungi dengan baik, sehingga drainase air matanya bisa tidak begitu baik. 

Kucing Persia punya kecenderungan mengalami air mata lakrimal, yaitu keluarnya cairan di antara hidung dan matanya karena adanya lipatan di wajah. Air mata mengalir ke bawah lipatan dan kemudian teroksidasi, yang membuat wajah kucing terlihat kotor.

Kamu dapat menggunakan tisu khusus untuk mata kucing guna membantu menjaga kebersihan wajah kucing yang riskan tersebut. Namun, jika kamu melihat leleran mata yang berlebihan, terutama disertai dengan mata merah dan nyeri, segera hubungi dokter hewan.

Wajah datar kucing Persia juga dapat mempersulitnya waktu makan. Karenanya, kamu perlu mempersiapkan mangkuk khusus yang memudahkan si kucing untuk makan. dapat menghasilkan pelepasan karena ini. 

Beberapa kucing Persia yang berwarna putih atau terang sering kali mengalami perubahan warna bulu di bawah matanya dan hal ini disebabkan oleh bakteri yang menyebabkan kotoran tersebut berubah warna menjadi cokelat karat. 

Seperti halnya kucing lainnya, kucing Persia juga membutuhkan makanan bernutrisi dan punya pantangan jenis makanan yang tidak boleh dimakan yaitu: 

1. Alkohol, bahkan dalam jumlah yang sangat kecil dapat membuat kucing sangat sakit.

2. Cokelat.

2. Produk susu jika kucing dewasa tidak toleran terhadap laktosa yang berarti mereka tidak dapat mencerna laktosa yang ada dalam susu dan produk susu.

3. Daging dan ikan mentah.

4. Anggur dan kismis.

5. Bawang merah dan bawang putih.

6. Alpukat.

SUMBER : WIKIPEDIA , GOOGLE

Axact

ARTIKEL KESEHATAN

Bismillah...Blog ini merangkum beberapa artikel kesehatan yang ada di dunia maya sehingga menjadi sebuah blog kesehatan terpercaya. Kami mengucapkan terima kasih kepada narasumber artikel kesehatan, semoga artikel yang telah di baca banyak orang membawa manfaat dan penulis artikel pertama mendapatkan pahala dari Alloh.

Post A Comment:

0 comments: