Gigi Kucing – Tahukah kamu bahwa 8 dari 10 kucing di atas usia tiga tahun memiliki masalah gigi dan gusi? Salah satu penyebabnya adalah menumpuknya plak pada gigi kucing. Sama seperti manusia, plak bisa menumpuk pada gigi  kucing .

Perlukah Perawatan Gigi untuk Hilangkan Plak pada Kucing?

Plak adalah akumulasi dari air liur partikel makanan dan bakteri yang menempel pada gigi di dekat dan di bawah garis gusi. Bila dibiarkan, plak bisa mengeras dan membentuk karang gigi, yang kemudian akan mengiritasi gusi dan menyebabkan radang gusi. 

Penumpukan bakteri di mulut bisa masuk ke aliran darah dan menginfeksi organ lain, seperti hati, jantung, dan ginjal yang berpotensi menyebabkan masalah kesehatan yang serius. 

Jadi, koecing peliharaan kamu juga memerlukan perawatan gigi untuk menghilangkan plak. Membersihkan gigi-kucing secara sederhana di rumah sangat penting, namun koecing mungkin juga membutuhkan pembersihan gigi profesional. Berikut ulasannya.

Bagaimana Cara Mengetahui Adanya Masalah Gigi pada koecing ?

Pertama-tama, angkat bibir koecing peliharaan kamu dan periksa gigi dan gusinya. Gigi yang sehat harus terlihat putih, berkilau dan tidak tertutup plak atau karang gigi berwarna kuning kecokelatan. Bila kamu mencium bau yang tidak sedap dari mulut koecing , hal itu bisa menjadi pertanda adanya infeksi gusi, yang merupakan ciri gigi atau gusi yang tidak sehat.

Amati juga perilaku dan kebiasaan makan kucing peliharaan kamu. Bila kucing menjatuhkan makanan dari mulutnya, mengunyah hanya di satu sisi, atau bahkan tidak mau makan sama sekali, hal itu bisa menjadi pertanda adanya radang gusi yang parah.

Kadang-kadang, koecing dengan penyakit gigi yang parah tidak menunjukkan tanda-tanda sama sekali, karena mereka biasanya tidak rewel saat merasa tidak enak badan. Oleh karena itu, kamu perlu memeriksa gigi kucing peliharaan kamu secara berkala, terutama pada koecing yang lebih tua.

Cara Merawat Gigi Kucing Peliharaan

Menyikat gigi kucing adalah cara yang baik untuk menghilangkan plak pada hewan peliharaan kamu tersebut agar terhindar dari penyakit gigi. Idealnya, kamu perlu melakukan perawatan gigi pada kucing sejak ia masih kecil.

Meskipun gigi susu anak koecing tidak boleh disikat, anak kucing perlu membiasakan diri untuk disentuh giginya sejak dini agar ia siap untuk mendapatkan perawatan gigi nantinya. Berikut tips memulai perawatan gigi pada kucing:

  • Minta dokter hewan untuk menunjukkan cara menyikat gigi kucing dengan benar.
  • Beli pasta gigi yang diformulasikan khusus untuk koecing . Hindari menggunakan pasta gigi manusia pada koecing .
  • Mulailah dengan meletakkan pasta gigi kucing di ujung jari kamu dan memberikannya pada koecing untuk dijilat. Lakukan ini setiap hari selama beberapa hari sampai ia terbiasa dengan rasa dan teksturnya.
  • Kemudian, beli sikat gigi yang dirancang untuk koecing . Bila kamu memiliki lebih dari satu koecing , belilah satu sikat gigi untuk setiap koecing untuk menghindari penularan bakteri apa pun. Kamu juga bisa menggunakan sikat gigi bayi karena sikat ini cukup lembut, tapi hindari menyikat gigi kucing dengan jari karena kamu bisa tergigit secara tidak sengaja oleh koecing .
  • Pilih waktu yang bisa kamu ikuti setiap hari untuk menjadikan menyikat gigi sebagai bagian dari rutinitas hewan peliharaan kamu. Pilihlah waktu saat kamu berdua dalam keadaan yang rileks, sehingga kamu dan kucing bisa merasa nyaman.
  • Minta kucing kembali mendekat bila ia mencoba menjauh dari kamu saat kamu menyikat giginya. Kamu juga butuh bantuan orang lain untuk menggendongnya, namun lebih baik dekati kucing secara perlahan dengan berulang kali menyentuh mulut dan kepalanya, meyakinkan ia dengan kata-kata yang menenangkan atau menawarkan hadiah.

Tidak perlu terburu-buru menyikat gigi koecing , yang penting adalah ia bisa belajar memercayai pasta gigi, sikat gigi dan kamu.

  • Buka bibir  koecing kamu secara perlahan dan cukup sentuh gigi mereka dengan sikat gigi kucing terlebih dahulu, lalu berhenti dan beri hadiah pada koecing . Ulangi setiap hari selama beberapa hari sampai ia sudah benar-benar nyaman melakukannya. Baru setelah itu, kamu bisa mulai menyikat giginya dengan lembut.

Itulah penjelasan mengenai pentingnya perawatan gigi untuk menghilangkan plak pada koecing . Bila kamu menemukan adanya masalah gigi pada koecing peliharaan, bawa ia ke dokter hewan untuk mendapatkan perawatan gigi spesialis. Dokter hewan mungkin akan menghilangkan karang gigi dengan menggunakan getaran ultrasonik yang mampu menghilangkan plak dan karang gigi tanpa merusak permukaannya.

Fakta Menarik Seputar Gigi Kucing

kucing sehat dan gemuk kucing jantan dan betina kucing kesayangan digigit kucing

Sebagai pemilik kucing, menjadikan bulu kucing menjadi lembut adalah salah satu hal yang diidam-idamkan. Namun, pernahkah kamu memperhatikan juga kebersihan mulut kucing dan giginya? Bagian dalam mulut kucing adalah misteri bagi banyak pemilik hewan peliharaan karena sangat jarang pemilik kucing yang benar-benar memperhatikannya. 

Namun, tahukah kamu bahwa menjaga betul-betul kondisi kesehatan gigi koecing sebenarnya sangat penting? Tak beda dengan manusia, dengan memastikan kesehatan gigi dan mulut koecing maka, kamu juga telah berupaya menjaga kesehatan dan kebugaran mereka terjaga dengan baik. 

Fakta Seputar Gigi Kucing

Berikut ini adalah beberapa fakta seputar gigi kucing yang perlu kamu pahami:

Gigi Manusia dan Gigi Kucing Memiliki Beberapa Kesamaan

Meskipun gigi kucing terlihat sangat berbeda dari gigi manusia, manusia dan koecing adalah makhluk diphyodont, yang berarti memiliki dua set gigi yang berurutan. Set pertama , gigi sulung atau gigi susu akan rontok saat masih muda. Kemudian, satu set gigi permanen masuk atau tumbuh.

Namun, garis waktu perawatan gigi kucing sedikit lebih cepat daripada manusia. koecing dilahirkan tanpa gigi, tetapi gigi susu mereka mulai tumbuh ketika mereka berusia sekitar 2 minggu. Kemudian, gigi susu mulai tanggal sekitar 3 bulan untuk memberi ruang bagi gigi permanen. Jika dirawat dengan benar, gigi permanen kucing akan bertahan seumur hidupnya.

Kucing memiliki 26 gigi susu dan 30 gigi permanen. Sebagai perbandingan, manusia memiliki 20 gigi susu dan 32 gigi permanen, dan anjing memiliki 28 gigi susu dan 42 gigi permanen.

Gigi Kucing Dioptimalkan untuk Berburu

Bentuk mahkota gigi kucing mencerminkan fungsi karnivora sejati. Gigi kucing dibuat untuk mengoyak dan merobek mangsanya seperti koecing hutan. Gigi taring besar tersebut dioptimalkan untuk menusuk kulit mangsanya. Tentu saja, itu berarti gigitan kucing sangat menyakitkan sehingga kamu harus berhati-hati.

Gigi yang Berbeda Memiliki Fungsi yang Berbeda Juga

Gigi seri kucing, yakni gigi kecil yang ada di antara gigi taring di depan mulut koecing , tidak banyak berguna saat berburu. Namun, mereka sangat membantu jika kucing harus menggigit sesuatu. Beberapa kucing juga menggunakan gigi seri mereka untuk mengunyah cakar dan mencabut potongan kuku yang lepas, serta menggaruk area tubuh yang gatal.

Gigi Kucing Tidak Berlubang

koecing tidak pernah mengalami gigi berlubang seperti manusia mengalami gigi berlubang, yang juga dapat disebut sebagai “karies”. Ini karena bentuk gigi mereka. Tidak seperti manusia dan anjing, kucing tidak memiliki tabel oklusal (permukaan horizontal) pada gigi gerahamnya; dengan demikian, mereka tidak mengembangkan lesi karies. Bakteri pemakan gula yang menyebabkan karies tumbuh subur di lubang dan lekukan yang biasanya ditemukan di tabel oklusal, yang dimaksudkan untuk menggiling makanan.

Sejauh ini gigi berlubang tidak pernah dilaporkan pada koecing domestik karena kombinasi bentuk gigi dan pola makannya. Satu-satunya gigi berlubang yang dilaporkan pada koecing adalah fosil dari abad ke-13.

Namun, Kucing Bisa Memiliki Masalah Gigi Lainnya

Seperti manusia, koecing juga dapat mengembangkan penyakit periodontal (penyakit gusi, suatu kondisi yang melemahkan struktur yang menopang gigi), serta peradangan mulut yang parah yang disebut gingivostomatitis dan kanker mulut.

Mereka juga rentan terhadap kondisi yang disebut resorpsi gigi. Ini terjadi ketika struktur dalam satu atau lebih gigi diserap kembali dan akhirnya diganti dengan bahan seperti tulang. Ini bisa sangat menyakitkan bagi  kucing .  

Resorpsi gigi mungkin sulit untuk didiagnosis, karena gejalanya berkisar dari lubang gigi yang sebenarnya hingga titik merah kecil di garis gusi. Jika dokter hewan mendiagnosis resorpsi gigi, kemungkinan besar dokter akan merekomendasikan pencabutan gigi.

Kucing Jarang Menunjukkan Sakit Gigi

koecing menyembunyikan rasa sakit mereka, dan gejala paling umum yang bisa dilihat pada kucing dengan masalah gigi adalah tidak ada gejala sama sekali. Oleh karena itu, pemilik koecing hanya akan mengetahui masalah gigi pada kucing melalui pemeriksaan rutin dengan dokter hewan. 

Kamu juga perlu tetap rajin melibatkan mengawasi air liur, gusi merah dan perubahan kebiasaan makan kucing, serta mencatat setiap perubahan pada napas kucing. Masalah kesehatan mulut pada kucing juga sering kali adanya bau busuk yang berbeda dari mulutnya, 

Kucing Masih bisa Makan Setelah Giginya Dicabut

Jika kucing didiagnosis dengan masalah gigi yang memerlukan pencabutan, jangan terlalu tertekan. Kucing bisa makan makanan basah dan makanan kering tanpa sebagian atau bahkan seluruh giginya dan mereka bisa hidup lama dan sehat.

Lebih penting memiliki mulut yang sehat dan bebas rasa sakit daripada memiliki mulut yang penuh gigi. Selain itu, jika dokter hewan menyarankan untuk mencabut gigi kucing, gigi tersebut kemungkinan besar akan menyakitkan bagi koecing , sehingga akan terasa jauh lebih baik setelah dicabut.

Fakta Unik tentang Gigi Kucing

Fakta Unik tentang Gigi Kucing

Kucing sering menjadi hewan peliharaan pilihan, karena memiliki tingkah yang menggemaskan. Meski lucu dan menggemaskan, kucing tetap memiliki sifat-sifat dasar hewan, termasuk bisa menggigit saat sedang merasa terancam atau sekadar untuk bercanda. Sebagai pemilik hewan peliharaan, pernahkan kamu penasaran dan bertanya-tanya tentang gigi kucing? Berapa jumlahnya dan bagaimana susunannya? 

Pada dasarnya, gigi kucing tidak berbeda jauh dengan gigi manusia. Pada saat baru dilahirkan, bayi koecing tidak memiliki gigi sama sekali. Setelah memasuki usia beberapa minggu, baru mulai muncul “gigi bayi” alis gigi sementara kucing. Memasuki usia 3 bulan, gigi sementara yang sebelumnya muncul akan digantikan dengan gigi kucing permanen. Tahukah kamu, jumlah gigi permanen pada kucing ternyata tidak berbeda jauh dengan manusia. Gigi koecing yang bersifat permanen ada 30, sementara gigi permanen manusia ada 32. 

Fakta Seputar Gigi Kucing 

Pada dasarnya, gigi kucing memiliki fungsi dan kondisi yang unik. Berikut beberapa fakta unik seputar gigi kucing yang perlu diketahui! 

1.Mengunyah Makanan 

Kucing adalah hewan karnivora, yaitu pemakan daging. Nah, gigi kucing berfungsi untuk membantu proses mengunyah makanan pada koecing . Hal ini juga yang menjadi penyebab gigitan kucing bisa terasa sangat menyakitkan. 

2.Anti Cavities 

Gigi kucing disebut anti cavities alias karies gigi. Artinya, berbeda dengan manusia, gigi kucing tidak bisa mengembangkan jenis penyakit ini. Meski begitu, ada beberapa jenis gangguan pada gigi yang bisa menyerang kucing, termasuk kerusakan struktur gigi hingga kanker mulut. Sakit gigi pada koecing cenderung jarang terjadi, dan seringnya muncul tanpa gejala. Sehingga pemilik koecing mungkin jarang menyadari bahwa hewan peliharaannya sedang sakit gigi. 

3.Bisa Makan Tanpa Gigi 

Meskipun gigi memiliki fungsi mengunyah makanan, koecing nyatanya tetap bisa makan tanpa gigi. Kucing tetap bisa mengunyah makanan meski ada sebagian atau semua giginya mengalami gangguan. 

4.Pemeriksaan Gigi Rutin 

Untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut koecing , disarankan untuk membawa hewan peliharaan melakukan pemeriksaan gigi secara rutin. Selain pemeriksaan kesehatan, penting juga untuk selalu membersihkan atau menyikat gigi koecing secara teratur. Hal ini penting dilakukan untuk mencegah pertumbuhan bakteri di mulut yang bisa menjadi penyebab kerusakan pada gigi kucing. 

5.Latihan Sikat Gigi 

Menyikat gigi mungkin terdengar sulit bahkan mustahil dilakukan. Namun, dengan latihan yang tepat, hal ini bisa saja dilakukan sendiri di rumah. Menggosok gigi penting dilakukan untuk menjaga kesehatan rongga mulut koecing serta menurunkan risiko sakit gigi. Biar lebih mudah, sebaiknya lakukan latihan sikat gigi pada koecing sedini mungkin. Kamu bisa mulai membiasakan hal ini sejak koecing bayi atau masih memiliki deretan gigi sementara. Dengan begitu, koecing akan mengenali aktivitas ini dan sikat gigi bisa lebih mudah dilakukan. 

SUMBER : WIKIPEDIA , GOOGLE

Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Kucing

Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Kucing

“Pertumbuhan kucing akan melambat setelah berusia 12 bulan. Namun, pertumbuhan kucing bisa berbeda pada tiap kucing. Hal ini tergantung pada beberapa faktor, seperti jenis kelamin, urutan kelahiran, kesehatan induk, hingga genetik. Itulah pentingnya untuk memenuhi kesejahteraan kucing, mulai dari asupan makanan hingga kegiatan yang menyenangkan bagi kucing.”

Halodoc, Jakarta – Pertumbuhan kucing terbilang cepat. Itulah alasannya penting untuk memiliki pemahaman tentang pertumbuhan kucing dan apa saja kebutuhan nutrisi kucing sejak dini. Berbeda dengan anjing yang memiliki ukuran yang bervariasi, kucing tidak memiliki variasi ukuran antar ras. Ukuran kucing bergantung pada genetik dan faktor lainnya. 

Seekor kucing dewasa rata-rata memiliki berat 4,5 kilogram, sedangkan beberapa anak kucing biasanya memiliki berat 2-3 kilogram. Ada juga yang kucing yang memiliki timbangan 11 kilogram dengan kondisi kesehatan yang sama. Lantas, apa saja sebenarnya faktor yang mempengaruhi pertumbuhan kucing?

Baca juga: 3 Kegiatan Bermain dengan Hewan Peliharaan yang Wajib Dicoba

Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Kucing

Ras, jenis kelamin, dan faktor lainnya menentukan pertumbuhan kucing. Beberapa ras bisa tumbuh sangat besar, sementara ras lainnya tetap kecil dan mungil. Berikut beberapa faktor yang menentukan pertumbuhan kucing:

1. Jenis Kelamin

Kucing jantan tumbuh lebih lambat dan lebih besar dibandingkan betina. Seekor kucing jantan dapat tumbuh hingga 1 kilogram lebih besar dari betina. 

2. Steril

Mensterilkan atau memandulkan kucing tidak mempengaruhi seberapa besar kucing, tapi dapat mengubah tingkat metabolismenya. Hal tersebut dapat menambah berat badan jika kucing lebih suka tidur daripada bermain. 

3. Urutan Kelahiran

Semakin jauh ke bawah garis kelahiran anak kucing, semakin kecil juga pertumbuhannya hingga dewasa. Terutama jika induk kucing juga kecil dan induk yang melahirkan banyak anak kucing. 

4. Jumlah Saudara Kandung Kucing

 Terlalu banyak anak kucing dapat meregangkan jumlah susu yang tersedia dari induk kucing. Anak kucing dengan gizi buruk tumbuh lebih lambat dan berukuran lebih kecil.

5. Kesehatan Induk

Sama seperti spesies lain, kesehatan orangtua juga penting. Jika anak kucing berasal dari induk yang sangat disayangi dan dimanja, kemungkinan memiliki ukuran pertumbuhan yang ideal berdasarkan genetika. Jika induk tidak sejahtera, maka anaknya pun bisa lebih kecil.

6. Pola Makan

 Pola makan kucing yang tepat akan menghasilkan pertumbuhan yang tepat pula. Anak kucing harus mendapatkan pola makan yang seimbang dan bergizi selama tahun pertama kehidupannya. Beberapa mungkin membutuhkan makanan khusus anak kucing lebih lama. Namun, kebanyakan kucing dengan berat rata-rata 4,5 kilogram dapat beralih ke makanan dewasa, antara usia 10-12 bulan. 

7. Genetika

Ada beberapa faktor genetik yang dapat memberi sinyal jika kucing akan berukuran kecil saat dewasa, yaitu dwarfisme dan kelainan bentuk tulang. Dokter hewan biasanya akan menemukan kelainan pada kucing selama pemeriksaan rutin. 

Itulah pentingnya pemeriksaan kesehatan kucing secara rutin, terutama pada anak kucing. Dengan begitu kamu akan mengetahui laju pertumbuhan kucing serta kesehatannya. Kamu juga bisa berdiskusi dengan dokter hewan di aplikasi Halodoc mengenai kesehatan kucing. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga!

Kapan Pertumbuhan Kucing Berhenti?

Melansir dari Pet MD Anak koecing biasanya berhenti tumbuh pada usia sekitar 12 bulan. Anak kucing berusia 12 bulan setara dengan orang berusia 15 tahun. Mereka dianggap dewasa pada usia 18 bulan, yang setara dengan orang berusia 21 tahun. 

Meskipun banyak kucing berhenti tumbuh pada usia 12 bulan, tidak semua kucing berhenti tumbuh pada usia ini. Namun, jika kucing masih tumbuh, kecepatannya akan jauh lebih lambat, umumnya dari 12-18 bulan. Di samping itu, mungkin ada beberapa koecing yang membutuhkan waktu hingga 2 tahun untuk tumbuh sepenuhnya. 

Setelah mengetahui faktor-faktor mempengaruhi pertumbuhan kucing, kamu dapat melihat bahwa pertumbuhan setiap kucing bisa berbeda-beda, kondisi tersebut bergantung pada banyak hal. 

Nah, pastikanlah kucing mencapai kesejahteraan penuh dengan memberikan makanan bergizi dan seimbang, lengkap dengan vitamin dan mineral penting. Jangan lupa juga untuk memberikan banyak olahraga dan kasih sayang pada kucing peliharaanmu. 

Axact

ARTIKEL KESEHATAN

Bismillah...Blog ini merangkum beberapa artikel kesehatan yang ada di dunia maya sehingga menjadi sebuah blog kesehatan terpercaya. Kami mengucapkan terima kasih kepada narasumber artikel kesehatan, semoga artikel yang telah di baca banyak orang membawa manfaat dan penulis artikel pertama mendapatkan pahala dari Alloh.

Post A Comment:

0 comments: