Kucing Jantan dan Betina – “Perilaku kucing bisa mengindikasikan kondisi kesehatannya, apakah ia sedang sehat atau sakit. Jika kamu memelihara seekor kucing, kamu perlu memperhatikan setiap perilakunya, normal atau tidak. Nah, berikut perilaku umum yang dimiliki kucing jantan maupun betina.”

Perilaku Umum yang Dimiliki Kucing Betina dan Jantan

Perilaku Umum yang Dimiliki Kucing Betina dan Jantan

kucing yang paling menggemaskan kucing peliharaan sakit flu kucing kucing sehat dan gemuk

Saat ingin memelihara kucing, banyak orang yang mempertimbangkan jenis kelaminnya. Ada beberapa hal yang mungkin jadi pertimbangan. Misalnya, kucing betina lebih mudah berkembang biak jika tidak disteril, sehingga para pecinta kucing perlu berpikir dua kali jika nantinya kucing betina tersebut melahirkan. 

Sama seperti manusia, kucing betina dan jantan pun punya perilaku yang berbeda. Perbedaan perilaku ini juga bisa menjadi bahan pertimbangan oleh pecinta kucing. Misalnya, kucing LAKI cenderung lebih agresif dan kucing betina lebih penyayang. Meski punya beberapa perbedaan, ternyata ada beberapa perilaku umum yang dimiliki kucing betina maupun jantan lo. 

Perilaku Umum yang Dimiliki Kucing Betina dan Jantan

Kondisi kesehatan hewan bisa dilihat dari perilakunya. Perilaku yang ditunjukan kucing bisa menjadi indikasi kondisi kesehatannya, apakah ia sedang sakit atau baik-baik saja. Nah, berikut perilaku-perilaku yang umum dilakukan kucing betina maupun jantan:

1. Mengasah kukunya

Baik kucing betina maupun jantan sama-sama suka menggaruk benda apa pun yang ada disekitarnya. Biasanya, mereka mungkin lebih suka menggaruk-garuk sofa maupun gorden. Nah, supaya kucing tidak menggaruk benda sembarangan, kamu perlu membeli satu atau lebih tiang garukan kucing. Oleskan sedikit catnip pada tiang untuk menarik kucing menggaruk kukunya pada tiang. 

2. Agresif

Kucing betina atau kucing jantan bisa menjadi agresif karena berbagai alasan. Beberapa hal yang bisa membuat kucing agresif di antaranya sakit, stres, lapar, birahi lingkungan yang tidak nyaman, atau menyentuh anakan kucing dari ibunya.  

Pemicu keagresifan ini harus segera dicari tahu. Sebab, bila kucing yang agresif ternyata disebabkan oleh penyakit, maka penyakitnya harus segera diobati agar tidak semakin parah. 

Biasanya, kucing jantan cenderung lebih agresif terhadap kucing betina ketika teritorialnya diganggu. Di samping itu, kucing jantan juga bisa lebih agresif ketika mereka sedang birahi. Solusi yang paling tepat adalah mensterilkan kucing jantan. 

3. Aktif di malam hari

Kebanyakan kucing aktif di malam hari. Nah, perilaku yang satu ini mungkin bisa mengganggu istirahat kamu di malam hari.  Ada beberapa tips yang bisa kamu coba agar kucing mengurangi aktivitasnya di malam hari. Kucing juga cenderung tidur setelah makan besar. Nah, kamu bisa memberi makan kucing makanan utama mereka di malam hari untuk membuatnya tidur.

4. Mengeong

Saat kucing betina sedang birahi, mereka cenderung akan mengeong untuk memberi tahu lawan jenis bahwa mereka sedang dalam masa subur. Demikian juga kucing jantan, mereka akan mengeong ketika mendengar atau mencium bau kucing betina yang sedang berahi. Mengeong dan perilaku kawin lainnya dapat berulang setiap 18-24 hari. 

Cara yang paling efektif untuk mengatasi perilaku ini adalah dengan mengebirinya. Seekor kucing betina bisa hamil ketika masih berusia 4-7 bulan, tetapi untungnya mereka bisa dimandulkan paling awal 2 minggu di tempat penampungan hewan. Namun, biasanya lebih optimal jika dimandulkan pada usia 4-5 bulan yaitu sebelum dewasa kelamin (rata-rata kucing dewasa kelamin umur 6-7 bulan)

Jika kucing masih suka mengeong meski sudah dikebiri, artinya ada sesuatu yang salah dari dirinya. Kucing mungkin memiliki kutu, merasa kotor, lapar atau sakit. 

Bagaimana Cara Membedakan Kucing Jantan dan Betina?

“Cara membedakan kucing jantan dan betina sebenarnya bisa dilakukan dengan mudah, terutama jika sudah berpengalaman. Cara utama untuk mengetahui jenis kelamin kucing adalah dengan memperhatikan alat reproduksi atau alat kelaminnya. Selain itu, perbedaan kucing jantan dan betina juga ada pada perilakunya.

Cara membedakan kucing laki dan betina sebenarnya bukanlah hal yang sulit untuk dilakukan. Namun, hal ini mungkin akan sedikit lebih sulit pada kucing yang baru lahir atau anak kucing. Sebab, bagian tubuh, terutama area intim atau organ reproduksinya belum berkembang sempurna. Namun jangan khawatir, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk membedakan kucing jantan dan betina. 

Salah satu cara untuk mengetahui jenis kelamin kucing adalah dengan memperhatikan bentuk organ reproduksinya. Pertama-tama, cara membedakan kucing jantan dan betina bisa dilakukan dengan memeriksa alat kelamin di bagian bawah ekornya. Kucing jantan akan memiliki anus, skrotum atau biji testis, dan penis. Sementara itu, kucing betina hanya memiliki anus dan vagina. 

Cara Membedakan Kucing Jantan dan Betina

Cara Membedakan Kucing Jantan dan Betina
Cara Membedakan Kucing Jantan dan Betina

Cara utama untuk membedakan kucing jantan dan betina adalah dengan memperhatikan bentuk tubuh dan alat kelaminnya. Selain alat kelamin yang berbeda, kucing jantan dan betina juga memiliki beberapa perbedaan lainnya, termasuk perbedaan pada hormon dan perilaku sehari-hari. Berikut ini penjelasan tentang cara membedakan kucing jantan dan betina melalui perilaku yang ditunjukkan: 

  • Kucing Jantan 

Salah satu ciri kucing jantan adalah tingkah yang aktif, bahkan sangat liar. Kucing jantan yang belum disteril cenderung memiliki keinginan untuk selalu berkeliaran atau tidak betah berdiam di dalam rumah. Kucing juga memiliki kebiasaan spraying alias menyemprotkan sedikit air urine sembarangan. Kucing jantan juga sering berkelahi dengan sesama jantan atau kucing jantan lain yang dianggap saingan. 

Sebaliknya, kucing jantan yang sudah disteril biasanya akan menjadi lebih tenang, yaitu keinginan untuk berkeliaran akan sangat berkurang. Kucing yang sudah disteril juga mulai jarang berkelahi dan spraying. Setelah disteril, kucing jantan akan lebih bisa menerima kehadiran jantan lain di sekitarnya, mengurangi spraying, memeluk kucing lain, serta lebih dekat dengan pasangan atau kucing lainnya.

  • Kucing Betina 

Sementara itu, kucing betina cenderung memiliki cara yang berbeda dalam mengekspresikan hormon. Kucing betina biasanya akan menjadi sangat penyayang, mengeong, serta mencari perhatian untuk dielus atau sekadar disentuh oleh manusia. Saat sedang berahi, kucing betina akan menjadi lebih banyak bersuara atau mengeong, tujuannya untuk menarik perhatian kucing jantan. 

Pada kucing betina yang belum disteril, vokal atau suaranya akan lebih keras, memiliki keinginan tinggi untuk selalu disentuh atau dibelai, menandai wilayah salah satunya dengan spraying, serta mengusir betina lain yang dianggap mengganggu di wilayah mereka. Sementara itu, kucing betina yang sudah disteril bisanya tidak lagi mengalami berahi. 

Hal itu membuat suara kucing menjadi lebih lembut dan tidak terlalu keras. Kucing juga akan menghindari atau tidak terlalu ingin disentuh lagi setelah menjalani sterilisasi, kucing betina juga akan menunjukkan sikap yang lebih keibuan. Meski begitu, kucing yang sudah disteril tetap sangat teritorial dan tidak mungkin berbagi tempat tertentu dengan kucing lain, terutama dengan betina lainnya. Kucing betina juga dikenal lebih mandiri dibandingkan kucing jantan. 

SUMBER : WIKIPEDIA , GOOGLE

Axact

ARTIKEL KESEHATAN

Bismillah...Blog ini merangkum beberapa artikel kesehatan yang ada di dunia maya sehingga menjadi sebuah blog kesehatan terpercaya. Kami mengucapkan terima kasih kepada narasumber artikel kesehatan, semoga artikel yang telah di baca banyak orang membawa manfaat dan penulis artikel pertama mendapatkan pahala dari Alloh.

Post A Comment:

0 comments: