Kucing Kesayangan – Kata siapa kebosanan hanya dapat dialami oleh kita sebagai manusia? Hewan peliharaan seperti kucing yang sering ditinggal atau jarang diajak bermain oleh pemiliknya, juga bisa mengalami kebosanan. Hati-hati, bila kondisi ini dibiarkan berlarut-larut, maka tak menutup kemungkinan kucing kesayanganmu dilanda stres. Nah, kalau sudah begini jadi repot kan? 

Cara agar Kucing Kesayangan Terhindar dari Rasa Bosan

Cara agar Kucing Kesayangan Terhindar dari Rasa Bosan
Cara agar Kucing Kesayangan Terhindar dari Rasa Bosan

kucing peliharaan sakit flu kucing kucing sehat dan gemuk kucing jantan dan betina

Hal terpenting yang dapat dilakukan untuk mencegah kebosanan pada kucing adalah memastikan lingkungannya nyaman dan menstimulasi mereka. Contohnya adanya tempat untuk dipanjat, mainan untuk dimainkan, atau jendela untuk melihat keadaan di luar. 

Lantas, bagaimana sih cara menghindari kucing dari rasa bosan? Jangan bingung, karena terdapat berbagai hal atau aktivitas yang bisa dilakukan dengannya untuk membunuh rasa jenuh. Nah, berikut ini cara untuk menghindari kucing dari rasa bosan.

1.Sediakan Akses ke Jendela

Kucing yang seharian berada di rumah juga bisa merasa bosan. Ada cara menghindari kucing dari rasa bosan yang terbilang simpel. Cobalah berikan mereka akses untuk melihat ke jendela agar kucing bisa mengamati keadaan di luar rumah. Kamu bisa kok membuat tempat duduk atau “window beds” khusus kucing yang berada dekat jendela. 

2.Buat Perlindungan Kucing (Cat Shelter)

Cara menghindari kucing dari rasa bosan juga bisa dengan membuatkannya cat shelter. Kucing menyukai tempat-tempat yang membuat mereka merasa aman.

Cat shelter ini umumnya dibuat di lokasi yang tinggi, contohnya seperti di atas meja rias atau meja lainnya, di mana kucing dapat mengevaluasi lingkungan untuk melihat tanda-tanda “bahaya”. Meski begitu, cat shelter juga bisa dibuatkan di tempat rendah yang terbuat dari kotak karton. 

3.Sediakan Maianan yang Tepat

Selain dua hal di atas, cara menghindari kucing dari rasa bosan juga bisa melalui berbagai macam mainan. Ingat, tidak semua kucing menyukai mainan yang sama. Oleh sebab itu, kamu harus memastikan tahu mainan apa yang disukai kucing kesayanganmu.

Di samping itu, sediakan mainan kucing yang beragam atau banyak. Pasalnya, dalam beberapa kasus juga bisa merasa bosan bila hanya memainkan mainan yang itu-itu saja.

4.Sediakan Scratching Post

Scratching post (tiang garukan) juga bisa dijadikan cara untuk menghindari kucing dari rasa bosan. Cobalah sediakan scratching post satu atau dua buah untuk dirinya.

Alat yang satu ini bisa menjadi alternatif untuk menyalurkan kebiasaan menggaruk mereka. Tak cuma itu saja, scratching post juga bisa menjaga cakarnya untuk selalu berada dalam kondisi baik. 

5.Jadwalkan Waktu Bermain

Jadwalkan waktu dua kali sehari untuk bermain dengan kucing kesayanganmu. Setidaknya, luangkan waktu selama 10 menit untuk bermain bersama mereka. Ajaklah mereka bermain seperti mengejar bola, laser, atau permainan lainnya yang umumnya digemari kucing. Kamu juga bisa bersantai dengan mereka di depan televisi. Ingat, kucing juga menginginkan waktu, perhatian, dan kasing sayangmu. 

Cara Berwisata Bersama Kucing Kesayangan

Cara Berwisata Bersama Kucing Kesayangan
Cara Berwisata Bersama Kucing Kesayangan

Tidak sedikit orang yang lebih memilih untuk bepergian bersama dengan kucing kesayangannya dibandingkan menaruhnya di tempat penitipan hewan. Terkadang, ada saja rasa khawatir yang timbul jika menitipkannya pada orang lain karena perasaan tidak ingin meninggalkannya sendirian.

Meski begitu, berwisata dengan kucing bukan hal yang terbilang mudah untuk dilakukan. Banyak hal yang harus dipersiapkan agar hewan peliharaan kamu tidak stres di jalan, terlebih lagi jika tempat yang ingin dituju memakan waktu yang lama. Nah, pembahasan mengenai cara yang efektif saat berwisata dengan kucing ada di bawah ini!

Beberapa Hal yang Harus Diperhatikan saat Berwisata dengan Kucing

Jika kamu ingin berjalan-jalan atau pergi ke suatu tempat dan akan kembali setelah beberapa saat, lebih baik untuk meninggalkan kucing di rumah dengan seseorang atau menitipkannya ke dokter hewan. Namun, jika hal ini perjalanan satu arah yang artinya kamu benar-benar harus pergi bersama dengan hewan peliharaanmu, maka beberapa hal perlu diperhatikan agar dirinya betah hingga sampai tujuan.

Hal tersebut karena umumnya kucing tidak bepergian dan sangat menyukai rutinitas dan keamanan di sekitarnya. Jika terjadi perubahan, kemungkinan besar dirinya dapat menjadi sangat stres. Namun, jika kamu benar-benar harus berwisata dengan kucing kesayangan dan tidak ingin meninggalkan kucing sendirian, ada beberapa hal perlu diperhatikan agar ia betah. Berikut ini beberapa hal yang perlu diperhatikan saat bepergian dengan mobil:

1. Berdiskusi dengan Dokter Hewan Sebelum Berangkat

Saat harus berwisata dengan kucing, sebaiknya melakukan pemeriksaan ke dokter hewan karena mungkin saja peliharaan kamu menjadi sangat cemas di dalam perjalanan. Maka dari itu, obat-obatan dapat menjadi pilihan yang dapat membantu perjalanan lebih nyaman. Beberapa jenis obat umumnya diberikan pada kucing yang hiperaktif atau rentan terhadap mabuk darat. Selain membuat perjalanan lebih aman dan mudah, stres yang dapat dialami kucing juga jauh berkurang.

2. Membawa atau Membuatkan Kandang

Setiap orang yang berwisata dengan kucing sangat disarankan untuk membawa kandangnya. Hal tersebut dapat membuatnya lebih tenang dan mencegah dirinya berkeliaran ke semua area mobil, termasuk juga pedal. Jika perjalanan yang dilakukan lama, ada baiknya untuk membuat pembatas di kursi belakang agar area tempat bermainnya lebih luas dan tidak dapat maju ke kursi depan. Pastikan juga makanan dan kotak kotorannya sudah siap sebelum perjalanan.

3. Bawa Mainan Favoritnya

Kamu juga harus memastikan untuk membawa mainan favoritnya saat berwisata dengan kucing. Hal tersebut dapat menenangkannya karena memiliki bau dan perasaan layaknya di rumah sehingga dirinya merasa aman. Cobalah sebisa mungkin atur posisi tempat makan dan kotak untuk kotorannya menyerupai yang ada di rumah jika kamu meletakkannya di kursi belakang. Hal yang terpenting adalah mencegah kucing agar tidak stres di perjalanan.

4. Jangan Tinggalkan Kucing Sendirian di Mobil

Hal lainnya yang perlu diperhatikan saat berwisata dengan kucing kesayangan adalah tidak meninggalkannya sendirian di mobil. Meski dirasa suhunya bersahabat, bukan tidak mungkin perubahan tiba-tiba dapat terjadi. Jika kamu berencana makan di perjalanan, cobalah untuk mendapatkan layanan drive-thru. Setelah itu, cari tempat makan dengan area yang luas sambil membawa kucing dengan kotaknya untuk melihat pemandangan agar kembali segar.

Itulah beberapa hal yang perlu diperhatikan jika ingin berwisata dengan kucing untuk perjalanan dekat atau jauh dengan mobil. Jangan sampai kucing kamu mengganggu perjalanan yang dapat menimbulkan bahaya. Pastikan atur kenyamanan kucing sebaik mungkin agar ia betah di dalam perjalanan.

Penyebab Berat Badan Kucing Kesayangan Turun Tiba-Tiba

Seperti halnya manusia, berat badan kucing pasti akan mengalami perubahan dari kitten hingga menjadi kucing dewasa. Perubahan berat badan ini dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti usia kucing, jenis kelamin, ras, pakan yang diberikan, juga kebiasaan gaya hidup. Sudah pasti, semua pemilik kucing berharap hewan peliharaannya ini bisa memiliki berat badan yang ideal. 

Namun, bagaimana jika kucing kesayangan tampak lebih kurus daripada biasanya? Tentu sebagai pemiliknya, kamu merasa khawatir. Apakah makanan yang kamu berikan kurang? Apakah kamu harus memberikan camilan? Apakah makanannya harus diganti? Dan masih banyak lagi pertanyaan lain. 

Ternyata, ada banyak hal yang menyebabkan berat badan kucing mengalami penurunan secara signifikan. Sebagian besar kondisi ini terjadi karena ada indikasi medis alias kucing sedang sakit. Berikut ini beberapa di antaranya: 

  • Kucing Mengalami Gangguan Gastrointestinal

Kondisi, seperti nyeri, rasa tidak nyaman, atau iritasi pada bagian sistem pencernaan bisa membuat kucing kehilangan selera makan. Jika kondisi ini tidak segera ditangani, kucing akan kekurangan asupan nutrisi dan berat badannya pun mengalami penurunan. 

Masalah pencernaan atau gangguan gastrointestinal bisa berupa alergi makanan, flora pada usus yang tidak seimbang, masalah yang terjadi pada fungsi usus kecil, dan Inflammatory Bowel Disease atau IBD. Kamu juga bisa memperhatikan bagian bulunya, biasanya penurunan berat badan ini juga ditandai dengan kualitas bulu yang menurun. 

  • Kucing Mengidap Penyakit Sistemik

Penurunan berat badan pada kucing juga bisa terjadi karena ia mengidap gangguan sistemik. Kondisi ini termasuk diabetes, hipertiroidisme, dan gangguan ginjal kronis. Meski begitu, kucing bisa saja tidak kehilangan nafsu makannya dan tetap makan seperti biasa. 

  • Masalah Penyakit Hati

Sering kali, kucing tidak menunjukkan tanda bahwa ia sedang mengidap penyakit hati hingga ia bertumbuh lebih dewasa. Akan tetapi, penurunan berat badan menjadi gejala awal gangguan hati yang diikuti dengan lesu, muntah, dan tidak mau makan. 

  • Kurang Asupan Vitamin

Penurunan nafsu makan pada kucing juga bisa terjadi karena kurangnya asupan vitamin B. Kondisi ini biasanya terjadi ketika kucing mengalami masalah gastrointestinal atau saat diberikan makanan dengan diet yang tidak seimbang. Vitamin B larut dalam air dan tidak dapat disimpan di dalam tubuh, sehingga pakan yang kamu berikan harus mengandung vitamin ini guna mempertahankan kesehatan bulu dan kulitnya. 

  • Bola Bulu yang Tidak Dikeluarkan

Kucing memiliki kebiasaan merawat diri sendiri dengan menjilati dan membersihkan bulu-bulunya sepanjang hari. Sayangnya, bulu mungkin tercabut dan tertelan sehingga jika tidak dikeluarkan dengan baik melalui sistem pencernaan, bulu bisa menumpuk dan membentuk bola. Gumpalan ini bisa mengakibatkan kucing mengalami regurgitasi, penyumbatan pada kerongkongan, sembelit, hilang nafsu makan, dan penurunan berat badan. 

  • Infeksi Parasit

Infeksi parasit juga bisa menyebabkan penurunan berat badan pada kucing. Koksidia dan Giardia bisa mengakibatkan diare parah yang berujung pada dehidrasi dan penurunan berat badan secara signifikan. Jika kucingmu mengalami diare yang diikuti dengan dehidrasi serta hilangnya nafsu makan,

Dokter akan membantu memberikan penanganan segera, termasuk menyarankan pemberian pakan yang tepat, sehingga nafsu makan kucing bisa kembali dan berat badannya pun bisa bertambah. 

Cara Mengatasi Kucing Kesayangan Tidak Mau Minum

Cara Mengatasi Kucing Kesayangan Tidak Mau Minum

“Kucing yang kurang minum dapat mengalami dehidrasi, sehingga fungsi tubuhnya terganggu. Sebaiknya lakukan tips sederhana untuk mengatasi kucing tidak mau minum. Caranya adalah pastikan wadah minum kucing bersih, lokasinya mudah dijangkau, terpisah dari wadah makan, serta tambahkan kaldu tuna atau ayam pada air.”

Sebagai pemilik kucing peliharaan, tentunya perlu memastikan kebutuhan asupan nutrisi dan vitamin yang dibutuhkan kucing dapat terpenuhi dengan baik. Selain makanan sehat, memenuhi kebutuhan air bersih bagi kucing menjadi hal yang sangat penting untuk menghindari kucing dari kondisi dehidrasi.

Lalu, bagaimana jika kucing kesayangan mengalami kekurangan minum atau tidak mau minum air? Nah, sebaiknya simak beberapa ulasan mengenai cara tepat untuk mengatasi kucing kurang minum agar kesehatan kucing tetap terjaga dengan baik.

Tanda Kucing Dehidrasi

Kucing kurang minum dapat memicu berbagai gangguan kesehatan, salah satunya dehidrasi. Jumlah harian air yang dibutuhkan oleh kucing sekitar 50 mililiter air per kilogram berat tubuhnya. Jadi, jika kucing memiliki berat badan sekitar 4 – 5 kilogram, kucing membutuhkan air sebanyak 200 – 250 mililiter air setiap harinya.

Dehidrasi pada kucing dapat memicu sejumlah gangguan kesehatan, seperti terlihat lemas sepanjang hari, napas menjadi terengah-engah, penurunan nafsu makan, mata lebih cekung, dan gusi yang mengering. Kamu juga bisa melakukan skin tenting untuk mendeteksi gejala dehidrasi pada kucing. 

Untuk melakukan skin tenting, cubit perlahan kulit di bagian leher kucing, jika kulit kembali ke posisi normal, artinya kucing terhidrasi dengan baik. Namun, jika kulit tidak kembali ke posisi semula, kondisi ini bisa menandakan kucing mengalami dehidrasi.

Mengatasi Kucing Kurang Minum

Kotornya tempat minum kucing menjadi salah satu alasan kucing tidak mau minum sehingga kekurangan asupan air. Namun, jika kucing terlihat mengalami perubahan perilaku, bisa saja kucing tidak mau minum akibat adanya gangguan kesehatan, seperti gangguan ginjal dan hati.

Menurut Dr. Debora Lichtenberg, VMD, dokter hewan di Petful, penempatan wadah minum kucing yang tidak sesuai atau sulit untuk dijangkau menjadi alasan lain kucing kurang minum. 

Sebaiknya lakukan beberapa langkah ini untuk mengatasi kucing kurang minum:

1. Bersihkan Wadah Minum Setiap Hari

Sebaiknya pisahkan wadah makan dan minum kucing. Pastikan wadah minum kucing dibersihkan setiap hari. Ganti air bersih setiap hari agar kucing lebih banyak mengonsumsi air. 

Adanya kotoran pada air, seperti bulu atau sisa makanan menjadi hal yang membuat kucing menjadi malas minum. Selain itu, letakkan wadah minum kucing pada lokasi yang bersih.

2. Letakkan Beberapa Wadah Minum Dalam Rumah

Kamu bisa coba untuk meletakkan beberapa wadah minum kucing di beberapa sudut rumah. Kucing menyukai minum di beberapa lokasi yang berbeda. 

Perhatikan juga wadah yang kamu gunakan untuk minum kucing. Pastikan wadah memiliki permukaan yang lebar dan tidak terlalu dalam.

3. Letakkan Pada Posisi yang Tepat

Sebaiknya pastikan kamu meletakkan wadah minum kucing pada lokasi yang mudah dijangkau kucing. Selain itu, hindari meletakkan wadah minum dekat dengan bak pasir untuk BAB kucing. 

4. Berikan Kucing Makanan Basah

Jika kucing kamu mengonsumsi makanan kering, tidak ada salahnya untuk mencoba memberikan makanan basah pada kucing kesayangan. Makanan basah memiliki kandungan 70 – 80 persen air di dalamnya, sehingga baik untuk memenuhi kebutuhan air pada kucing. Namun, ganti makanan kucing secara perlahan agar tidak memicu gangguan pencernaan.

5. Tambahkan Kaldu Tuna atau Ayam

Kamu juga bisa mencoba untuk menambahkan kaldu tuna atau ayam pada wadah minum kucing. Namun, pastikan kaldu yang dicampur tidak memiliki banyak kandungan garam atau lainnya yang dapat memicu gangguan kesehatan pada kucing.

Tips Cegah Pinjal pada Kucing Kesayangan

Tips Cegah Pinjal pada Kucing Kesayangan

Banyak hal yang perlu diperhatikan saat kamu akan memelihara seekor kucing. Mulai dari waktu untuk merawat kucing, hingga mengenali berbagai gangguan yang rentan dialami oleh kucing. Salah satu gangguan yang cukup rentan dialami kucing adalah pinjal. Pinjal kucing merupakan parasit yang hidup dengan mengiisap darah kucing. 

Sebaiknya, pemilik kucing mengetahui tanda-tanda yang terjadi ketika kucing memiliki pinjal. Mulai dari perubahan perilaku, hingga gangguan pada kulit maupun rambut kucing. Tidak ada salahnya melakukan pencegahan munculnya pinjal pada kucing kesayangan kamu agar kondisi kesehatan kucing dapat terjaga dengan baik. Yuk, simak ulasan lengkapnya di bawah ini!

Cegah Pinjal pada Kucing

Pinjal menjadi salah satu parasit yang cukup umum pada kucing. Mereka hidup dengan mengisap darah kucing. Pinjal memiliki warna cokelat dan panjang sekitar 1–2 milimeter. Parasit ini hidup dan berkembang biak pada lingkungan yang hangat dan lembap. 

Pinjal mampu meningkatkan risiko anemia dan juga Mycoplasma haemofelis pada kucing. Bukan hanya itu, pinjal juga dapat menggigit kulit manusia dan menyebabkan iritasi serta gatal. Untuk itu, sangat penting mencegah munculnya pinjal pada kucing. Berikut ini beberapa cara yang bisa dilakukan untuk pencegahan pinjal pada kucing.

1.Mandikan Kucing dengan Rutin

Memandikan kucing dengan rutin dapat menjadi salah satu pencegahan yang bisa dilakukan untuk menghindari pinjal. Pilihlah sampo dengan kandungan yang bermanfaat untuk menghindari maupun mengatasi pinjal pada kucing. Setelah dimandikan, pastikan rambut dan tubuh kucing kering dengan baik agar tidak lembap.

2.Sikat Rambut Kucing

Selain memandikan kucing, jika kamu memilik Jenis Kucing dengan rambut panjang, sebaiknya rutin menyikat rambut kucing. Kebiasaan ini dapat mencegah adanya pinjal pada rambut maupun kulit kucing. Perhatikan kondisi kulit dan rambut kucing saat menyikat. Adanya bintik-bintik kecoklatan yang bergerak pada kulit kucing bisa menjadi tanda pinjal pada kucing.

3.Bersihkan Lingkungan Kucing Secara Berkala

Pencegahan lainnya bisa kamu lakukan dengan membersihkan lingkungan yang menjadi tempat bermain atau tidur kucing. Pastikan kedua lokasi ini terbebas dari pinjal. Selain itu, bersihkan kandang, alas tidur, dan juga sisir kucing dengan cairan disinfektan untuk membunuh telur kutu.

Selain dari peralatan yang sering digunakan kucing, nyatanya pinjal juga mampu hidup pada tanaman hingga rumput. Untuk itu, tidak ada salahnya selalu perhatikan kebersihan kucing setelah ia beraktivitas di luar ruangan.

4.Hindari Kontak Langsung dengan Kucing Liar

Saat memelihara kucing, sebaiknya perhatikan aktivitas yang dilakukan oleh kucing kesayangan. Hindari kontak langsung dengan kucing liar karena dapat berisiko mengalami paparan pinjal dari kucing liar.

Itulah beberapa cara yang bisa kamu lakukan untuk mencegah pinjal pada kucing. Sebaiknya kenali beberapa tanda ketika kucing terpapar pinjal, seperti perubahan perilaku. Kucing yang mengalami masalah pinjal biasanya akan lebih sering menggaruk tubuhnya, khususnya pada bagian kepala dan telinga. Selain itu, kucing juga akan lebih sering menjilati tubuhnya untuk membersihkan kotoran atau pinjal yang membuatnya tidak nyaman.

Tidak hanya itu, pinjal membuat kucing melakukan self grooming secara berlebihan. Kondisi ini dapat merusak rambut kucing menjadi rontok dan gangguan pada lapisan kulit. Untuk itu, lakukan pemeriksaan kesehatan kulit secara berkala. 

Tips Menangani Kucing Kesayangan yang Alami Kejang

Tips Menangani Kucing Kesayangan yang Alami Kejang

peliharaan bisa mengalami kejang, yaitu kondisi yang terjadi akibat sentakan saraf yang tidak terkendali di dalam otak. Ada banyak faktor yang bisa menjadi pemicu kejang pada kucing. Namun, pada kondisi yang ringan biasanya kejang menyebabkan kucing peliharaan berhenti bergerak sementara dengan mata seolah menerawang. 

Namun, kejang pada kucing bisa terjadi dengan tingkat yang lebih parah. Kejang bisa membuat kucing terbaring di lantai, bergerak tidak menentu, hingga mengeluarkan kotoran atau buang air kecil dengan tidak terkendali. Biasanya, kejang pada kucing akan berlangsung selama beberapa menit. Setelah mengalami kejang, kucing seringkali terlihat kehilangan arah. Lantas, apa yang harus dilakukan saat kucing mengalami kejang? 

Kejang pada Kucing dan Cara Menanganinya 

Ada banyak faktor yang bisa menyebabkan kejang pada kucing, mulai dari mengalami infeksi, hipoglikemia, penyakit ginjal, tumor, paparan terhadap racun, dan epilepsi. Saat kejang muncul, sebaiknya segera hubungi dokter hewan atau bawa kucing peliharaan ke dokter. Namun sebelumnya, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dan dilakukan untuk menangani kucing kejang, antara lain: 

  • Perhatikan dan Awasi Kucing 

Sangat penting untuk memastikan kucing yang kejang tetap aman dan dalam pantauan. Saat hewan peliharaan mengalami kejang, perhatikan dan hitung berapa lama kondisi tersebut berlangsung. Sebab, setiap kucing mungkin akan mengalami kejang dalam jangka waktu yang berbeda-beda. Durasi kejang kucing adalah hal yang penting dan akan dibutuhkan dokter hewan. Jika kejang tidak kunjung berhenti atau malah memburuk dalam lima menit, sebaiknya segera cari bantuan ahli. 

  • Keamanan Tubuh Kucing 

Penting juga untuk memperhatikan keamanan tubuh kucing selama kejang berlangsung. Kamu bisa mencoba mematikan lampu saat kucing kejang, tetapi pastikan untuk tetap mengawasi kucing. Selain itu, jauhlah benda yang mungkin berbahaya dan tutuplah pintu. Pastikan juga untuk mematikan televisi, radio, atau sumber suara lain, sehingga kejang kucing tidak semakin menjadi. Saat kucing kejang, pastikan untuk memberi ruang yang cukup dan suasana yang tenang, sehingga kejang bisa cepat mereda. 

  • Jangan Menyentuh atau Memindahkan Kucing 

Saat kejang berlangsung, kamu mungkin merasa harus menyentuh atau memindahkan tubuh kucing . Namun, hal ini sebaiknya tidak dilakukan. Sebab, menyentuh tubuh kucing bisa membuatnya bergerak menjadi semakin agresif dan mungkin akan melukai kucing ataupun pemilik. Namun, kamu bisa mencoba memindahkan kucing dengan hati-hati jika posisi tubuhnya berbahaya atau gerakan kucing mulai berbahaya, melukai diri sendiri, atau rentan terjatuh. Kalau itu yang terjadi, sebaiknya segera pindahkan kucing ke tempat yang aman. Pastikan untuk memindahkan kucing dengan menggunakan selimut untuk menghindari digigit atau digaruk, karena perilaku ini bisa sangat umum selama kejang bahkan pada hewan peliharaan yang biasanya sangat jinak.

Setelah semua reda, jangan lupa untuk membawa kucing peliharaan ke dokter hewan. Dengan begitu, dokter bisa mencari tahu apa yang menjadi penyebab kucing mengalami kejang. Kalau disebabkan oleh penyakit, kucing peliharaan mungkin bisa diobati secepat mungkin. 

SUMBER : WIKIPEDIA , GOOGLE

Axact

ARTIKEL KESEHATAN

Bismillah...Blog ini merangkum beberapa artikel kesehatan yang ada di dunia maya sehingga menjadi sebuah blog kesehatan terpercaya. Kami mengucapkan terima kasih kepada narasumber artikel kesehatan, semoga artikel yang telah di baca banyak orang membawa manfaat dan penulis artikel pertama mendapatkan pahala dari Alloh.

Post A Comment:

0 comments: