Pengobatan Diare Secara Medis  yang terkena diare biasanya mengalami gejala rasa sakit pada perut (sekalipun hanya beberapa saat / sementara) yang disertai kondisi tinja yang cenderung encer.

Penyakit diare sudah umum diketahui masyarakat. Kondisi diare ini cukup mengganggu, yang membuat penderitanya akan lebih sering pergi ke toilet.

Sakit Diare
Photo credit: Pixabay.com

Mengonsumsi makanan yang kurang bersih bisa memicu resiko penykit diare. Dalam kondisi tertentu penyakit diare bisa sangat berbahaya, seperti salah satunya saat tubuh kekurangan cairan (dehidrasi).

Penyakit diare ditandai dengan tinja yang lebih encer, dan seringnya muncul rasa mulas (frekuensi BAB yang tinggi).

Jika penyakit diare parah, maka bisa menimbulkan gejala demam, kram perut yang lumayan menyakitkan, hingga kondisi tinja yang sangat encer (tinja lebih encer dibandingkan kondisi diare ringan).

Beberapa gejala diare lainnya yaitu sakit kepala, nafsu makan yang menurun drastis, rasa mual dan muntah.

Diare umumnya dapat sembuh secara total dalam waktu 2-4 hari. Jika diare yang dialami telah berlangsung lebih dari satu minggu (belum membaik), maka direkomendasikan untuk pergi ke dokter.

Anda juga perlu pergi ke dokter jika:
  • Diare yang dialami sampai mengganggu tidur Anda.
  • Adanya darah pada tinja.
  • Sering muntah-muntah
  • Penurunan berat badan secara signifikan (tidak wajar).

Adapun diare pada anak-anak bisa terjadi lebih lama, yaitu antara 5-7 hari. Apabila diare yang dialami anak lebih lama dari itu, atau muncul gejala-gejala yang serius seperti adanya darah pada tinja, atau terlalu sering BAB (enam kali atau lebih), maka hendaknya anak dibawa untuk diperiksa di rumah sakit.

Infeksi usus biasanya menjadi penyebab seseorang terkena diare. Mengonsumsi asupan yang kurang bersih atau terkontaminasi mengakibatkan infeksi usus.

Beberapa hal yang bisa memicu resiko penyakit diare, yaitu:
  • Terlalu sering mengonsumsi kopi atau minuman berkafein tinggi lainnya.
  • Mengonsumsi minuman beralkohol.
  • Adanya gangguan yang berkaitan dengan psikologi, seperti mudah marah, stres, atau sering gelisah.
  • Faktor efek samping dari obat tertentu yang dikonsumsi (seperti statin, obat pencahar, antibiotik, obat-obatan kemoterapi, NSAID, dll).
  • Terkena Infeksi bakteri (seperti escherichia coli dan salmonella). Infeksi bakteri tersebut juga bisa mengakibatkan keracunan makanan.
  • Alergi makanan.
  • Sering mengonsumsi makanan yang mengandung pemanis buatan.
  • Kerusakan lapisan usus akibat radioterapi.

Adapun jika penyakit diare terjadi dalam waktu lama (diare kronis), ada kemungkinan penyebabnya yaitu:
  • Terjadinya gangguan penyerapan nutrisi, dan gangguan fungsi pencernaan.
  • Mengalami penyakit coeliac (sebuah kondisi yang mengakibatkan tubuh menolak protein gluren).
  • Radang pankreas kronis.
  • Penyakit Crohn (radang pada lapisan sistem pencernaan).
  • Sindrom iritasi usus (gangguan pada fungsi usus).
  • Kolitis mikroskopik (semacam kondisi radang usus yang bisa menimbulkan masalah diare encer).
  • Kanker usus.
  • Terkadang faktor hormonal menyebabkan diare, contohnya seperti kasus penyakit Addison dan tumor karsinoid.
  • Fibrosis kistik.
  • Kolitis ulseratif.
  • Efek samping gastrektomi (pengangkatan bagian perut atau operasi mengangkat seluruh atau sebagian lambung).

Menurut badan kesehatan dunia WHO, beberapa penyebab umum diare yaitu:

Infeksi: Diare adalah gejala infeksi akibat serangan bakteri, virus dan parasit. Umumnya penyebaran bakteri, virus dan parasit melalui air yang tercemar feses. Kasus infeksi meningkat jika minimnya sanitasi atau kurangnya air bersih yang memadai untuk minum dan memasak. Rotavirus dan Escherichia coli berada di tingkat teratas sebagai penyebab seseorang terserang penyakit diare.

Malnutrisi: Kasus anak-anak yang menderita diare parah umumnya dialami oleh mereka yang kekurangan gizi. Kekurangan gizi menyebabkan tubuh lebih rentan terhadap diare. Selain itu, diare juga menyebabkan masalah kekurangan gizi yang dialami semakin memburuk, hal ini bagaikan lingkaran setan.

Kurangnya sumber air bersih: Air yang terkontaminasi dengan limbah dan kotoran dapat menyebabkan penyakit diare.

Penyakit diare bisa menyebar dari orang ke orang akibat kebersihan pribadi yang tidak terjaga. Makanan tidak higienis juga menjadi penyebab diare. Orang yang mengonsumsi ikan dan makanan laut dari air yang tercemar beresiko terkena diare.


Pengobatan Diare

Masalah dehidrasi bisa terjadi jika diare yang dialami parah. Kondisi seperti ini tidak boleh diremehkan, karena merupakan kondisi serius yang bisa menyebabkan bahaya besar, apalagi jika penderitanya adalah anak-anak.

Anak-anak harus sebisa mungkin dihindari dari masalah dehidrasi, hal itu karena ketahanan tubuhnya yang masih sangat lemah (jika dibandingkan orang dewasa).

Penderita diare harus mencukupi konusumsi air putih sehari-hari, utamanya anak-anak.

Untuk mencegah dehidrasi maka bisa mengunakan oralit. Untuk penggunaannya agar aman, maka tanyakan kepada dokter atau apoteker tempat Anda membeli obat.

Penggunaan oralit hendaknya dilakukan dengan benar dan hati-hati, khususnya bagi orang-orang yang sedang mengalami penyakit jantung.

Umumnya penyakit diare bisa sepenuhnya sembuh tanpa adanya pengobatan atau perawatan khusus dalam beberapa hari.

Penyakit diare dapat sembuh dalam waktu 2-4 hari pada orang dewasa. Adapun pada anak-anak bisa sembuh dalam 5-7 hari.

Obat untuk penyakit diare yang bekerja cukup efektif dalam mengatasi diare, salah satunya yaitu loperamide. Hanya saja, anak-anak tidak boleh mengonsumsi obat loperamide.

Loperamide adalah obat untuk menyembuhkan penyakit diare. Obat ini berfungsi untuk memperlambat gerakan saluran pencernaan, hal ini bertujuan agar usus memiliki lebih banyak waktu untuk menyerap nutrisi dari asupan yang dikonsumsi.

Merek obat loperamide yaitu Imodium, Diadium, Diasec, Lodia, Renamid, Lopamid, Colidium. Penggunaan Loperamide tidak boleh untuk anak-anak, terutama usia 2 tahun kebawah.

Salah satu obat Loperamide dengan merek Imodium
Salah satu obat Loperamide dengan merek Imodium

Jangan memberikan obat anti diare pada anak kecuali atas perintah dokter. Perawatan utama untuk mengatasi penyakit diare pada anak yaitu memastikan kebutuhan asupan cairan yang cukup bagi dirinya.

Loperamide tidak dianjurkan diberikan pada penderita diare akibat disentri. Disentri adalah infeksi pada usus yang menimbulkan masalah diare yang disertai darah atau lendir. Selain itu, disentri menyebabkan demam, kram perut, mual atau muntah.

Disentri bisa terjadi akibat bakteri, penyebaran bakteri umumnya karena kurang menjaga kebersihan, seperti tidak mencuci tangan setelah BAB ataupun mengonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi bakteri. Disentri juga bisa terjadi akibat amoeba (parasit bersel satu). Resiko penyebaran disentri amoeba menjadi tinggi apabila berada di dekat saluran pembuangan atau tinggal di daerah kumuh.

Penderita diare yang memiliki riwayat gangguan elektrolit, aritmia, atau konstipasi, hendaknya tidak diberikan obat loperamide.

Penelitian labotarium menemukan adanya efek samping obat loperamide terhadap janin di dalam kandungan. Sehingga penggunaannya pada wanita hamil harus dengan seijin dokter dan dilakukan dengan hati-hati.

Demikian juga bagi Ibu menyusui, tidak boleh mengonsumsi loperamide tanpa memberi tahu dokter.

Penggunaan loperamide dengan dosis berlebihan bisa mengakibatkan gangguan irama jantung. Jangan menggunakan loperamide jika Anda sedang mengonsumsi obat yang memiliki efek samping berupa gangguan irama jantung.


Lamanya penyakit diare juga dipengaruhi oleh penyebabnya, seperti:
  • Diare akibat bakteri campylobacter dan salmonella umumnya berlangsung selama 2-7 hari.
  • Diare akibat rotavirus umumnya berlangsung 3-8 hari.
  • Diare akibat norovirus umumnya berlangsung selama dua hari.
  • Diare akibat giardasis umumnya bisa memakan waktu selama beberapa minggu untuk sembuh.

Penyakit diare umumnya dalam beberapa hari bisa sembuh dengan sendirinya, namun tetap harus ada usaha perawatan agar diare bisa sembuh lebih cepat, serta meminimalisir gejala buruk yang muncul.

Penderita diare hendaknya memperbanyak konsumsi cairan, hal ini untuk mengganti kehilangan cairan dan elektrolit/ion, sehingga dapat terhindar dari dehidrasi. Anak-anak dan lansia lebih rentan terkena dehidrasi .

Saat terkena penyakit diare, hindari minum minuman bersoda maupun jus buah karena bisa menyebabkan diare semakin parah.

Apabila muncul gejala dehidrasi yang cukup mengkhawatirkan, terutama pada anak-anak, seperti kulit pucat atau berbintik, tubuh melemah, kaki dan tangan yang terasa dingin, maka hendaknya pergi ke dokter atau klinik.

Penderita diare hendaknya mengonsumsi jenis makanan padat (jika sudah mampu untuk makan). Adapun porsi makan yaitu sedang atau kecil. Penderita diare hendaknya tidak mengonsumsi makanan yang pedas, tinggi lemak dan minyak.

Pada kasus diare ringan dapat sembuh tanpa pengobatan. Adapun diare yang menetap (kronis) akan memerlukan diagnosis oleh dokter, tindakan medis yang dilakukan yaitu selain mengobati gejala diare juga mengobati penyebab yang mendasarinya.

Disarankan mengonsumsi makanan dan cairan tinggi natrium (seperti kaldu dan sup). Selain itu, pilihlah makanan yang tinggi serat larut (seperti pisang, oatmeal, nasi) karena manfaatnya bisa membantu mengentalkan tinja

Usahakan untuk tidak mengonsumsi makanan yang menyebabkan diare lebih buruk seperti makanan yang digoreng, tinggi kandungan gula, atau makanan bertekstur sangat lembut.

Penggunaan Cairan Oralit Untuk Penderita Diare

Penggunaan oralit umumnya dianjurkan dokter pada penderita diare yang beresiko tinggi terkena masalah dehidrasi, apalagi jika penderita berusia di atas enam puluh tahun, mempunyai masalah kesehatan yang serius, dan kondisi fisiknya lemah.

Oralit

Oralit berfungsi untuk menggantikan elektrolit/ion, karbohidrat, dan mineral penting lainnya yang hilang dalam tubuh. Penggunaan oralit supaya tubuh terhindar dari dehidrasi.

Pada dasarnya penggunaan oralit tanpa resep dokter, serta dapat dibeli secara bebas di apotek. Namun perlu diketahui, punggunaan oralit bukan untuk menyembuhkan diare, tapi mencegah dan mengatasi dehidrasi.

Apabila penderita diare mengalami dehidrasi yang parah, maka pemberian cairan melalui selang infus diperlukan di rumah sakit.

loading...

Obat Anti-Diare

Penggunaan obat antidiare biasanya dapat meredakan gejala dan mempercepat penyembuhan. Loperamide menjadi obat yang paling sering digunakan dalam mengatasi penyakit diare.

Obat loperamide juga bekerja untuk menurunkan frekuensi BAB dan membuat kotoran lebih padat. Terdapat beberapa jenis obat anti-diare yang bisa dibeli bebas di apotek.

Apabila penderita diare mengalami demam tinggi atau pada tinja terdapat darah dan nanah, maka hindari sembarangan mengonsumsi obat, hendaknya penderita memeriksakan diri ke dokter.

Penggunaan Antibiotik
Penggunaan antibiotik umumnya direkomendasikan apabila penyakit diare disebabkan serangan bakteri, atau gejala diare yang muncul terlihat parah.

Adapun jika penyebab diare belum diketahui, maka hendaknya tidak mengonsumsi antibiotik. Obat antibiotik tidak bisa menyembuhkan penyakit diare yang diakibatkan serangan virus, selain itu penggunaan antibiotik dapat menimbulkan efek samping.

Obat Pereda Rasa Sakit
Penggunaan obat pereda rasa sakit memang bukan untuk menyembuhkan penyakit diare, tapi jika muncul rasa sakit atau gejala seperti demam dan sakit kepala, maka penggunaan paracetamol atau ibuprofen mungkin diperlukan.

Apabila memang diperlukan, Anak-anak juga diperbolehkan mengonsumsi parasetamol atau ibuprofen. Namun, aspirin hendaknya tidak diberikan pada anak-anak di bawah usia 16 tahun.

Jika penyakit diare disebabkan oleh suatu penyakit yang pernah dialami sebelumnya (berdasarkan hasil diagnosa di rumah sakit), contohnya diare yang dialami disebabkan radang usus, maka penyakit radang usus tersebut harus diobati hingga benar-benar berhasil disembuhkan, jika radang usus belum disembuhkan maka penyakit diare sebagai gejala akan beresiko bisa menyerang kapan saja.

Diagnosa
Dalam proses diagnosa penyakit diare di rumah sakit, umumnya dokter akan melontarkan pertanyaan-pertanyaan mengenai gejala yang dirasakan, serta melakukan pemeriksaan fisik. Dokter juga akan mencaritahu apakah penderita diare mengalami dehidrasi.

Pada kondisi tertentu, dokter mungkin akan meminta untuk dilakukan pemeriksaan rektum, meneliti sampel tinja, hingga melakukan pengecekan darah.

Kapan Harus ke Dokter?

Diare dapat sembuh tanpa perawatan medis khusus, namun dalam kondisi tertentu memerlukan bantuan dokter. Bayi di bawah 1 tahun yang mengalami 6 kali serangan diare atau 3 kali muntah dalam 24 jam, maka harus dibawa ke dokter.

Penting untuk mencari bantuan medis jika mengalami kasus-kasus berikut:
  • Dehidrasi parah.
  • Muntah terus menerus.
  • Penurunan berat badan secara drastis (tidak wajar).
  • Adanya darah dalam tinja, yang bisa mengubah warna tinja menjadi hitam, atau muncul nanah.
  • Orang-orang yang mengalami diare setelah operasi, atau setelah menggunakan antibiotik.

Demikian juga, bagi orang-orang yang tidurnya terus-menerus terganggu akibat penyakit diare, mungkin juga perlu pergi ke dokter atau klinik.

Loading...

Pencegahan Diare

Penyakit diare bisa menyebar dengan cepat, sehingga mengetahui pencegahan diare merupakan hal yang penting. Berikut hal-hal untuk mencegah penyakit diare:
  • Pastikan selalu mencuci tangan sebelum makan. Baik ketika Anda makan dengan sendok ataupun menggunakan tangan secara langsung.
  • Pilihlah bahan makanan yang segar.
  • Hendaknya menghindari konsumsi makanan yang tidak terjamin kebersihannya.
  • Di dapur, pisahkan dengan baik antara makanan yang mentah dan matang.
  • Jangan berbagi penggunaan handuk dengan orang lain.
  • Pastikan toilet terjaga kebersihannya.
  • Selalu mencuci tangan setelah menggunakan toilet.
  • Jangan minum air keran bisa menyebabkan penyakit diare.
  • Pada bayi, pemberian ASI eksklusif dapat mencegah dan membantu mengobati diare.

Obat Diare Alami

Diare membuat tubuh kehilangan banyak cairan. Jika kondisi diare parah maka segera ke dokter, jika kondisi diare tidaklah parah maka Anda bisa melakukan perawatan pertama dengan cara alami.

Penyakit diare harus segera diobati agar tidak semakin parah dan lama sembuhnya.

Beberapa asupan yang dinilai berkhasiat untuk membantu menyembuhkan penyakit diare, yaitu:

Jahe
Jahe merupakan bahan alami yang punya khasiat untuk melancarkan proses pencernaan, menenangkan perut akibat iritasi, dan melawan peradangan yang menyerang tubuh (khasiat anti-inflamasi).

Langkah-langkah untuk memanfaatkan jahe dalam pengobatan diare:
  1. Sediakan dua sendok jahe yang sudah diparut.
  2. Kemudian Anda seduh bersama 250 ml air panas (bisa juga dengan teh). 
  3. Seduhlah dalam beberapa menit, kemudian Anda minum.

Sebagian orang kurang menyukai rasa pedas jahe. Oleh karena itu, Anda bisa mencoba alternatif jahe dalam bentuk suplemen.

Yoghurt
Yogurt memiliki probiotik. Fungsi probiotik untuk memulihkan bakteri baik yang ada di dalam usus. Beberapa contoh probiotik yaitu Lactobacillus GG, bifidobacteria, dan acidophilus.

Daun Mint
Daun mint dapat juga dimanfaatkan dalam mengatasi masalah diare. Daun mint memliki khasiat untuk membantu penyembuhan diare, menenangkan otot usus yang teriritasi, dan meredakan kram.

Anda hanya perlu menyiapkan daun mint beberapa lembar, kemudian seduh di dalam gelas bersama 250 ml air panas.

Teh Chamomile dan Lemon
Kandungan di dalam teh chamomile mempunyai khasiat menenangkan tubuh, termasuk konsumsi chamomile memberikan efek menenangkan pada usus.

Konsumsi teh chamomile bisa meredakan penyakit diare akibat stres, banyak pikiran, atau rasa cemas yang berlebihan.

Anda bisa menyediakan 250 ml air hangat yang dicampurkan dengan teh chamomile. Agar lebih nikmat dan berkhasiat, Anda bisa menambahkan air perasan lemon secukupnya.

Mengonsumsi campuran lemon dan teh chamomile berkhasiat sebagai obat diare alami.

Cairan
Penderita diare sangat penting untuk memperhatikan kebutuhan asupan cairan sehari-hari, hal ini untuk menghindari atau mengatasi masalah kekurangan cairan (dehidrasi). Penderita diare perlu memperbanyak minum air putih.

Diare juga menyebabkan hilangnya banyak ion tubuh, sehingga disarankan meminum cairan isotonik yang mengandung elektrolit. Adapun pada anak-anak yang mengalami diare, maka bisa diberikan cairan oralit.

Konsumsi BRAT
BRAT merupakan singkatan dari Banana (pisang), Rice (nasi), Applesauce (saus apel), Toast (roti), and Tea (teh). Beberapa asupan yang disebutkan tersebut bermanfaat baik untuk pencernaan tubuh, dan dapat menenangkan usus.

Applesauce merupakan saus apel atau apel yang dihaluskan. Adapun “Toast” adalah roti panggang atau bakar.

Konsumsilah roti bakar jika diare sepertinya akibat keracunan, roti bakar memberikan efek untuk menetralkan racun di dalam tubuh.

Bagi penderita diare, pola makanan seperti ini sangat baik dan disarankan, karena mengandung serat, protein, dan rendah lemak, yang bermanfaat untuk kesehatan dan fungsi organ pencernaan tubuh.

Makanan-makanan tersebut juga mudah dicerna dan bisa memadatkan tinja. Terdapat beberapa jenis makanan lainnya yang termasuk dalam pola makan BRAT, yaitu:
  • Gandum, sereal dan oatmeal.
  • Kentang rebus.
  • Biskuit.
  • Roti pretzel.
  • Ayam panggang tanpa kulit dan lemak.

Perlu diketahui, pola makan BRAT bermanfaat dalam membantu pengobatan diare, tapi tidak disarankan menjalani pola makan BRAT untuk jangka panjang.

Bagi penderita diare juga dianjurkan untuk mengonsumsi makanan yang berkuah. Contoh makanan lezat berkuah yang disarankan yaitu sup sapi atau sup ayam.

Obat alami diare ini sangat membantu dalam meredakan gejala diare. Hanya saja, jika kondisi tidak kunjung membaik maka hendaknya pergi ke rumah sakit dengan segera.


Makanan Pantangan Untuk Penderita Diare

Penderita diare hendaknya memperhatikan makanan yang dikonsumsi, hal ini agar penyakit diare tidak memburuk. Berikut makanan pantangan pada penderita diare:

Hindari Makanan Berminyak dan Berlemak
Makanan berminyak dan tinggi lemak perlu dihindari oleh orang-orang yang sedang terkena penyakit diare. Konsumsi makanan seperti itu dapat menegangkan otot dinding saluran cerna, yang dapat memperburuk kondisi penyakit yang dialami.

Penyebab lainnya yang membuat penderita diare harus membatasi konsumsi makanan berminyak (seperti gorengan) yaitu dampaknya yang bisa memperlambat pengosongan lambung, hal ini nantinya menyebabkan perut terasa kembung.

Hindari Sayuran dan Buah yang Mengandung Gas
Penderita diare perlu membatasi konsumsi sayuran yang dapat meningkatkan gas di usus, contohnya yaitu buncis, kembang kol, kubis, paprika, kacang polong, brokoli, jagung, dan plum.

Adapun jenis buah-buahan yang hendaknya jangan dikonsumsi yaitu buah ara, anggur, nanas, dan ceri.

Hindari Makanan Pedas
Biasanya rasa pedas pada makanan berasal dari cabai. Di dalam cabai terkandung zat capsaicin, zat inilah yang menyebabkan sensasi pedas di lidah.

Penderita diare perlu menghindari cabai karena zat capsaicin mempunyai efek untuk mengiritasi saluran pencernaan, yang nantinya membuat kondisi diare memburuk.

Batasi Konsumsi Pemanis Buatan
Perut kembung bisa terjadi akibat mengonsumsi pemanis buatan seperti sorbitol, dimana penderita diare perlu menghindarinya. Pemanis buatan biasanya terdapat pada permen karet dan minuman bersoda.

Hindari Alkohol dan Kafein
Mengonsumsi minuman beralkohol ataupun yang mengandung kafein bisa mengakibatkan tinja semakin encer, sehingga memperburuk diare.

Saat mengalami diare, maka hentikan dahulu kebiasaan mengonsumsi minuman berkafein seperti kopi.

Axact

ARTIKEL KESEHATAN

Bismillah...Blog ini merangkum beberapa artikel kesehatan yang ada di dunia maya sehingga menjadi sebuah blog kesehatan terpercaya. Kami mengucapkan terima kasih kepada narasumber artikel kesehatan, semoga artikel yang telah di baca banyak orang membawa manfaat dan penulis artikel pertama mendapatkan pahala dari Alloh.

Post A Comment:

0 comments: