Dampak Buruk Perselingkuhan bagi Kesehatan - Menurut survei nasional yang dilakukan oleh American Association for Marriage and Family Therapy, disebutkan bahwa 15% wanita dan 25% pria yang sudah menikah pernah melakukan perselingkuhan.
Definisi perselingkuhan memang bisa berbeda–beda bagi setiap pasangan. Namun, sering kali arti dari selingkuh adalah mencakup perilaku yang menjurus ke arah seksual (baik disertai dengan hubungan seksual atau tidak), pornografi, menggoda orang lain yang bukan pasangannya, atau hubungan emosional dengan orang lain (dengan atau tanpa kontak seksual).
Apapun definisinya, perselingkuhan dapat membuat seseorang yang diselingkuhi tersakiti atau mengalami patah hati. Tak berhenti sampai di situ, faktanya selingkuh juga bisa membawa dampak buruk bagi kesehatan.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Universitas Nevada, Amerika Serikat, pada 232 mahasiswa yang telah diselingkuhi selama 3 bulan terakhir (yang rata-rata menjalin hubungan asmara selama 1,76 tahun), perselingkuhan dapat memberikan dampak bagi orang yang diselingkuhi tak hanya secara mental, tapi juga fisik.
Menurut penelitian tersebut ditemukan bahwa 'korban' yang diselingkuhi tak hanya mengalami stres secara psikis, namun juga memiliki kecenderungan untuk melakukan perilaku yang berisiko seperti penyalahgunaan alkohol, obat-obatan terlarang, melakukan seks yang berisiko, gangguan pola makan (anoreksia, bulimia, atau makan berlebihan), atau olahraga secara berlebihan.
Selain itu, sikap negatif (seperti disalahkan oleh pasangan, menyalahkan diri sendiri, tidak percaya diri) dapat berujung pada stres, gangguan kecemasan, dan depresi. Menurut studi yang dilansir di Journal of Social and Personal Relationships, wanita cenderung mengalami stres yang lebih berat saat diselingkuhi dibandingkan pria.
Ketika seseorang mengalami stres emosional yang mendadak (seperti ketika mengetahui bahwa pasangannya berselingkuh), kondisi ini dapat memicu atau meningkatkan risiko serangan jantung, aritmia (gangguan irama jantung) dan bahkan kematian mendadak. Meski risiko ini lebih sering terjadi pada orang yang sebelumnya telah memiliki riwayat penyakit jantung, tapi sering kali banyak orang yang tidak menyadari bahwa mereka memilikinya sampai ketika mereka mengalami stres mendadak.
Ketika stres tersebut mengganggu kehidupan Anda sehari-hari, Anda dapat kesulitan untuk beraktivitas dalam jangka panjang, dan ini bisa berdampak buruk bagi tubuh Anda. Seperti pada penelitian yang dipublikasikan di Annual Review of Psychology, disebutkan bahwa hampir 50% responden yang mengalami stres kronis (akibat sakit hati mendalam oleh perselingkuhan) sering mengalami nyeri kepala kronis. Selain itu, bila berlangsung terus menerus, stres yang kronis dapat berujung pada depresi dan meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung.
Selain risiko penyakit jantung, menurut survei yang dilakukan oleh American Psychological Association tahun 2012, ketika Anda merasakan sakit hati oleh perselingkuhan dan mengalami stres, 40% orang cenderung mengalami kesulitan tidur pada malam hari. Akibatnya, ketika Anda kurang tidur, maka pada siang hari Anda akan kesulitan berkonsentrasi, tidak fokus dalam bekerja atau beraktivitas, serta mudah lelah dan kurang berenergi. Tak hanya itu, stres yang kronis juga bisa menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti tekanan darah tinggi, obesitas, dan diabetes.
Rasa kecewa, sedih, marah, dan tersakiti adalah respons alami ketika Anda mengetahui bahwa pasangan Anda selingkuh. Meski demikian, jangan jadikan perselingkuhan tersebut sebagai pusat kehidupan Anda. Cobalah untuk perlahan melupakan luapan emosi negatif yang Anda rasakan, agar Anda tidak dilanda stres yang berkepanjangan sehingga berdampak buruk pada kesehatan mental dan fisik Anda. Yakinlah bahwa perlahan waktu akan menyembuhkan luka di hati, dan di kemudian hari Anda akan mendapatkan pengganti yang jauh lebih baik.
[RN/ RVS]
Sumber Google
Definisi perselingkuhan memang bisa berbeda–beda bagi setiap pasangan. Namun, sering kali arti dari selingkuh adalah mencakup perilaku yang menjurus ke arah seksual (baik disertai dengan hubungan seksual atau tidak), pornografi, menggoda orang lain yang bukan pasangannya, atau hubungan emosional dengan orang lain (dengan atau tanpa kontak seksual).
Apapun definisinya, perselingkuhan dapat membuat seseorang yang diselingkuhi tersakiti atau mengalami patah hati. Tak berhenti sampai di situ, faktanya selingkuh juga bisa membawa dampak buruk bagi kesehatan.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Universitas Nevada, Amerika Serikat, pada 232 mahasiswa yang telah diselingkuhi selama 3 bulan terakhir (yang rata-rata menjalin hubungan asmara selama 1,76 tahun), perselingkuhan dapat memberikan dampak bagi orang yang diselingkuhi tak hanya secara mental, tapi juga fisik.
Menurut penelitian tersebut ditemukan bahwa 'korban' yang diselingkuhi tak hanya mengalami stres secara psikis, namun juga memiliki kecenderungan untuk melakukan perilaku yang berisiko seperti penyalahgunaan alkohol, obat-obatan terlarang, melakukan seks yang berisiko, gangguan pola makan (anoreksia, bulimia, atau makan berlebihan), atau olahraga secara berlebihan.
Selain itu, sikap negatif (seperti disalahkan oleh pasangan, menyalahkan diri sendiri, tidak percaya diri) dapat berujung pada stres, gangguan kecemasan, dan depresi. Menurut studi yang dilansir di Journal of Social and Personal Relationships, wanita cenderung mengalami stres yang lebih berat saat diselingkuhi dibandingkan pria.
Ketika seseorang mengalami stres emosional yang mendadak (seperti ketika mengetahui bahwa pasangannya berselingkuh), kondisi ini dapat memicu atau meningkatkan risiko serangan jantung, aritmia (gangguan irama jantung) dan bahkan kematian mendadak. Meski risiko ini lebih sering terjadi pada orang yang sebelumnya telah memiliki riwayat penyakit jantung, tapi sering kali banyak orang yang tidak menyadari bahwa mereka memilikinya sampai ketika mereka mengalami stres mendadak.
Ketika stres tersebut mengganggu kehidupan Anda sehari-hari, Anda dapat kesulitan untuk beraktivitas dalam jangka panjang, dan ini bisa berdampak buruk bagi tubuh Anda. Seperti pada penelitian yang dipublikasikan di Annual Review of Psychology, disebutkan bahwa hampir 50% responden yang mengalami stres kronis (akibat sakit hati mendalam oleh perselingkuhan) sering mengalami nyeri kepala kronis. Selain itu, bila berlangsung terus menerus, stres yang kronis dapat berujung pada depresi dan meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung.
Selain risiko penyakit jantung, menurut survei yang dilakukan oleh American Psychological Association tahun 2012, ketika Anda merasakan sakit hati oleh perselingkuhan dan mengalami stres, 40% orang cenderung mengalami kesulitan tidur pada malam hari. Akibatnya, ketika Anda kurang tidur, maka pada siang hari Anda akan kesulitan berkonsentrasi, tidak fokus dalam bekerja atau beraktivitas, serta mudah lelah dan kurang berenergi. Tak hanya itu, stres yang kronis juga bisa menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti tekanan darah tinggi, obesitas, dan diabetes.
Rasa kecewa, sedih, marah, dan tersakiti adalah respons alami ketika Anda mengetahui bahwa pasangan Anda selingkuh. Meski demikian, jangan jadikan perselingkuhan tersebut sebagai pusat kehidupan Anda. Cobalah untuk perlahan melupakan luapan emosi negatif yang Anda rasakan, agar Anda tidak dilanda stres yang berkepanjangan sehingga berdampak buruk pada kesehatan mental dan fisik Anda. Yakinlah bahwa perlahan waktu akan menyembuhkan luka di hati, dan di kemudian hari Anda akan mendapatkan pengganti yang jauh lebih baik.
[RN/ RVS]
Sumber Google
Post A Comment:
0 comments: