Dr. Suparyanto, M.Kes
PATOFISIOLOGI RESPIRASI 1
ANATOMI FISIOLOGI
- Fungsi utama saluran nafas atas: menyaring, menghangatkan dan melembabkan udara nafas
- Saluran nafas dilapisi mukosa bersilia → mukus dihasilkan oleh sel goblet
- Asinus: unit respirasi (tempat pertukaran gas) → bronkiolus respiratorius, duktus alveolus, sakus alveolus dan alveolus
- Pusat nafas ada di medulla oblongata, reseptor O2 ada di aorta (glomus aorticus) dan a. karotis (glomus karoticus)
- Rangsangan parasimpatis (kolinergik) → menyebabkan bronkokontriksi dan peningkatan sekresi mukus
- Rangsangan simpatis (adrenergik) → menyebabkan bronkodilatasi dan penurunan sekresi mukus
- Sistem pertahanan sitem respiratorius:
- Filtrasi udara oleh hidung
- Reflek batuk
- Reflek menelan atau muntah
- Gerakan mukosiliaris
- Bronkokonstriksi reflek
- Makrofag alveolar dan IgA
- Ventilasi kolateral (antar alveolus) melalui pori Kohn
PROSEDUR DIAGNOSIS
- Prosedur morfologis: radiologi, biopsi, bronkoskopi, uji sputum, CT scan, MRI (magnetic resonance imager), angiografi
- Uji fungsi paru: Pulmo Function Test (PFT) dengan alat spirometer
- Pola obstruktif → yang ditandai dengan obstruksi aliran udara
- Pola restriktif → ada penurunan volume paru tetapi tidak ada obstruksi aliran paru
- Pola obstruktif ventilasi: bronkitis kronis, emfisema, asma → ada penurunan FEV (force expires volume), MMFR (maximum medium force respires) serta tingginya RV (residue volume) dan FRC (force residue capacities)
- Pola restriktif ventilasi: gangguan parenkim, pleura, neuromuskular, dinding dada
- Pola restriktif ditandai: penurunan VC (vital capacities), TLC (total lung capacities), FRC (force residue capacities) dan RV (residue volume) → mencerminkan hilangnya elastisitas dinding dada atau paru
- Penyebab hipoksia:
- Ventilasi/perfusi tidak seimbang
- Hipoventilasi alveolar
- Gangguan difusi
- Anastomose arterivenosa intra pulmonar
GANGG ASAM BASA pH HCO3 PaCO2
Asidosis respiratorik ↓ ↑ ↑
Alkalosis respiratorik ↑ ↓ ↓
Asidosis metabolik ↓ ↓ ↓
Alkalosis metabolik ↑ ↑ ↑
TANDA DAN GEJALA
- Batuk: reflek protektif yang disebabkan iritasi tracheobronkial oleh mekanik, kimia, peradangan
- Sputum berlebihan terjadi pada peradangan akut dan kronik cabang tracheobronkial
- Sputum kuning atau hijau: mencerminkan adanya leukosit dan proses supuratif yang menyerang saluran nafas atau parenkim
- Sputum bau menandakan abses atau bronkiektasis
- Hemoptisis: batuk darah atau sputum dengan sedikit darah
- Sputum berdarah → bronkitis, pneumonia, karsinoma bronkogenik, fibrosis kistik, TB, bronkiektasis dan emboli paru
- Dispnae: perasaan sulit bernafas subyektif, tanda obyektif jika bernafas dengan otot nafas tambahan (sternokleidomastoideus, skalenus, trapesius, cuping hidung, tachipnae, hiperventilasi)
- Ortopnae: dispnae pd posisi berbaring → disebabkan penumpukan darah di dada saat berbaring (kl berdiri di kaki)
- Dispnae paroksismal nokturna: terbangun dari tidur akibat dispnae → tanda gagal jantung kongestif → penyebab peningkatan volume intravaskular sentral yang berhubungan dengan posisi berbaring (darah pindah dari perifer ke sentral)
- Penyebab dispnae: penyakit kardiovaskuler, emboli paru, penyakit paru interstitial atau alveolar, paru obstruktif, gangguan dinding dada, otot nafas dan kecemasan
- Nyeri dada: dinding dada, pleura, saluran nafas dan struktur mediastinum
- Nyeri pleuritik: nyeri menusuk, nyeri terlokalisir yang diperberat dengan inspirasi dalam dan batuk serta berkurang saat menahan nafas
- Jari tabuh: perubahan bentuk normal falang distal dan kuku (tangan dan kaki) yang ditandai: kehilangan sudut kuku, rasa halus berongga pada dasar kuku, ujung jari menjadi besar
- Jari tabuh berhubungan dengan: penyakit paru (TB, abses paru, kanker paru), penyakit kardiovaskuler (tetralogi Fallot, endokarditis), penyakit hati kronik, penyakit saluran cerna
- Sianosis: berubahnya warna kulit menjadi kebiruan (terutama dibawah kuku) dan membran mukosa akibat meningkatnya jumlah Hb tereduksi (deoksigenasi) dalam kapiler
- Sianosis sentral akibat PaO2 rendah, sianosis perifer akibat vasokontriksi perifer (lingkungan dingin), obstruksi aliran darah, curah jantung rendah
PENYAKIT OBSTRUKTIF PARU
- Penyakit obstruktif: gangguan jalan nafas atau asinus yang ditandai dengan menurunya kemampuan menghembuskan udara
- Penyebab: bronkitis kronik, emfisema, asma kronik, bronkiektasis, fibrosis kistik
- CPOD (chronic pulmo obstructive disease) adalah gabungan bronkitis kronik dan emfisema
- Bronkitis kronis: batuk kronis dengan pengeluaran sputum minimum 3 bulan setiap tahunya, sekurang-kuranganya selama 2 tahun
- Emfisema: anatomi patologik, dilatasi dan destruksi rongga udara sebelah distal bronkiolus terminalis, ductus alveolaris, dan dinding alveolar
- Asma bronkial: penyakit episode yang ditandai dengan hipersensitivitas cabang trakeobronkial terhadap berbagai rangsangan yang bermanifestasi sebagai penyempitan saluran nafas reversibel yang disebabkan oleh bronkospasme
- CPOD dibagi 2: emfisema predominan dan bronkitis predominan
- CPOD emfisema predominan: diafragma menjadi tipis, datar dan berbentuk seperti tong → karena udara terperangkap dan peningkatan TLC (total lung capacities) dan RV (residue volume), dispnae, batuk dan sputum minimal
- CPOD bronkitis predominan: pasien gemuk, diameter anteroposterior dada normal, batuk, sputum, hipoksia, hiperkapnia, polisitemia kompensatoris, sianotik, hipertensi
- Bronkiektasis: dilatasi abnormal bronkus dan bronkiolus ukuran sedang yang permanen dan disertai peradangan dan infeksi
- Merupakan komplikasi: campak, pertusis, influenza, bronkitis, pneumonia
- Gejala: batuk kronik, sputum mukoporulen, sputum busuk, malnutrisi dan jari tabuh
PENYAKIT RESTRIKTIF PARU
- Penyakit restriktif paru ditandai: peningkatan kekakuan paru atau thorax, yang menyebabkan penurunan peregangan, penurunan VT, VC, dan TLC
- Disfungsi inspirasi, kerja nafas meningkat, pola nafas cepat dan dangkal
- Penyebab: ekstrapulmonal (gangguan SSP, neuromuskuler, deformitas rongga thorax, trauma rongga thorax), intrapulmonar (gangguan pleura dan parenkim)
- Efusi pleura: pengumpulan cairan di cavum pleura
- Cairan dapat berupa: transudat (kadar protein rendah) disebut: Hidrotorax → akibat tekanan hidrostatik yang tinggi pada gagal jantung atau penurunan tekanan osmotik koloid (nefrotik sindrom dan sirosis hepatis)
- Efusi pleura: pengumpulan cairan di cavum pleura
- Cairan dapat berupa: transudat (kadar protein rendah) disebut: Hidrotorax → akibat tekanan hidrostatik yang tinggi pada gagal jantung atau penurunan tekanan osmotik koloid (nefrotik sindrom dan sirosis hepatis)
- Cairan pleura dapat berupa eksudat (cairan tinggi protein) → disebut fibrothorax → banyak mengandung fibrinogen atau fibrin → karena peradangan dan keganasan
- Cairan pleura berupa nanah disebut: empiema → karena pneumonia, abses paru, neoplasma yang meluas sampai pleura
- Pneumotorax: adanya udara dalam cavum pleura
- Pneumotoraks spontan: primer/idiopatik akibat ruptur pleura kongenital, sekunder akibat penyakit paru (emfisema, pneumonia, keganasan)
- Pneumotoraks traumatik: cedera pada dada, tusukan, fraktur iga, komplikasi biopsi paru atelektasis
- Atekektasis: kolap pada alveoli
- Atelektasis kompresi: akibat tekanan eksternal pada paru akibat: pneumotoraks, efusi pleura, distensi abdomen
- Atelektasis absorpsi: timbul bila mukus menghalangi masuknya udara ke saluran nafas distal, absorbsi gas dalam alveoli akan menyebabkan alveoli kolap
- Pneumonia: radang atau infeksi parenkim paru
- Penyebab: bakteri, virus, fungus, protozoa
- Faktor risiko: usia (sangat muda/tua), infeksi virus saluran nafas atas, merokok, alkohol, COPD, kanker paru, penyakit kronis, pembedahan, bedrest, endotrakeal/trakeostomi, fraktur iga, terapi imunosupresif, AIDS
- Infeksi oportunistik → menyerang pasien dengan penekanan imun, organismenya adalah:
- Protozoa → Pneumocystis carinii
- Fungus → candida, aspergilus
- Virus → herpes simpleks, sitomegalovirus
- Bakteri → patogen
- Gejala pneumoni: demam, menggigil, batuk produktif, dispnae, nyeri dada
- Pneumokoniosis: kelompok penyakit yang disebabkan inhalasi debu anorganik atau organik yang dapat menyebabkan fibrosis interstitialis yang luas
Post A Comment:
0 comments: