Dr. Suparyanto, M.Kes
PATOFISIOLOGI ENDOKRIN 2
GLANDULA ADRENAL – SUPRARENAL
- Letak: diujung/kutub superior renal
- Bagian luar: Cortex adrenal
- Bagian dalam: Medulla adrenal
HORMON GLANDULA ADRENAL
- Cortex Adrenal:
- H. Glukokorticoid → kortisol - hidrokortison
- H. Mineralokorticoid → aldosteron
- H. Androgen → mirip testosteron
- Medulla Adrenal
- H. Adrenalin
- H. Noradrenalin
EFEK METABOLIK KORTISOL
- Metabolisme protein: efek katabolik menyebabkan hilangnya protein dari kulit, otot dan tulang, menyebabkan striae, atropi otot, osteoporosis
- Metabolisme KH: merangsang glukoneogenesis dan melawan efek insulin yang menyebabkan terjadinya hiperglikemia
- Metabolisme Lemak: mobilisasi asam lemak dan mendistribusi ulang lemak ke wajah dan batang tubuh
- Menghambat respon imun humoral, selular dan peradangan yang menurunkan pertahanan imun dan memperlambat proses penyembuhan
- Merangsang aktivitas sekresi lambung (pepsin dan HCl), meningkatkan risiko ulkus peptikum
- Fungsi otak berlebihan, yang berkaitan dengan kelabilan emosi
PEMERIKSAAN
- Tumor atau hiperplasia kortek dan medulla kel. Adrenal sering tidak dapat ditemukan pada pemeriksaan fisik → sebab letaknya tersembunyi
- Kelainan kel. Adrenal yang memerlukan tindakan bedah sebagian besar disebabkan hipersekresi
- Pemeriksaan khusus: pemeriksaan kadar hormon, CT Scan → menentukan letak tumor, dan pemeriksaan radioaktif dng → jodium 131
PENYEBAB HIPERKORTISISME
- Adenoma basofil hipofisis
- Hiperplasia kelenjar adrenal
- Adenoma atau karsinoma kel adrenal
- Penggunaan kortikosteroid yang lama
SINDROM CUSHING
- Disebabkan sekresi kortisol atau kortikosteron yang berlebihan
- Kelebihan stimulasi ACTH → hiperplasia korteks arenal
- Adenoma korteks adrenal, hiperaktifitas hipofisis atau tumor laian yang mengeluarkan ACTH
GAMBARAN KLINIK SINDROM CUSHING
- Obesitas
- Gundukan lemak pada punggung
- Muka bulat (moon face)
- Striae
- Berkurangnya massa otot
- Kelemahan otot
- Hirsutisme (kelebihan bulu pada wanita)
- Amenorhoe/impotensi
DIAGNOSIS SINDROM CUSHING
- Pemeriksaan kadar hormon dalam darah
- Penentuan letak tumor dengan: CT Scan, sidik radioaktif, angiografi
- Komplikasi
- Gangguan ginjal atau strok → hipertensi
- Hiperglikemia, infeksi → DM
- Lumpuh → kelemahan otot
PENANGANAN SINDROM CUSHING
- Mitotan (lisodren) → menghambat biosintesis steroid pada tumor ganas korteks suprarenal
- Hipofisektomi → tumor hipofisis
- Adrenalektomi → tumor adrenal
- Ablasio hipofisis → dengan radiasi atau bedah mikro
- Pasca bedah → terapi substitusi kortikosteroid seumur hidup
HIPERALDOSTERONISME (MORBUS CONN)
- 85% → disebabkan adenoma
- 15% → disebabkan hiperplasia nodular bilateral
- Gejala:
- Hipertensi
- Poliuria
- Polidipsia
- Kelemahan otot
- Tetani
- Laboratorium:
- Hipokalemia
- Alkalosis
- Kadar aldosteron tinggi di urine dan plasma
- Letak tumor:
- Roentgen → negatif jika tumor kecil
- CT Scan
ADDISON DISEASE (HIPOADRENALISME)
- Akibat atropi primer kortek adrenal → korteks adrenal tidak lagi mensekresi aldosteron → cadangan garam tubuh menjadi sangat berkurang → akibat reabsorbsi Na menurun → Na, Cl dan air hilang kedalam urine
- Penyebab: autoimune pada korteks adrenal, TB pada korteks adrenal, kanker koteks adrenal
- Akibat banyak hilangnya CES → volume plasma berkurang, konsentrasi eritrosit meningkat, curah jantung turun → penderita mengalami syok →mati
- Defisiensi Glukokortikoid → tidak mampu mempertahankan glukose darah normal antara makan → karena tidak dapat mensintesa glukose dalam jumlah bermakna dengan glukoneogenesis
- Hipoglukokortikoid juga menyebabkan → mudah stres dan infeksi saluran nafas
- Pengobatan:
- Penyakit Addison yang tidak diobati akan mati dalam beberapa hari karena kelemahan otot dan syok
- Bila diberikan mineralokortikoid dan glukokortikoid serta asupan garam yg tinggi dapat hidup ber tahun-tahun
VIRILISASI
- Sekresi androgen yang berlebihan pada wanita menyebabkan virilisasi
- Gejala: jerawat, suara memberat, pembesaran klitoris, kebotakan, oligomenorea, amenorea, hirsutisme: pertumbuhan rambut kasar yang berwarna gelap berlebihan dengan distribusi maskulin pada wajah, putting susu dan daerah pubis
PANKREAS
- Letak: membentang secara transversal pd dinding abdomen posterior. Kepala pada curva duodenum ekor samapi limpa
- Dibagi 2 bagian: Asinus dan Pulau Langerhans
- Acinus → kel. Eksokrin → getah pankreas (enzim)
- Pulau Langerhans → kel. Endokrin → ada 3 macam sel α, β, γ → hormon
HORMON PANKREAS
- Sel α → H.glukagon
- Sel β → H.Insulin
- Sel δ → H.Somatostatin (belum jelas)
DIABETES MELLITUS
- Batasan → penyakit metabolik akibat menurunya hormon insulin, yang ditandai dengan hiperglikemia dan glukosuria
- Penyakit DM → primer gangguan metabolisme KH, sekunder gangguan metabolisme lemak dan protein
- DM tipe 1: → tergantung insulin
- Kekurangan insulin endogen akibat destruksi autoimune pd sel beta pancreas
- Idiopatik
- DM tipe 2: → tidak tergantung insulin
- Resistensi insulin perifer (reseptor)
- Gangguan sekresi insulin
- Produksi glukose hati yang berlebihan
- Tidak ada bukti detruksi sel beta pancreas
- Obesitas berhubungan dengan tipe ini
FUNGSI INSULIN
- Glukose tidak dapat langsung diffusi ke sel
- Glukose harus berikatan dulu dengan carrier: G + C → GC → GC dapat berdiffusi kedalam sel
- Didalam sel GC → G + C
- C keluar sel lagi untuk mengikat G yang lain → sampai semua G masuk sel
- Proses ini dipercepat oleh H. Insulin
- Jika H. Insulin kurang → proses masuknya G kedalam sel lambat → G menumpuk didalam darah → DM
KRITERIA DIAGNOSIS
- Menurut WHO:
- Random ≥ 200 mg%
- Puasa ≥ 140 mg%
- 2 jam PP ≥ 200 mg% (75 gr glukose)
- Darah → (normal)
- SDP < 110 mg%
- 2 jam PP , 140 mg%
- Urine → (normal)
- Reduksi negatif
GEJALA KLINIS
- Mula-mula 3P (Poliuria = banyak kencing, Polidipsia = banyak minum dan Poliphagia = banyak makan)
- BB naik → sel beta masih dalam keadaan kompensasi → hiperinsulinemia → lipogenesis → BB naik
- Nafsu makan menurun → tinggal 2P (poliuria dan polidipsia) → BB turun (sindroma Diabetes akut) → mual → menuju Ketoasidosis Diabetik
- Lemah, capai → komplikasi gangguan metabolisme KH
- Kesemutan, rasa panas di tungkai, rasa tebal di telapak kaki, kram, nyeri otot, gangguan seksual → komplikasi saraf
- Pandangan kabur, sering ganti kaca mata → komplikasi retina
KOMPLIKASI DM
- Retinopati diabetik → akibat mikroangiopati → perdarahan → jaringat parut → kebutaan
- Glumerulosklerotik diabetik → penyebab GGK stadium akhir (ESRD, End Stadium Renal Disease) → hipertropi ginjal, penebalan membran basal kapiler glomerulus, peningkatan GFR, mikroalbuminuria, hipertensi, nefropati denga proteinuria, penurunan cepat GFR → ESDR
- Neuropati perifer → penyebab ulcerasi yang sulit dikontrol pada kaki penderita DM
- Gangguan atau hilangnya sensasi nyeri menyebabkan hilangnya rasa nyeri akibat penekanan sepatu atau trauma
- Bertambah parah jika disertai gengguan vaskularisasi
- Penyakit makrovaskuler → mengacu pada aterosklerosis → PJK, Stroke, IMA
Post A Comment:
0 comments: