Aneka Layanan Terapi Okupasi - Terapi okupasi bisa dipertimbangkan sebagai salah satu langkah pengobatan bagi mereka yang mengalami gangguan kesehatan dan tidak mampu melakukan aktivitas sehari-hari. Melalui terapi ini, pasien akan dilatih sehingga dapat menjadi lebih mandiri.
Sebelum diputuskan menjalani
terapi okupasi, dokter akan mengidentifikasi terlebih dahulu sejauh mana
kesulitan pasien dalam menjalani kegiatan sehari-hari dan menentukan diagnosis
penyakit yang menyebabkan pasien mengalami hambatan fisik, mental, atau sosial.
Bila kegiatan sehari-hari,
seperti berpakaian atau makan, sulit dilakukan tanpa bantuan orang lain, terapi
okupasi bisa menjadi jalan keluar. Orang yang mengalami keterbatasan fisik,
mental, dan penurunan kemampuan kognitif karena faktor usia atau penyakit
tertentu juga disarankan menjalani terapi ini.
Seperti Apa Layanan Terapi
Okupasi?
Jenis terapi okupasi yang
diberikan akan disesuaikan dengan usia, pekerjaan atau aktivitas sehari-hari,
dan kebutuhan pasien. Layanan terapi okupasi biasanya mencakup ketiga hal
berikut:
1. Evaluasi yang
bersifat individual
Pada evaluasi individual,
pasien, keluarga pasien, dan dokter akan menentukan apa yang hendak dicapai
melalui terapi ini. Dokter juga akan menentukan diagnosis penyakit yang
menyebabkan pasien membutuhkan terapi okupasi.
2.
Perencanaan intervensi
Setelah itu, dokter akan
menentukan jenis terapi dan latihan sesuai kebutuhan pasien. Fokus terapi dan
latihan yang diberikan adalah untuk memampukan pasien kembali beraktivitas
secara mandiri, misalnya mencuci, memasak, dan berpakaian tanpa bantuan orang
lain.
3. Evaluasi hasil
Evaluasi dilakukan untuk
memastikan bahwa hasil terapi okupasi sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan pada awal terapi. Evaluasi ini juga dibutuhkan untuk membuat rencana
tindakan lain jika diperlukan, agar hasil terapi bisa menjadi lebih baik.
Terapi okupasi dilakukan di
bawah pengawasan dokter spesialis rehabilitasi medis. Dokter spesialis ini
akan mendampingi pasien selama terapi, memberikan rekomendasi alat bantu sesuai
kebutuhan pasien, serta mengajarkan cara penggunaannya.
Dokter juga akan memberikan
pengarahan kepada anggota keluarga dan pengasuh untuk mendampingi dan merawat
pasien di rumah.
Siapa yang Membutuhkan Terapi
Okupasi
Tujuan utama terapi okupasi
adalah membuat kualitas hidup pasien menjadi lebih baik. Terapi okupasi secara
khusus dibutuhkan oleh:
- Orang
yang sedang menjalani pemulihan dan kembali bekerja setelah mengalami
cedera yang berhubungan dengan pekerjaan
- Orang
yang menderita gangguan fisik dan mental sejak lahir
- Orang
yang secara tiba-tiba menderita kondisi kesehatan serius, seperti stroke,
serangan jantung, cedera otak, atau amputasi
- Orang
yang menderita penyakit kronis, seperti radang sendi, multiple
sclerosis, atau penyakit paru obstruktif kronik (PPOK)
- Orang
dengan gangguan mental atau masalah perilaku, seperti penyakit
Alzheimer, autisme atau ADHD, gangguan stres pascatrauma,
penyalahgunaan obat-obatan terlarang, atau gangguan makan
Selain untuk orang dewasa,
terapi ini juga bisa diberikan pada anak-anak yang menderita kondisi tertentu,
seperti:
- Sindrom
Down
- Cerebral
palsy
- Dispraksia
- Autisme
- Ketidakmampuan
belajar yang disebabkan oleh masalah sebelum, selama, atau setelah
kelahiran, sakit, atau kecelakaan
Anak-anak dengan kebutuhan
khusus ini biasanya akan dipandu oleh dokter, psikolog, terapis, serta guru di
sekolah dalam belajar dan melakukan aktivitas sehari-hari, seperti membaca,
menulis, atau mandi dan menyikat gigi. Tujuannya adalah agar mereka dapat hidup
secara mandiri di kemudian hari.
Selain itu, peran orang tua
atau keluarga juga menjadi penting dalam keberhasilan terapi ini yakni
sebagai pendamping anak selama terapi. Di samping mendukung, keluarga juga
bisa menjadi sosok atau panutan bagi anak di rumah.
Apabila
ada anggota keluarga atau teman yang memiliki kondisi di atas, tidak ada
salahnya jika Anda menyarankan kepada mereka untuk menjalani terapi
okupasi. Untuk mendapatkan terapi ini, Anda perlu berkonsultasi dengan dokter terlebih
dahulu.
Post A Comment:
0 comments: