Ataksia Friedreich adalah penyakit saraf langka yang menyebabkan penderitanya sulit berjalan, kehilangan rasa dan kontrol atas tangan dan kaki, serta sulit berbicara. Ataksia Friedreich merupakan penyakit progresif yang memburuk seiring berjalannya waktu.
Seseorang dapat mengalami
ataksia Friedreich bila kedua orang tuanya memiliki kelainan gen FXN
(frataxin). Penyakit ini dapat terjadi baik pada laki-laki maupun perempuan.
Penyebab Ataksia Friedreich
Ataksia Friedreich
disebabkan oleh kelainan atau mutasi gen FXN (frataxin) pada kromosom nomor 9,
yang diwariskan oleh kedua orang tua kepada anaknya. Kelainan pada gen tersebut
akan menyebabkan kerusakan pada otak kecil dan saraf tulang belakang
sehingga penderitanya akan sulit mengontrol gerakan anggota tubuh.
Seseorang yang memiliki
keluarga dengan riwayat ataksia Friedreich lebih berisiko terkena penyakit ini.
Jika hanya salah satu orang tua yang terkena ataksia Friedreich, anaknya dapat
menjadi carrier atau
pembawa penyakit ini meskipun tidak mengalami kelainan.
Gejala Ataksia Friedreich
Gejala-gejala ataksia
Friedreich dapat muncul di rentang usia 2-50 tahun. Meskipun demikian, sering
kali gejala awal ataksia muncul di usia 10-15 tahun. Gejala awal yang
paling sering muncul adalah kesulitan untuk berjalan dan perubahan cara
berjalan. Penderita akan tampak goyah dan lebih sering terjatuh saat berjalan.
Gejala lainnya yang dapat
muncul pada ataksia Friedreich adalah:
- Kenaikan lengkungan telapak
kaki (scoliosis
pes cavus) atau perubahan bentuk lain pada kaki,
seperti clubfoot.
- Berkurang sampai tidak adanya
refleks tendon pada tungkai atau anggota gerak bagian bawah.
- Gangguan penglihatan.
- Gangguan pendengaran.
- Gangguan berbicara (disartria).
- Skoliosis.
- Otot terasa mel
- Kurangnya koordinasi antara
anggota gerak badan.
- Sulit merasakan getaran atau
gerakan pada tungkai dan
Selain beberapa gejala di
atas, kardiomiopati dan diabetes juga sering muncul pada
penderita ataksia Friedreich.
Gejala dapat terus
bertambah parah hingga penderitanya tidak dapat berjalan atau lumpuh. Penderita
juga harus menggunakan alat bantu, seperti kursi roda, atau hanya berbaring di
atas tempat tidur.
Seiring perkembangan
penyakit, gangguan saraf akibat ataksia Friedreich juga akan memengaruhi tangan
dan menyebabkan tangan tremor atau lemas.
Saat ataksia Friedreich
sudah sangat parah, penderita akan sulit bicara dan menelan akibat gangguan
saraf pada wajah. Jika berlanjut penderita ataksia akan mengalami pelemahan
pada otot wajah dan kesulitan untuk berbicara, bernapas, menelan, dan tertawa.
Kapan harus ke dokter
Gejala awal ataksia
Friedreich memang sulit dikenali. Meskipun demikian, segera konsultasikan ke
dokter jika mengalami gangguan saat berjalan. Dokter akan mencari tahu penyebab
keluhan yang dialami dan memberikan penanganan yang tepat.
Pemeriksaan dokter juga
perlu dilakukan jika salah satu anggota keluarga memiliki riwayat ataksia
Friedreich. Tanyakan ke dokter mengenai risiko timbulnya penyakit tersebut di
anggota keluarga lainnya.
Diagnosis Ataksia Friedreich
Pada awal pemeriksaan,
dokter akan menanyakan keluhan, gejala yang diderita, dan riwayat
kesehatan penderita dan keluarga. Riwayat kesehatan keluarga diperlukan untuk
mengetahui kemungkinan adanya pembawa atau carrier gen ataksia Friedrieich di dalam
keluarga.
Setelah itu, dokter akan
melakukan pemeriksaan fisik untuk memastikan gejala ataksia Friedreich yang
diderita. Berdasarkan rekomendasi World
Federation of Neurology, selama pemeriksaan fisik, dokter akan
melakukan pemeriksaan berikut ini:
- Kemampuan berjalan.
- Kecepatan berjalan.
- Kemampuan berdiri dengan mata
terbuka.
- Kemampuan melebarkan kaki dengan
mata terbuka.
- Kemampuan menstabilkan tubuh jika
terjadi guncangan dengan mata terbuka dan tertutup.
- Kestabilan posisi duduk.
- Fungsi gerak tubuh.
- Kemampuan berbicara, termasuk
kefasihan dan kejelasan dalam berbicara.
- Pergerakan bola mata.
Jika diduga mengalami
ataksia Friedreich, dokter akan meminta penderita menjalani pemeriksaan
konduksi saraf. Tes ini berfungsi untuk mengukur kecepatan rangsang saraf
melalui saraf. Tes ini dapat memberikan informasi jika terdapat kerusakan
jaringan saraf menggunakan elektroda yang dipasang di kulit tungkai.
Selain pemeriksaan konduksi
saraf, beberapa pemeriksaan lain yang mungkin dijalani penderita ataksia
Friedreich adalah:
- Ekokardiografi
Ekokardiografi berfungsi untuk menganalisa kondisi rangsangan saraf pada jantung dengan menggunakan gelombang suara. - Pemindaian MRI
Pemindaian MRI pada penderita ataksia Friedreich difokuskan pada otak dan tulang belakang. Pada penderita ataksia Friedreich, dapat ditemukan adanya kerusakan pada saraf tulang belakang bagian leher.
Pengobatan Ataksia Friedreich
Perlu diingat, ataksia
Friedreich tidak dapat disembuhkan. Langkah penanganan ditujukan untuk
mengontrol gejala-gejala yang muncul dan mencegah komplikasi yang mungkin akan
timbul. Pengobatan ataksia Friedreich dilakukan dengan melibatkan berbagai
dokter, terutama dokter saraf, dokter ahli genetik, dan dokter fisioterapi.
Selama pengobatan, dokter
akan melakukan pemeriksaan berkala selama beberapa tahun untuk memantau kondisi
sistem saraf, jantung, otot dan tulang, serta sistem organ lain.
Berbagai penanganan yang
bisa dilakukan adalah sebagai berikut:
- Fisioterapi dan penggunaan
alat bantu gerak.
- Pengobatan gagal jantung dan aritmia.
- Pengobatan untuk
- Terapi bicara.
- Operasi untuk menangani gangguan
atau deformitas pada kaki dan tulang.
- Konseling dan obat antidepresan untuk
mengatasi depresi.
- Memodifikasi pola dan jenis
makanan, jika penderita sulit menelan makanan.
Komplikasi Ataksia Friedreich
Ataksia Friedreich akan
bertambah buruk seiring berjalannya waktu. Setelah 15-20 tahun, berbagai gejala
ataksia Friedreich akan semakin memberat, bahkan bisa muncul komplikasi,
seperti:
- Sulit mencerna karbohidrat
- Diabetes
- Kardiomiopati
Aritmia dan gagal
jantung merupakan penyebab utama kematian pada penderita ataksia
Friedreich, yang umumnya terjadi di rentang usia 35-50 tahun.
Pencegahan Ataksia Friedreich
Ataksia Friedreich timbul
akibat faktor genetik, sehingga tidak bisa dicegah. Meskipun demikian, jika
mengetahui bahwa salah satu anggota keluarga memiliki riwayat ataksia
Friedreich, anggota keluarga lainnya dapat menjalani pemeriksaan genetik
Pemeriksaan genetik pada
anggota keluarga yang memiliki risiko dan riwayat ataksia Friedreich dapat
dilakukan mulai dari sebelum lahir. Selain itu, pemeriksaan genetik pada calon
pasangan suami istri, terutama dengan riwayat ataksia Friedrich dalam keluarga,
juga dapat dilakukan.
Post A Comment:
0 comments: