Kifosis adalah kelainan pada lengkungan tulang belakang yang membuat punggung bagian atas terlihat membulat atau bengkok tidak normal. Kondisi ini dapat terjadi pada siapa saja, tetapi lebih sering dialami oleh wanita lanjut usia.

Setiap orang memiliki tulang belakang yang melengkung pada kisaran 25–45 derajat. Akan tetapi, pada penderita kifosis, kelengkungan tulang belakang bisa mencapai 50 derajat atau lebih sehingga membuat penderitanya bungkuk.



Pada umumnya, kifosis hanya menimbulkan sedikit masalah dan cukup diatasi dengan fisioterapi atau menggunakan penyangga punggung. Namun, kifosis yang parah dapat menimbulkan nyeri dan gangguan pernapasan. Kondisi tersebut perlu ditangani dengan prosedur operasi.

Penyebab Kifosis

Berdasarkan penyebabnya, kifosis dibedakan menjadi tiga, yaitu:

Postural kyphosis

Postural kyphosis adalah jenis kifosis yang paling umum terjadi dan biasanya terlihat pada masa remaja. Penelitian menunjukkan, kifosis jenis ini lebih sering dialami oleh remaja perempuan daripada remaja laki-laki.

Postural kyphosis biasanya disebabkan oleh postur tubuh yang salah, misalnya karena bersandar di kursi dengan posisi yang terlalu membungkuk atau akibat membawa tas sekolah yang terlalu berat.

Kifosis jenis ini ditandai dengan kondisi tulang belakang yang melengkung sampai 50 derajat atau lebih. Meski demikian, postural kyphosis jarang menimbulkan nyeri sehingga tidak mengganggu penderita dalam beraktivitas.

Scheuermann’s kyphosis

Scheurmann’s kyphosis terjadi ketika tulang belakang mengalami kelainan pada masa pertumbuhan anak. Kifosis ini terjadi sebelum masa puber dan lebih sering terjadi pada anak laki-laki daripada anak perempuan.

Umumnya, lengkungan pada kifosis ini kaku dan memburuk seiring pertumbuhan anak. Kelainan bentuk tulang punggung paling terlihat saat remaja. Kondisi ini dapat membuat penderitanya tidak bisa berdiri lurus.

Pada sebagian penderita, kifosis ini bisa menimbulkan nyeri di bagian punggung yang paling melengkung. Nyeri dapat memburuk saat beraktivitas atau ketika penderita duduk dan berdiri lama.

Congenital kyphosis

Congenital kyphosis terjadi akibat kelainan perkembangan tulang belakang saat masih di dalam kandungan. Kelainan tersebut dapat terjadi pada satu atau lebih tulang belakang dan bisa memburuk seiring pertumbuhan anak.

Congenital kyphosis membutuhkan tindakan bedah secepatnya guna mencegah bungkuk bertambah parah.

Belum diketahui apa yang menyebabkan congenital kyphosis, tetapi kondisi ini diduga terkait dengan kelainan gen. Dugaan tersebut muncul karena pada beberapa kasus, kondisi ini dialami anak dari keluarga dengan riwayat congenital kyphosis.

Faktor risiko kifosis

Kifosis dapat terjadi pada siapa saja. Namun, ada beberapa kondisi yang dapat meningkatkan risiko terjadinya kifosis, yaitu:

  • Penyakit osteogenesis imperfecta
    Osteogenesis imperfecta atau penyakit tulang rapuh adalah kondisi tulang yang mudah patah, meski hanya menerima sedikit tekanan.
  • Skoliosis
    Skoliosis adalah kondisi tulang belakang yang melengkung seperti huruf S.
  • Spina bifida
    Spina bifida adalah penyakit kelainan bawaan lahir akibat tidak sempurnanya pembentukan tulang belakang dan saraf tulang belakang.
  • Penyakit Paget
    Penyakit Paget adalah gangguan yang memengaruhi proses regenerasi tulang, sehingga memicu kerapuhan tulang.
  • Neurofibromatosis
    Neurofibromatosis merupakan kelainan genetik yang memicu terbentuknya tumor di sistem saraf.
  • Tuberkulosis (TB)
    Penyakit ini seringkali menyerang paru-paru. Namun, pada beberapa kasus, tuberkulosis dari paru-paru dapat menyebar dan menyebabkan tuberkulosis di tulang belakang. Kondisi ini dapat merusak tulang belakang dan menyebabkan kifosis.
  • Distrofi otot
    Distrofi otot adalah kelainan akibat faktor genetik yang menyebabkan otot melemah secara bertahap.
  • Fraktur kompresi
    Fraktur kompresi atau patah tulang belakang akibat tekanan dapat memengaruhi kelengkungan tulang belakang.
  • Kanker dan pengobatan kanker
    Kanker atau penyebaran kanker pada tulang belakang, serta kemoterapi dan radioterapi, dapat membuat tulang belakang melemah dan rentan mengalami patah tulang dan perubahan bentuk.
  • Osteoporosis
    Menurunnya kepadatan tulang dapat menyebabkan tulang belakang bengkok.
  • Degenerasi bantalan sendi tulang belakang
    Bantalan tulang belakang atau diskus akan menyusut seiring bertambahnya usia. Hal ini akan membuat susunan tulang belakang berubah dan memicu terjadinya kifosis.
  • Kondisi medis lain
    Kifosis pada anak-anak bisa jadi berkaitan dengan penyakit tertentu, seperti sindrom Marfan dan sindrom Ehlers-Danlos.
  • Cedera tulang belakang
    Pada beberapa kasus, kifosis juga dapat terjadi akibat cedera pada tulang belakang.

Gejala Kifosis

Penderita kifosis dapat menunjukkan gejala yang berbeda. Umumnya kondisi ini ditandai dengan:

  • Perbedaan pada tinggi bahu kanan dan kiri
  • Perbedaan pada tinggi atau posisi tulang belikat
  • Kepala terlihat lebih condong ke depan dibandingkan bagian tubuh lain
  • Punggung terlihat miring ketika membungkuk
  • Otot hamstring (otot belakang paha) terasa kencang
  • Nyeri atau kaku di punggung
  • Kelelahan

Seiring kondisinya memburuk, kifosis dapat menimbulkan gejala lain, seperti:

  • Perubahan pada kebiasaan buang air kecil dan buang air besar
  • Napas tersengal-sengal atau sulit menarik napas
  • Kaku, kesemutan, atau kelemahan di kaki

Pada kondisi yang ringan, kifosis mungkin tidak menunjukkan gejala apa pun selain punggung yang sedikit membungkuk.

Kapan harus ke dokter

Periksakan anak Anda ke dokter jika Anda melihat tulang belakangnya melengkung atau membungkuk, terutama jika disertai dengan keluhan nyeri di punggung, sesak napas, dan tubuh terasa lelah atau lemas. Pemeriksaan dan penanganan sejak dini bisa mencegah tulang belakangnya makin melengkung.

Diagnosis Kifosis

Sebagai langkah awal, dokter menanyakan gejala dan riwayat kesehatan pasien. Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, antara lain dengan:

  • Mengukur tinggi badan pasien
  • Meminta pasien membungkuk, untuk melihat kelengkungan tulang belakang dari samping
  • Meminta pasien berbaring, untuk melihat apakah tulang belakang menjadi lurus atau tetap bengkok

Bila tulang belakang pasien lurus saat berbaring, pasien diduga mengalami postural kyphosis. Namun, bila tulang belakang pasien tetap bengkok saat berbaring, diduga pasien mengalami Scheuermann’s atau congenital kyphosis.

Dokter juga akan melakukan pemeriksaan saraf, untuk melihat seberapa baik refleks dan kekuatan otot pasien. Hal ini dilakukan guna mengetahui apakah perubahan bentuk tulang belakang telah memengaruhi saraf tulang belakang atau belum.

Untuk menguatkan diagnosis, dokter akan menjalankan pemeriksaan penunjang, seperti:

  • Pemindaian dengan foto Rontgen, CT scan, atau MRI, untuk menghitung tingkat kelengkungan tulang belakang, mendeteksi kelainan bentuk tulang belakang, memeriksa kemungkinan infeksi atau tumor di tulang belakang, dan melihat kondisi saraf tulang belakang
  • Tes fungsi saraf, untuk memeriksa kecepatan impuls saraf dari tulang belakang ke tungkai
  • Uji kepadatan tulang (bone density scan), untuk melihat kemungkinan perubahan bentuk tulang belakang disebabkan oleh kerapuhan tulang

Pengobatan Kifosis

Pengobatan kifosis bertujuan untuk mencegah tulang belakang makin melengkung dan menghindari risiko kelainan bentuk tulang belakang. Metode pengobatan yang dipilih oleh dokter tergantung pada usia dan kondisi pasien, serta jenis dan tingkat keparahan kifosis.

Kifosis yang disebabkan oleh postur tubuh yang salah dapat diatasi dengan cara memperbaiki postur tubuh. Namun, dokter dapat menyarankan pasien menjalani Rontgen secara berkala untuk memastikan kondisi tulang belakangnya tidak makin melengkung.

Pada kifosis yang disebabkan oleh kelainan tulang belakang, serta pada pasien yang tulang belakangnya makin melengkung dan disertai nyeri, diperlukan tindakan lain yang meliputi:

Obat-obatan

Obat-obatan yang diberikan hanya bertujuan untuk meredakan nyeri, bukan untuk mengatasi kifosis itu sendiri. Jenis obat-obatan tersebut antara lain:

  • Ibuprofen
  • Paracetamol
  • Aspirin
  • Obat untuk menguatkan tulang, seperti bifosfonat

Fisioterapi

Terapi fisik atau fisioterapi dilakukan pada pasien kifosis ringan. Dokter atau terapis akan mengajarkan pasien latihan yang bisa dilakukan di rumah, untuk memperkuat dan meningkatkan kelenturan tulang punggung, menguatkan otot yang menopang punggung, serta meredakan nyeri punggung.

Penyangga punggung

Penyangga punggung (braces) diberikan pada pasien anak-anak dengan Scheuermann’s kyphosis yang tulang belakangnya melengkung lebih dari 65 derajat dan masih berpotensi untuk berkembang menjadi lebih parah.

Braces harus digunakan 23 jam sehari (hanya dilepas saat mandi) hingga tulang belakang berhenti tumbuh, biasanya sampai usia 14–15 tahun. Tujuannya adalah untuk mencegah tulang belakang makin melengkung.

Perlu diketahui, tindakan ini tidak dilakukan pada pasien yang tulang belakangnya sudah berhenti tumbuh, karena tidak akan memperbaiki kondisi tulang belakang.

Operasi

Tindakan operasi umumnya dilakukan pada pasien congenital kyphosis atau pasien Scheuermann’s kyphosis dewasa yang tulang belakangnya melengkung sampai 70–75 derajat dan disertai nyeri hebat di punggung. Operasi juga dilakukan pada kifosis yang sampai menjepit saraf tulang belakang.

Jenis operasi tulang belakang yang dilakukan adalah fusi tulang belakang. Pada prosedur ini, dokter akan memasukkan potongan tulang di antara ruas tulang belakang. Setelah itu, dokter akan menyangga ruas tersebut dengan pen logam sampai posisi tulang belakang kembali normal.

Untuk membantu menjaga kepadatan tulang, dokter juga akan menyarankan pasien untuk mengonsumsi makanan kaya kalsium dan vitamin D, membatasi konsumsi minuman beralkohol, dan tidak merokok.

Komplikasi Kifosis

Jika tidak ditangani dengan tepat, kifosis berpotensi menimbulkan beberapa komplikasi, seperti:

  • Gangguan pernapasan
    Pada kasus yang parah, kifosis dapat menekan paru-paru dan menyebabkan penderitanya menjadi sesak napas.
  • Gangguan pencernaan
    Kifosis parah dapat menekan saluran pencernaan dan memicu masalah, seperti sakit maag atau sulit menelan.
  • Gerak tubuh yang terbatas
    Kifosis bisa menyebabkan penderitanya kesulitan berjalan, bangkit dari kursi, atau menengadahkan kepala. Tulang punggung yang melengkung juga dapat menimbulkan nyeri bila penderita berbaring.
  • Penampilan yang mencolok
    Kifosis membuat penderitanya terlihat mencolok, baik akibat postur tubuh yang membungkuk maupun karena penyangga punggung yang mungkin dipakai untuk memperbaiki kondisinya. Hal ini dapat membuat penderita kifosis tidak percaya diri atau bahkan menarik diri dari lingkungan sosial.

Pencegahan Kifosis

Kifosis akibat postur yang tidak baik dapat dicegah dengan melakukan beberapa hal berikut:

  • Menjaga postur dengan baik, misalnya dengan membiasakan duduk tegak
  • Tidak membawa tas punggung yang terlalu berat
  • Memperkuat otot perut dan punggung
  • Menjaga berat badan ideal
  • Berolahraga secara rutin, seperti renang, lari, atau olahraga lain yang dapat membantu menjaga kekuatan dan kelenturan tulang punggung

 

Axact

ARTIKEL KESEHATAN

Bismillah...Blog ini merangkum beberapa artikel kesehatan yang ada di dunia maya sehingga menjadi sebuah blog kesehatan terpercaya. Kami mengucapkan terima kasih kepada narasumber artikel kesehatan, semoga artikel yang telah di baca banyak orang membawa manfaat dan penulis artikel pertama mendapatkan pahala dari Alloh.

Post A Comment:

0 comments: