Mikrodisektomi atau microdiscectomy adalah operasi tulang belakang untuk menangani saraf kejepit. Pada operasi ini, dokter bedah akan mengangkat bantalan pada tulang belakang untuk mengurangi tekanan pada saraf tulang belakang, sehingga gejala dapat mereda.
Tidak semua saraf kejepit (hernia nukleus pulposus)
perlu dioperasi. Ada penderita yang kondisinya membaik setelah menjalani
pengobatan dengan obat-obatan dan fisioterapi. Bahkan, sebagian besar penderita
gejala hernia nukleus pulposus dapat sembuh dengan sendirinya setelah beberapa
minggu.
Dokter umumnya baru menyarankan pasien melakukan mikrodisektomi jika gejala tidak mereda setelah menjalani pengobatan dan fisioterapi selama lebih dari 3 bulan. Mikrodisektomi dilakukan untuk mencegah bertambah parahnya gejala yang dirasakan akibat saraf kejepit.
Tujuan dan Indikasi Mikrodisektomi
Gejala hernia nukleus pulposus dapat berupa rasa sakit,
kesemutan, atau kelemahan pada daerah yang terdampak. Jika terjadi di leher,
rasa sakit dapat menjalar ke bahu dan lengan.
Sedangkan bila hernia nukleus pulposus terjadi di punggung bawah, nyeri
akan menjalar ke bokong, paha, dan betis. Nyeri menjalar ini dikenal
dengan skiatika. Rasa sakit akan semakin terasa saat
penderita batuk, bersin, atau menggerakan tubuh ke posisi tertentu.
Dokter dapat menangani saraf kejepit dengan obat-obatan dan fisioterapi.
Mikrodisektomi baru dilakukan jika pasien merasakan sakit selama lebih dari 3
bulan dan pengobatan tanpa operasi tidak berhasil.
Selain karena skiatika yang tidak membaik, mikrodisektomi juga dapat
dilakukan ketika gejala hernia nukleus pulposus menyebabkan:
- Mati rasa atau lemah otot
- Susah berdiri atau berjalan
- Kehilangan kontrol buang air
kecil dan buang air besar
Peringatan Sebelum Melakukan Mikrodisektomi
Mikrodisektomi umumnya aman dilakukan. Namun, dokter dapat menganjurkan
prosedur pembedahan lanjutan jika ditemukan adanya beberapa saraf
terjepit pada pasien. Selain itu, ada kemungkinan saraf kejepit dan rasa nyeri
di bagian yang terdampak timbul kembali setelah operasi.
Segera pergi ke IGD rumah sakit, baik sebelum atau sesudah operasi, jika
saraf terjepit menimbulkan hal-hal berikut:
- Gejala saraf kejepit semakin
parah hingga mengganggu aktivitas sehari-hari.
- Penderita mengompol atau
kesulitan buang air kecil, atau tidak dapat mengontrol buang air besar.
- Saddle anesthesia atau rasa kebas yang
berkelanjutan pada bagian dalam paha, bagian belakang tungkai, dan area di
sekitar dubur.
Persiapan Sebelum Mikrodisektomi
Sebelum prosedur mikrodisektomi, ada beberapa hal yang perlu dilakukan
pasien, yaitu:
- Menjalani pemeriksaan
kesehatan (check-up), baik pemeriksaan kesehatan dari dokter umum
atau dokter spesialis yang menangani kondisi lain yang dimiliki pasien,
contohnya pemeriksaan oleh dokter jantung.
- Berhenti merokok sejak beberapa bulan
sebelum operasi, untuk mencegah komplikasi pascaoperasi berupa infeksi
atau lambatnya proses penyembuhan luka.
- Menyiapkan darah dari
pendonor, untuk digunakan sebagai darah cadangan bila terjadi perdarahan
yang banyak.
- Berhenti menggunakan
obat-obatan tertentu, seperti aspirin atau obat
antiinflamasi nonsteroid, karena dapat menyebabkan perdarahan dan
menghambat kerja obat bius.
- Penderita juga perlu
memberitahukan dokter jika sedang menggunakan obat herbal atau suplemen
tertentu saat menjalani pemeriksaan.
Sehari sebelum prosedur mikrodisektomi, penderita perlu dirawat inap
agar dokter dan perawat dapat mempersiapkan segala keperluan. Sebelum operasi
dilakukan, dokter anestesi juga akan melihat riwayat kesehatan
pasien dan melakukan pemeriksaan fisik untuk menentukan jenis obat bius yang
akan digunakan.
Ada 2 jenis anestesi (obat bius) yang bisa digunakan dalam prosedur
mikrodisektomi, yaitu:
- Bius total (umum), yaitu
bius yang akan membuat pasien tertidur selama prosedur mikrodisektomi.
- Bius setengah badan, yaitu
bius yang membuat pasien tetap sadar, namun setengah badannya (dari
pinggang ke bawah) akan mati rasa.
Jangan lupa informasikan ke dokter anestesi mengenai penyakit atau
kondisi medis yang Anda miliki. Beritahukan juga ke dokter anestesi apabila
Anda atau keluarga memiliki alergi atau pernah mengalami
masalah tertentu yang berkaitan dengan obat anestesi.
Prosedur dan Tindakan Mikrodisektomi
Sebelum operasi dilakukan, pasien akan berbaring dengan posisi
tengkurap. Setelah itu, dokter akan memberikan obat bius. Dokter anestesi dan
tim medis akan memantau fungsi organ vital pasien selama prosedur, termasuk
detak jantung dan tekanan darah.
Biasanya dibutuhkan waktu selama 1-2 jam hingga prosedur mikrodisektomi selesai
dilakukan. Berikut ini akan dijabarkan mengenai langkah-langkah yang dilakukan
selama operasi mikrodisektomi:
- Dokter bedah saraf atau dokter
ortopedi akan membuat sayatan kecil pada punggung pasien, tepat
di belakang cakram atau bantalan yang bermasalah. Selama operasi, dokter
akan menggunakan alat Rontgen khusus untuk memastikan lokasi saraf yang
- Setelah sayatan dibuat,
dokter bedah akan memasukkan alat berbentuk kawat ke bantalan saraf tulang
belakang yang bermasalah, kemudian dokter akan memasukkan tabung logam
yang lebih besar menyusuri arah kawat tersebut.
- Selanjutnya, tabung logam
yang makin lama makin besar ukurannya akan dimasukkan tepat menyelimuti
tabung sebelumnya. Tindakan ini dilakukan untuk menggeser jaringan tubuh
untuk mencapai tulang belakang.
- Setelah berhasil menjangkau
bagian dalam tulang belakang, dokter akan mencopot semua kawat dan tabung,
lalu dengan alat-alat khusus operasi mikrodisektomi, termasuk lampu dan
mikroskop, dokter bedah akan mengambil bagian bantalan yang menjepit
saraf.
- Setelah dirasa cukup,
alat-alat operasi akan diangkat dari tubuh pasien, kemudian dokter akan
menutup sayatan dengan jahitan dan memasang perban untuk menutup luka
pasien.
Pemulihan Setelah Mikrodisektomi
Setelah operasi, pasien diperbolehkan untuk pulang 24 jam setelah
operasi. Selama masa pemulihan pasien akan diwajibkan untuk mengikuti program
fisioterapi. Fisioterapi dilakukan untuk meningkatkan kekuatan dan
fleksibilitas otot-otot di sekitar tulang belakang.
Untuk sementara, pasien juga perlu menghindari beberapa aktivitas,
seperti duduk terlalu lama, mengangkat beban berat, mengemudikan kendaraan, dan
membungkukkan tubuh. Dokter juga akan meminta pasien untuk menggunakan korset
atau penyangga tulang belakang selama beberapa waktu sesudah operasi.
Sebagian besar pasien yang menjalani mikrodisektomi dapat kembali
beraktivitas setelah 2 minggu. Namun, dibutuhkan waktu sekitar 1,5 bulan untuk
sembuh sepenuhnya.
Dokter dapat meresepkan obat pereda rasa sakit jika bekas luka terasa
sakit. Rasa sakit yang dirasakan pasien biasanya lebih ringan daripada rasa
sakit akibat saraf terjepit sebelum dioperasi.
Selama masa pemulihan, luka bekas operasi akan mengeluarkan cairan.
Kondisi ini normal, namun segera periksakan ke dokter jika timbul demam,
nyeri yang parah, atau keluar nanah dari bekas luka operasi.
Komplikasi dan Efek Samping Mikrodisektomi
Mikrodisektomi merupakan prosedur yang cenderung aman dan jarang
menimbulkan komplikasi. Meski begitu, risiko komplikasi tetap ada, antara lain:
- Reaksi alergi terhadap obat
bius
- Infeksi
- Perdarahan berlebih
- Penggumpalan darah
- Bocornya cairan
serebrospinal atau cairan otak dan tulang belakang
- Cedera saraf tulang belakang
- Saraf kejepit terjadi
berulang
- Inkontinensia tinja dan inkontinensia
urine.
Post A Comment:
0 comments: