Saraf kejepit dapat menimbulkan berbagai gejala, dan salah satunya adalah nyeri sendi yang tak tertahankan. Rasa sakit pada sendi tersebut dapat muncul di berbagai bagian tubuh dan biasanya juga diikuti gejala lain, seperti kebas atau kesemutan.
Saraf kejepit merupakan
kondisi ketika saraf menerima tekanan berlebih dari jaringan sekitarnya.
Jaringan tersebut dapat berupa jaringan otot, tendon, tulang, atau tulang
rawan. Karena saraf menjalar sepanjang tubuh, saraf kejepit juga bisa terjadi
di berbagai lokasi dalam tubuh.
Gejala Saraf
Kejepit
Saraf kejepit sering kali
dianggap sebagai nyeri sendi biasa. Namun, ada beberapa gejala yang menunjukkan
bahwa Anda mengalami saraf kejepit, di antaranya:
- Mati rasa atau berkurangnya
sensasi di area yang dilalui oleh saraf
- Munculnya rasa nyeri yang tajam
atau seperti terbakar
- Kesemutan
- Otot terasa lemah
- Kaki dan tangan sering kali sulit
digerakkan
Gejala saraf kejepit ini
dapat memburuk saat Anda tertidur. Oleh karena itu, segera periksakan diri ke
dokter jika gejala di atas berlangsung selama beberapa hari dan tak kunjung
sembuh meski sudah beristirahat atau mengonsumsi obat pereda nyeri.
Penyebab Terjadinya
Saraf Kejepit
Beberapa posisi tubuh dapat
meningkatkan tekanan di sekitar saraf, seperti bertumpu pada siku atau
kebiasaan menyilangkan kaki dalam waktu lama. Selain itu, ada pula beberapa
kondisi yang dapat menyebabkan saraf kejepit, di antaranya:
- Herniasi diskus, suatu kondisi
yang terjadi akibat bantalan tulang belakang bergeser dari tempat yang
seharusnya
- Rheumatoid arthritis atau
peradangan pada sendi
- Stenosis spinal, yaitu
penyempitan yang tidak normal pada tulang belakang
- Carpal tunnel syndrome, kondisi ini terjadi ketika
saraf median di pergelangan tangan tertekan
Cedera, memar, atau kondisi
lain yang menyebabkan pembengkakan juga bisa memicu terjadinya saraf kejepit.
Selain berbagai kondisi di
atas, ada pula kelompok orang yang berisiko tinggi mengalami saraf kejepit,
antara lain:
- Wanita, karena memiliki tulang
jari dan telapak tangan yang lebih kecil
- Orang yang sering menggunakan
pergelangan tangan atau bahunya secara berulang
- Orang yang mengalami kegemukan
dan edema
- Penderita penyakit terkait
kelenjar tiroid, seperti hipotiroidisme
- Ibu hamil
- Penderita diabetes
- Orang yang sering berbaring dalam
waktu yang lama
Cara Mengobati
Saraf Kejepit
Untuk menangani saraf
kejepit, hal pertama yang bisa dilakukan adalah mengurangi aktivitas pada
bagian tubuh yang terdampak. Penderita sebaiknya menghentikan aktivitas yang
diduga sebagai penyebab dan bisa memperburuk tekanan pada saraf.
Jika saraf kejepit
disebabkan oleh carpal
tunnel syndrome, pemakaian pembebat pada tangan akan
direkomendasikan oleh dokter. Pembebat harus digunakan setiap saat, bahkan saat
tidur sekalipun.
Selain cara di atas, ada
beberapa cara yang bisa Anda lakukan, antara lain:
Fisioterapi
Untuk menangani saraf
kejepit, fisioterapi diperlukan untuk memperkuat otot-otot di daerah
yang mengalami saraf kejepit. Latihan memperkuat otot diperlukan guna mengurangi
tekanan pada saraf.
Pemberian obat
penghilang nyeri
Pemberian obat
antiinflamasi nonsteroid (NSAID), seperti ibuprofen atau naproxen,
bisa diberikan untuk meredakan rasa sakit. Dokter juga dapat memberikan
suntikan kortikosteroid untuk mengurangi peradangan dan rasa nyeri.
Operasi
Saraf kejepit yang
berlangsung selama berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan dan tidak membaik
meski sudah diberikan perawatan di atas, bisa diatasi dengan operasi. Jenis
operasi yang dilakukan tergantung pada lokasi yang sakit, misalnya perbaikan
herniasi diskus.
Meski saraf kejepit
terkadang sulit dihindari, tetapi ada berbagai langkah yang dapat Anda lakukan
untuk mengurangi risiko terjadinya saraf kejepit, seperti menjaga berat
badan, berolahraga secara teratur, berhenti merokok, dan menjaga postur tubuh
saat tidur atau beraktivitas.
Diagnosis sedini mungkin
dapat membuat penanganan saraf kejepit lebih mudah dan hasilnya pun lebih baik.
Oleh karena itu, bila Anda mengalami gejala saraf kejepit, segera periksakan
diri ke dokter untuk memastikannya dan mendapatkan penanganan yang
tepat.
Post A Comment:
0 comments: