Penyakit saraf motorik menyebabkan penderitanya tidak bisa berjalan, berbicara, atau bahkan bernapas tanpa alat bantu. Tanpa penanganan yang tepat, kondisi ini tidak hanya menghambat aktivitas sehari-hari, namun juga bisa mengancam nyawa penderitanya.
Saraf motorik
merupakan kumpulan saraf di otak, tulang belakang, dan jaringan otot
yang mengatur fungsi pergerakan otot tubuh. Kerja saraf motorik memungkinkan
tubuh seseorang untuk melakukan berbagai aktivitas.
Penyakit saraf motorik merupakan
sekumpulan penyakit langka yang merusak jaringan saraf motorik tubuh
dan membuatnya tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Hal ini membuat otak tidak
dapat mengirim sinyal ke otot-otot tubuh, sehingga penderita penyakit saraf
motorik tidak mampu menggerakkan tubuhnya.
Seiring waktu, otot-otot
tubuh penderita akan melemah dan mulai menyusut karena tubuhnya kehilangan
kendali untuk bergerak. Penderita penyakit saraf motorik pun akan sulit
berjalan, berbicara, menelan, dan bernapas, bahkan mengalami kelumpuhan.
Jenis penyakit saraf
motorik yang umum terjadi adalah amyotrophic
lateral sclerosis (ALS) atau penyakit Lou Gehrig.
Penyebab dan Risiko
Penyakit Saraf Motorik
Hingga kini, penyebab
terjadinya penyakit saraf motorik belum diketahui secara pasti. Namun, ada
beberapa faktor yang diketahui dapat meningkatkan risiko seseorang untuk
terkena penyakit saraf motorik, di antaranya:
Faktor genetik
Kelainan genetik bisa menyebabkan
seseorang mengalami penyakit saraf motorik. Selain itu, penyakit saraf motorik
juga dapat diturunkan, sehingga risiko Anda terkena penyakit ini akan lebih
besar bila memiliki riwayat keluarga yang juga menderita penyakit saraf
motorik.
Paparan zat beracun
Salah satu faktor yang juga
dapat meningkatkan risiko seseorang untuk terkena penyakit saraf motorik adalah
paparan zat beracun.
Beberapa studi menunjukkan
bahwa sebagian besar penderita penyakit saraf motorik pernah terpapar logam
berat, merkuri, arsenik, kromium, timbal, dan pestisida dalam jangka panjang
atau dalam jumlah besar.
Usia
Penyakit saraf motorik yang
langka ini juga lebih banyak terjadi pada pria yang berusia di atas 60 tahun,
walau bisa juga dialami oleh wanita dan orang dari berbagai usia.
Selain itu, seseorang yang
memiliki riwayat penyakit tertentu, seperti kelainan autoimun dan
demensia, juga disebut lebih berisiko terkena penyakit saraf motorik.
Waspadai Berbagai
Gejala Penyakit Saraf Motorik
Penyakit saraf motorik
dapat menyebabkan gangguan pada jaringan saraf motorik di otak dan saraf tulang
belakang. Hal ini membuat otot melemah secara bertahap dan sulit dikendalikan.
Penyakit saraf motorik juga
membuat gerakan otot penderitanya menjadi lebih lambat dan terasa berat. Lambat
laun, penyakit ini membuat tubuh penderitanya lumpuh atau sama sekali tidak
dapat bergerak.
Selain itu, penyakit saraf
motorik juga dapat menimbulkan beberapa gejala berikut ini:
- Sulit menggenggam atau mengangkat
suatu benda
- Otot tubuh terasa kaku dan
lumpuh, termasuk otot wajah
- Kaki melemah, sehingga sering
terjatuh, tersandung, atau sulit menaiki tangga
- Bicara tidak jelas dan
banyak mengeluarkan air liur
- Sulit menelan
- Berat badan turun
- Tidak bisa mengendalikan
tangisan, tawa, atau menguap
Gejala di atas tidak muncul
tiba-tiba, tetapi secara bertahap dalam rentang waktu beberapa minggu atau
bulan, kemudian akan semakin parah dan menetap setelah beberapa tahun. Gejala
penyakit saraf motorik juga biasanya dimulai dari salah satu sisi tubuh.
Penanganan Penyakit
Saraf Motorik
Gejala penyakit saraf
motorik terkadang sulit didiagnosis karena dapat menyerupai gejala penyakit
lain, seperti multiple
sclerosis dan polio. Oleh karena itu, orang yang mengalami
gejala penyakit saraf motorik atau berisiko terkena penyakit ini perlu
menjalani konsultasi penyakit saraf dengan dokter spesialis saraf.
Untuk menentukan diagnosis,
dokter akan melakukan pemeriksaan fisik lengkap yang disertai pemeriksaan saraf
dan pemeriksaan penunjang, seperti:
- Analisis cairan
serebrospinal
- Tes darah
- Elektromiografi (EMG)
- Pemeriksaaan konduksi listrik
pada saraf motorik
- MRI
Apabila hasil pemeriksaan
dokter menyatakan bahwa penderita memang mengalami penyakit saraf motorik,
dokter dapat memberikan berbagai penanganan.
Langkah penanganan yang
dilakukan umumnya tidak mampu menyembuhkan penyakit tersebut, namun bisa
meringankan gejala yang muncul dan membantu penderitanya agar dapat
beraktivitas secara normal.
Berikut ini adalah beberapa
penanganan yang dapat diberikan oleh dokter untuk menangani penyakit saraf
motorik:
Pemberian
obat-obatan
Ada beberapa jenis
obat-obatan yang dapat meringankan gejala penyakit saraf motorik, yaitu:
- Riluzole dan edaravone, untuk
melindungi saraf motorik dari kerusakan lebih lanjut dan memperlambat
perkembangan penyakit.
- Baclofen, phenytoin, dan benzodiazepine, untuk
meredakan otot tubuh yang kaku dan mengurangi intensitas kram yang muncul.
- Antikolinergik, seperti atropine dan trihexyphenidyl,
untuk mengurangi produksi air liur. Jenis obat ini terkadang diberikan
bersamaan dengan suntikan toxin
botulinum untuk mengurangi pembentukan air liur sekaligus
mengatasi otot kaku.
- Antidepresan, seperti amitriptyline atau fluvoxamine, untuk
mengatasi depresi.
Fisioterapi
Fisioterapi dapat
memperbaiki postur tubuh, mengurangi otot dan sendi yang kaku, mempertahankan
kekuatan otot, dan memperlambat pelemahan otot.
Selain melakukan peregangan
tubuh, penderita penyakit saraf motorik juga bisa mendapatkan terapi tambahan
oleh fisioterapis apabila mengalami kesulitan berbicara, mengunyah,
dan menelan.
Penderita penyakit saraf
motorik juga dapat diberi alat bantu, seperti alat penyangga kaki atau kursi
roda, agar tetap bisa beraktivitas.
Terapi okupasi
Selain fisioterapi,
penderita penyakit saraf motorik juga dapat melakukan terapi okupasi di
bawah pengawasan dokter spesialis rehabilitasi medis. Melalui terapi
okupasi, penderita penyakit saraf motorik akan dibantu dan dilatih untuk bisa
melakukan aktivitas secara mandiri tanpa banyak dibantu oleh orang lain.
Penyakit saraf motorik
merupakan penyakit saraf berbahaya yang bisa memengaruhi kualitas hidup
penderitanya. Oleh karena itu, jika Anda mengalami berbagai gejala penyakit
saraf motorik seperti yang telah disebutkan sebelumnya, segera pergi ke dokter
spesialis saraf untuk menjalani pemeriksaan dan mendapatkan penanganan
yang tepat.
Post A Comment:
0 comments: