Moebius syndrome adalah kelainan bawaan yang ditandai dengan kelemahan atau kelumpuhan saraf pada wajah yang berfungsi untuk mengendalikan ekspresi wajah, pergerakan mata, kemampuan berbicara, mengunyah, dan menelan. Kelainan saraf bawaan ini tergolong langka atau jarang terjadi.
Moebius syndrome atau sindrom
Moebius dapat terdeteksi sejak lahir. Belum diketahui secara pasti penyebab
dari Moebius syndrome. Namun, faktor genetik dan lingkungan diduga memengaruhi
terjadinya kondisi ini.
Penyebab Moebius
Syndrome
Penyebab Moebius syndrome
belum diketahui secara pasti. Sebagian besar kasus Moebius syndrome terjadi
secara acak dan bisa terjadi pada siapa saja. Moebius syndrome adalah kelainan
bawaan langka, yang bisa muncul dalam 1 per 50.000 atau 1 per 500.000
kelahiran.
Moebius syndrome terjadi
akibat tidak terbentuk atau salah berkembangnya saraf kranial VI dan VII. Pada
sebagian kecil kasus, tidak berkembangnya saraf kranial XII juga bisa menyertai
kondisi ini. Peneliti menduga kesalahan atau kegagalan perkembangan saraf
kranial ini terjadi akibat adanya gangguan aliran darah ke batang otak janin
selama masa perkembangan.
Walaupun terjadi secara acak,
peneliti menduga ada beberapa faktor dan kondisi yang dapat meningkatkan risiko
terjadinya Moebius syndrome, yaitu:
- Kelainan
genetik,
terutama pada kromosom 3, 10, dan 13
- Kondisi
medis saat perkembangan janin, seperti hipoksia dan
iskemik
- Penggunaan kokain selama
kehamilan
Gejala Moebius
Syndrome
Gejala Moebius syndrome bisa
terlihat saat bayi baru dilahirkan. Gejala yang timbul bisa sangat beragam dan
dapat berbeda antara satu pasien dengan pasien lainnya. Namun, beberapa gejala
yang paling sering muncul adalah:
- Tidak
adanya ekspresi wajah, seperti tidak bisa tersenyum, menutup mata,
mengangkat alis, serta mengerutkan kening
- Kelemahan
atau kelumpuhan total pada otot wajah
- Mata
juling (strabismus)
- Dagu
atau rahang yang kecil dan mulut yang kecil
- Langit-langit
sumbing
- Gangguan
pada tangan dan kaki, seperti club foot dan jari yang
hilang atau menyatu (sindaktili)
Selain itu, ada sejumlah
gejala lain yang muncul saat seseorang mengalami Moebius syndrome, yaitu:
- Kesulitan
mengunyah, menghisap, atau menelan
- Kesulitan
berbicara
- Sering
mengeluarkan air liur
- Gangguan
pendengaran
- Gangguan
pada gigi
- Mata
kering
- Keterlambatan
perkembangan kemampuan motorik
Kapan harus ke
dokter
Gejala Moebius syndrome
umumnya bisa dilihat sejak bayi dilahirkan. Jika Anda tidak melahirkan di
dokter, lakukan pemeriksaan ke dokter segera jika anak Anda
mengalami keluhan dan gejala yang telah disebutkan di atas. Pemeriksaan dan
penanganan sejak dini diperlukan untuk mencegah terjadinya komplikasi.
Jika anak Anda sudah
dinyatakan mengalami mengalami Moebius syndrome, ikuti anjuran dokter dan
lakukan kontrol rutin untuk memantau perkembangan anak dan respons terapi.
Diagnosis Moebius
Syndrome
Untuk mendiagnosis Moebius
syndrome, dokter akan melakukan tanya jawab dengan orang tua pasien mengenai
gejala dan keluhan yang dialami oleh anak, serta riwayat kesehatan anak dan
keluarga, termasuk riwayat kesehatan ibu selama kehamilan. Setelah itu, dokter
akan melakukan pemeriksaan secara menyeluruh kepada anak.
Untuk memastikan kondisi dan
penyebab keluhan, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan penunjang,
seperti:
- Tes
genetik,
untuk mengetahui ada tidaknya kelainan genetik
- Pemindaian CT
scan atau MRI, untuk mendeteksi adanya kelainan pada saraf
kranial
- Elektromiografi (EMG), untuk
memastikan apakah ada penyebab lain yang mungkin menyebabkan gejala yang
dialami
Pengobatan Moebius
Syndrome
Penanganan Moebius syndrome akan
melibatkan tim medis, termasuk dokter anak, dokter bedah, dokter mata, dokter
THT, hingga fisioterapis. Penanganan yang cepat dan tepat, terutama pada tahun
pertama setelah kelahiran, akan membantu meningkatkan kualitas hidup pasien.
Ada beberapa metode penanganan
yang akan dilakukan pada penderita Moebius syndrome, yaitu:
Pemasangan alat bantu dan
operasi
Pemasangan alat bantu seperti
NGT (nasogastric tube) hingga prosedur operasi dapat dilakukan
baik untuk menangani gejala dan keluhan yang dialami oleh penderita Moebius
syndrome. Beberapa jenis operasi yang dapat dilakukan adalah:
- Operasi
tulang dan sendi, untuk menangani gangguan pada tulang dan sendi
- Cangkok
otot atau saraf dari bagian tubuh lain, untuk menangani kelumpuhan wajah
- Trakeostomi, untuk membantu pernapasan
dan membersihkan saluran napas, dengan cara memasangkan tabung pernapasan
melalui lubang yang dibuat pada saluran udara (trakea)
- Gastrostomi,
untuk membantu memenuhi asupan makanan dengan memasang saluran makanan
buatan ke lambung
- Operasi
mata, untuk menangani gangguan yang timbul pada mata
Terapi
Terapi dapat dilakukan untuk
membantu memperbaiki kemampuan anak yang terhambat akibat Moebius syndrome.
Berikut adalah beberapa jenis terapi yang dapat dilakukan:
- Terapi
fisik,
untuk membantu mengatasi gangguan pergerakan akibat kelainan pada tulang
dan sendi
- Terapi
okupasi,
untuk membantu pasien melakukan kegiatan sehari-hari
- Terapi
wicara,
untuk mengoptimalkan kemampuan berkomunikasi
Obat-obatan
Pemberian obat antibiotik diperlukan
jika telah terjadi infeksi di dalam tubuh, seperti pneumonia dan otitis media.
Beberapa antibiotik yang dapat diberikan meliputi amoxicillin, trimethoprim,
dan sulfamethoxazole.
Komplikasi Moebius
Syndrome
Jika kondisi Moebius syndrome
yang dialami cukup parah atau tidak ditangani dengan baik, ada beberapa
komplikasi yang dapat terjadi, yaitu:
- Malnutrisi
- Ulserasi
atau abrasi kornea
- Disfagia
- Kesulitan
bernapas
- Pneumonia
aspirasi
- Infeksi
bakteri, seperti otitis media atau pneumonia
Pencegahan Moebius Syndrome
Karena belum diketahui
penyebabnya, belum ada cara pasti untuk mencegah terjadinya moebius syndrome.
Namun, Anda bisa melakukan hal-hal berikut untuk menjaga kehamilan dan
kesehatan janin:
- Lakukan pemeriksaan
kehamilan secara rutin guna memantau kesehatan ibu dan janin.
- Jangan
menggunakan obat sembarangan, terutama selama masa kehamilan.
Post A Comment:
0 comments: