Obat nyeri dada karena batuk harus dikonsumsi sesuai penyebabnya. Kondisi ini bisa disebabkan oleh beberapa penyakit yang berkaitan dengan paru-paru atau jantung. Simak penjelasan di bawah ini terkait obat apa saja yang biasanya diberikan oleh dokter untuk nyeri dada karena batuk.
Gejala berupa batuk-batuk
yang disertai dengan nyeri di dada biasanya berhubungan dengan penyakit
tertentu, seperti tuberkulosis, bronkitis, pleuritis, atau abses paru. Untuk
menentukan penyebabnya, Anda perlu mendapat pemeriksaan medis dari dokter.
Ragam Jenis Obat
Nyeri Dada karena Batuk
Berikut ini adalah beberapa
jenis obat nyeri dada karena batuk yang perlu Anda ketahui:
1. Obat batuk
Nyeri dada bisa terjadi di
sebelah kanan maupun kiri karena batuk yang tidak kunjung berhenti. Obat
yang tepat untuk mengatasi keluhan ini adalah obat pereda batuk itu sendiri.
Secara umum, obat batuk terbagi dalam 2 macam, yaitu obat batuk kering dan
berdahak.
Jika nyeri dada disebabkan
oleh batuk kering, obat yang biasanya digunakan adalah obat batuk antitusif.
Biasanya obat yang digunakan adalah dextromethorphan. Obat ini bekerja
dengan cara menekan dorongan untuk batuk yang berasal dari otak.
Sementara jika nyeri dada
disebabkan oleh batuk berdahak, Anda bisa mengonsumsi obat batuk ekspektoran.
Jenis obat batuk ekspektoran yang biasanya dikonsumsi adalah guaifenesin.
Obat ini dapat mencairkan dahak atau lendir di dalam saluran pernapasan,
sehingga lebih mudah dikeluarkan.
2. Obat asma
Serangan asma dapat
menimbulkan keluhan batuk disertai nyeri dada dan sesak napas. Untuk mengatasi
nyeri dada pada serangan asma akut diperlukan obat hirup (inhaler) yang berisi obat
asma kerja cepat, seperti salbutamol dan ipratropium.
Selain itu, penderita asma
juga perlu menghindari faktor pemicu asma dan menggunakan obat asma jangka
panjang (controller)
sesuai rekomendasi dokter untuk mencegah kekambuhan.
3. Obat antibiotik
Gejala batuk yang disertai
nyeri dada bisa juga menjadi pertanda dari penyakit bronkitis atau pneumonia.
Kedua penyakit tersebut umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri. Dalam pengobatannya,
biasanya dokter akan meresepkan antibiotik selama 7–10 hari yang harus
dikonsumsi sampai habis.
4. Obat
antituberkulosis
Penyakit tuberkulosis dapat
menimbulkan gejala batuk parah, batuk berdarah, dan nyeri dada. Pengobatan
TB bisa dilakukan dengan pemberian obat antituberkulosis (OAT), seperti
isoniazid, rifampicin, pyrazinamide, dan ethambutol. Penderita TB perlu
mengonsumsi obat-obatan ini selama minimal 6 bulan dan wajib menuntaskannya.
5. Obat
antiinflamasi nonsteroid (OAINS)
Batuk yang disertai nyeri
dada juga bisa menjadi tanda adanya penyakit pleuritis, yaitu peradangan
pada selaput dada. Untuk mengatasi kondisi ini, dokter biasanya
meresepkan obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), misalnya ibuprofen,
yang bekerja dengan mengurangi peradangan.
Selain beberapa jenis
obat-obatan di atas, ada juga penanganan lainnya yang dapat dilakukan,
seperti fisioterapi dan operasi. Prosedur tersebut biasanya dilakukan
bagi orang yang mengalami nyeri dada dan batuk-batuk akibat abses paru.
Penderita abses paru perlu
menjalani fisioterapi untuk membantu pengeluaran lendir dan nanah dari dalam
paru-paru. Namun, jika sudah parah, kondisi ini memerlukan tindakan operasi
atau pembedahan.
Batuk yang menyebabkan
nyeri dada dapat disebabkan oleh berbagai penyakit dari yang ringan hingga yang
berat. Periksakanlah diri ke dokter jika Anda mengalami keluhan ini
agar dokter dapat meresepkan obat nyeri dada karena batuk yang sesuai dengan
kondisi yang Anda alami.
Post A Comment:
0 comments: