Sindrom Angelman adalah kelainan genetik yang memengaruhi sistem saraf. Kondisi ini akan menyebabkan terjadinya gangguan perkembangan, termasuk pergerakan, keseimbangan, dan kemampuan bicara. Sindrom Angelman merupakan kondii yang langka. Kondisi ini diperkirakan hanya muncul pada 1: 12000 orang.
Gejala dari kondisi ini cukup beragam dan bisa berbeda-beda pada tiap
penderitanya. Namun, keterlambatan mencapai tahap perkembangan yang seharusnya
sudah dicapai pada usia tertentu, merupakan gejala yang umumnya terjadi pada
anak yang mengalami sindrom Angelman.
Penyebab Sindrom Angelman
Sindrom Angelman merupakan kelainan genetik yang
terkadang bisa diturunkan oleh ayah atau ibu. Kondisi ini terjadi saat gen
UBE3A tidak terbentuk, terbentuk namun tidak sempurna, rusak, atau tidak
berfungsi sebagaimana mestinya.
Gen UBE3A ada di dalam kromosom 15. Normalnya, anak akan mewarisi sepasang
gen ini dari ayah dan ibu. Pasangan gen aktif ini memegang banyak peranan di
dalam tubuh, termasuk di beberapa bagian otak. Saat terjadi gangguan atau
kelainan pada gen ini, maka akan gangguan perkembangan yang mulai terlihat saat
anak berusia 6–12 bulan.
Belum diketahui penyebab pasti dari kelainan atau mutasi gen ini. Namun,
memiliki ayah, ibu, atau anggota keluarga, yang menderita sindrom Angelman akan
meningkatkan risiko terjadinya kondisi yang sama pada anak.
Gejala Sindrom Angelman
Gejala sindrom Angelman tidak dapat dilihat ketika bayi lahir. Gejala
biasanya baru terlihat saat anak mengalami keterlambatan perkembangan pada usia
6–12 bulan. Contohnya, anak yang seharusnya sudah bisa duduk sendiri tanpa di
bantu, ternyata belum bisa melakukannya atau anak yang seharusnya sudah mulai
berceloteh ternyata belum bisa melakukannya.
Gejala-gejala lain biasanya akan semakin jelas saat usia anak mendekati
2 tahun. Gejala ini bisa bervariasi dan belum tentu sama pada setiap anak.
Namun, beberapa gejala umum yang mungkin akan muncul adalah:
- Mikrosefalus atau ukuran kepala
yang lebih kecil
- Kejang
- Ataksia atau gangguan
keseimbangan dan koordinasi
- Gangguan bicara termasuk
tidak bisa bicara
- Lengan mudah gemetar atau
bergerak-gerak tanpa disadari
- Suka menjulurkan lidah
- Tungkai lebih kaku dari
biasanya
- Mata juling atau strabismus
- Kulit terlihat pucat
- Rambut dan mata berwarna
lebih terang
- Skoliosis
- Gangguan makan, termasuk
sulit mengunyah dan menelan makanan
Anak yang mengalami sindrom Angelman juga memiliki sikap yang ceria,
mudah dan sering tersenyum atau tertawa, hiperaktif, serta perhatiannya mudah
teralihkan. Beberapa anak bisa mengalami gangguan tidur. Sikap anak yang
cenderung lebih ceria ini akan berkurang seiring dengan pertambahan usia.
Kapan harus ke dokter
Bawa anak untuk diperiksa oleh dokter jika ia mengalami
gejala-gejala sindrom Angelman yang disebutkan di atas, terutama saat anak
mengalami keterlambatan perkembangan. Pemeriksaan dokter perlu dilakukan untuk
mengetahui penyebab dan agar anak mendapatkan penanganan sejak dini.
Jika anak sudah didiagnosis mengalami sindrom Angelman, lakukan kontrol
sesuai jadwal yang diberikan oleh dokter. Kontrol rutin diperlukan agar kondisi
anak terpantau.
Diagnosis Sindrom Angelman
Untuk mendiagnosis sindrom Angelman, dokter akan melakukan tanya jawab
seputar keluhan yang dialami oleh anak, riwayat kesehatan anak, dan riwayat
kesehatan keluarga, kepada orang tua. Setelah itu, dokter akan melakukan
pemeriksaan menyeluruh, termasuk pemeriksaan untuk menilai pertumbuhan dan
perkembangan anak.
Untuk memastikan diagnosis, dokter akan melakukan tes genetik untuk
mengidentifikasi kelainan pada kromosom. Tes genetik yang bisa
dilakukan meliputi:
- Tes DNA orang tua (DNA methylation)
guna melihat gen yang tidak normal
- Tes fluorescence in
situ hybridization (FISH) guna mengecek adanya kromosom 15 yang
hilang
- Tes analisis mutasi gen
UBE3A
Pengobatan Sindrom Angelman
Jenis pengobatan sindrom Angelman dipilih berdasarkan kondisi dan gejala
yang dialami penderita. Pengobatan ini bertujuan untuk meredakan gejala dan
gangguan perkembangan yang dialami penderita.
Obat-obatan
Salah satu metode pengobatan yang bisa dilakukan adalah pemberian obat.
Obat akan diberikan sesuai gejala yang timbul. Bagi penderita sindrom Angelman
yang mengalami kejang, dokter dapat memberi obat antikejang, seperti asam
valproat dan clonazepam.
Terapi
Selain pemberian obat, dokter akan melakukan terapi agar penderita bisa
beradaptasi dan bisa memaksimalkan kemampuan yang dimilikinya. Beberapa jenis
terapi yang dapat dilakukan adalah:
- Terapi komunikasi, untuk mengembangkan
kemampuan nonverbal dan bahasa isyarat pada penderita yang mengalami
gangguan bicara dan komunikasi
- Terapi tingkah
laku, untuk membantu mengatasi gangguan tingkah laku, seperti
hiperaktif, kesulitan fokus, dan mudah teralihkan
- Fisioterapi, untuk membantu memperbaiki
postur, keseimbangan, dan kemampuan berjalan, serta untuk mencegah
kontraktur (kondisi kaku)
- Terapi kegiatan, untuk
membantu penderita melakukan kegiatan tertentu, seperti berenang, berkuda,
atau bermain musik
Alat bantu
Jika penderita sindrom Angelman mengalami skoliosis, dokter dapat
memberikan alat bantu berupa penyangga atau melakukan operasi tulang belakang.
Pemasangan alat penyangga bisa dilakukan pada tungkai bagian bawah atau
pergelangan kaki agar penderita bisa berdiri dan dapat berjalan sendiri.
Kebanyakan penderita sindrom Angelman mengalami keterlambatan
perkembangan, gangguan bicara dan komunikasi, serta gangguan pergerakan. Namun,
jika dilakukan penanganan secara menyeluruh, penderita sindrom Angelman masih
dapat menjalani hidup dengan normal.
Komplikasi Sindrom Angelman
Jika tidak segera ditangani, sindrom Angelman dapat menyebabkan
komplikasi berupa:
- Gangguan makan
- Gangguan tidur
- Hiperaktif
- Skoliosis
- Obesitas
Pencegahan Sindrom Angelman
Sindrom Angelman merupakan kelainan genetik yang sulit untuk dicegah.
Jika anak mengalami gejala sindrom Angelman, lakukan pemeriksaan ke dokter agar
mendapat penanganan sejak dini, sehingga anak bisa beradaptasi dengan gangguan
yang dialaminya.
Selain itu, bagi Anda yang sedang
merencanakan kehamilan dan memiliki riwayat sindrom Angelman di dalam keluarga,
tidak ada salahnya untuk melakukan tes atau skrining genetik guna mengetahui
risiko terjadinya sindrom Angelman pada anak Anda kelak.
Post A Comment:
0 comments: