Stroke infark atau
infark serebral adalah kondisi ketika aliran darah di otak terhambat, sehingga
menyebabkan kerusakan jaringan otak. Kerusakan ini terjadi karena jaringan otak
tidak mendapatkan cukup oksigen. Tanpa oksigen yang memadai, sel dan jaringan otak
akan mengalami kerusakan dan mati.
Stroke infark disebut juga
sebagai stroke iskemik atau stroke non-hemoragik. Berbeda dengan stroke
hemoragik, stroke infark tidak disebabkan oleh perdarahan. Kondisi ini
merupakan dampak dari kurangnya pasokan oksigen ke otak yang disebabkan oleh
adanya hambatan di pembuluh darah arteri otak.
Stroke infark merupakan
jenis stroke yang paling banyak terjadi. Diperkirakan sekitar 80–90% dari
seluruh kasus stroke di seluruh dunia disebabkan oleh stroke jenis infark
atau iskemik.
Ada beberapa kondisi yang
dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami stroke infark, mulai dari
diabetes, hipertensi, penyakit jantung, kolesterol tinggi, obesitas, hingga
gaya hidup kurang sehat, seperti sering merokok dan mengonsumsi
alkohol. Selain itu, penyakit autoimun seperti sindrom antifosfolipid juga
dapat meningkatkan risiko terjadinya stroke pada usia muda.
Mengenali Gejala
Stroke Infark
Stroke merupakan
kondisi darurat medis, sehingga perlu penanganan yang cepat dan tepat. Tindakan
penanganan dini dalam stroke infark dapat meminimalkan kerusakan otak dan
menurunkan risiko komplikasi.
Berikut ini adalah beberapa
tanda dan gejala stroke yang perlu Anda waspadai:
1. Tubuh terasa
lemah dan sulit digerakkan
Salah satu gejala utama
stroke adalah lumpuh atau melemahnya otot pada anggota gerak tubuh,
seperti tungkai dan lengan. Kondisi ini membuat penderitanya sulit menggerakkan
salah satu sisi tubuh.
Selain itu, gejala
melemahnya otot tubuh juga bisa muncul beserta keluhan lain, seperti kesemutan
atau mati rasa. Keluhan ini umumnya muncul secara mendadak. Misalnya, salah
satu tangan tidak mampu menggenggam erat.
2. Sulit
berbicara
Tak hanya anggota gerak
tubuh, stroke juga ditandai dengan melemahnya otot wajah. Hal ini menyebabkan
penderitanya sulit berbicara, berekspresi, dan bahkan sulit memahami ucapan
orang lain serta tidak dapat merespons percakapan dengan baik.
3. Gangguan
penglihatan
Stroke juga bisa
menimbulkan dampak pada penglihatan. Anda bisa saja tiba-tiba merasa sulit
melihat atau mengalami gangguan penglihatan pada satu maupun kedua mata.
4. Sulit
berjalan
Stroke infark juga ditandai
dengan pusing mendadak, sehingga penderitanya kehilangan keseimbangan atau
koordinasi saat berjalan. Stroke juga dapat menyebabkan penderita sulit
menggerakkan tungkai dan kaki, sehingga sulit untuk berjalan.
Jika sudah menyebabkan
kelumpuhan, stroke bisa membuat Anda tidak dapat berjalan sama sekali.
5. Sakit kepala
berat
Sakit kepala parah yang
muncul secara tiba-tiba, terlebih jika disertai gejala lain seperti muntah,
pusing, atau penurunan kesadaran, dapat menjadi pertanda bahwa Anda mengalami
stroke.
Langkah
Penanganan Stroke Infark
Seperti yang telah
dijelaskan sebelumnya, penanganan stroke infark perlu dilakukan sedini mungkin
guna mencegah kerusakan parah pada otak dan komplikasi stroke.
Semakin cepat stroke
ditangani, peluang untuk pulih dan sembuh akan semakin tinggi. Sebaliknya, jika
dibiarkan terlalu lama tanpa penanganan, stroke bisa menyebabkan kerusakan
permanen pada otak.
Oleh karena itu, Anda perlu
segera memeriksakan diri ke dokter ketika mengalami gejala stroke, baik stroke
infark ataupun stroke hemoragik. Untuk mengobati stroke infark, dokter dapat
melakukan beberapa penanganan berikut ini:
Terapi oksigen
Di rumah sakit, dokter akan
memberikan oksigen bila jumlah oksigen di dalam tubuh penderita berkurang. Jika
penderita mengalami penurunan kesadaran atau koma dan tidak dapat bernapas
secara normal, dokter mungkin akan memberikan napas bantuan melalui intubasi
dan memasang alat ventilator.
Pemberian
obat-obatan
Untuk mengatasi penyumbatan
aliran darah yang menyebabkan terjadinya stroke infark, dokter perlu memberikan
obat-obatan yang meliputi obat antikoagulan atau pengencer darah
seperti aspirin dan warfarin, serta obat trombolitik untuk mengatasi
penyumbatan di pembuluh darah otak, misalnya obat golongan recombinant tissue plasminogen activator (r-tPA).
Obat-obatan ini perlu
diberikan secepatnya, paling lambat dalam waktu 4,5–6 jam setelah gejala stroke
infark muncul. Sementara itu, obat pengencer darah efektif diberikan dalam
waktu 24–48 jam setelah gejala stroke muncul.
Dokter juga mungkin akan
memberikan obat-obatan lain, seperti obat antihipertensi untuk mengontrol
tekanan darah pasien dan obat untuk mempertahankan fungsi otak
(neuroprotektor), seperti citicoline.
Operasi
Jika terdapat gumpalan atau
bekuan darah yang berukuran besar dan tidak dapat sepenuhnya dihancurkan dengan
penyuntikan RtPA, penanganan dapat dilanjutkan dengan operasi.
Selain operasi, dokter juga
bisa melakukan pemasangan ring atau stenting di
pembuluh darah otak untuk menghancurkan penyumbatan di pembuluh darah otak dan
menjaga aliran darah otak tetap lancar.
Fisioterapi dan
terapi okupasi
Setelah stroke infark
ditangani, penderita perlu menjalani perawatan selama beberapa hari di rumah
sakit untuk dipantau perkembangan kondisinya. Jika stroke infark menyebabkan
kelumpuhan atau kelemahan anggota gerak, dokter biasanya akan menganjurkan
pasien untuk melakukan fisioterapi atau terapi okupasi.
Beberapa Cara
untuk Mencegah Stroke Infark
Upaya pencegahan
stroke bisa dilakukan dengan beberapa cara berikut ini:
1. Mengontrol
tekanan darah
Salah satu hal terpenting
yang dapat Anda lakukan untuk mengurangi risiko stroke adalah menjaga
agar tekanan darah normal. Jika Anda pernah mengalami stroke, usahakan
agar tekanan darah Anda tetap stabil guna mencegah serangan stroke berikutnya.
2. Mengonsumsi
buah dan sayuran
Konsumsi buah atau sayuran
minimal 5 porsi setiap hari untuk mengurangi risiko stroke. Selain sayur dan
buah, disarankan untuk mengonsumsi produk gandum utuh, kacang-kacangan, dan
biji-bijian.
Asupan serat yang tinggi
dari makanan tersebut dapat mengurangi kolesterol, sehingga risiko terjadinya
penyumbatan pada pembuluh darah otak bisa berkurang.
3.
Mempertahankan berat badan yang sehat
Berat badan berlebih
merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan risiko stroke dan berbagai
masalah kesehatan lain, seperti penyakit kardiovaskular dan diabetes. Oleh
karena itu, Anda dianjurkan untuk berolahraga secara rutin setidaknya 30 menit
setiap harinya.
4. Membatasi
konsumsi makanan tinggi kolesterol dan lemak jenuh
Makanan tinggi kolesterol
dan lemak jenuh dapat menyebabkan penumpukan lemak atau plak pada pembuluh
darah arteri Anda. Oleh karena itu, konsumsinya harus dibatasi. Konsultasikan
ke dokter atau ahli gizi, jika Anda sulit menurunkan tingkat kolesterol hanya
melalui pola makan.
Hal yang tak kalah penting
adalah Anda harus rajin berolahraga, mengelola stres dengan
baik, menghindari penggunaan obat-obatan terlarang, dan berhenti merokok.
Apabila Anda mengalami gejala stroke infark, segera periksakan diri ke
dokter untuk mendapatkan penanganan medis secepatnya.
Post A Comment:
0 comments: