Tuberous sclerosis adalah kondisi yang menyebabkan tumbuhnya tumor jinak di beberapa bagian tubuh tertentu, terutama otak. Kondisi ini merupakan kelainan genetik yang dapat diturunkan dari orang tua ke anaknya.
Tuberous sclerosis merupakan penyakit yang sangat jarang terjadi. Gejala
tuberous sclerosis berbeda-beda, tergantung lokasi tumbuhnya tumor. Namun,
penyakit ini paling sering menyerang otak. Selain di otak, tumor jinak juga
dapat berkembang di ginjal, jantung, paru-paru, dan kulit.
Penyebab Tuberous Sclerosis
Tuberous sclerosis disebabkan oleh perubahan atau mutasi genetik pada
gen yang mengendalikan pertumbuhan sel dalam tubuh. Perubahan tersebut
menyebabkan terjadinya pertumbuhan sel yang tak terkendali dan memicu
terbentuknya tumor di berbagai bagian tubuh. Keberadaan tumor ini akan
memengaruhi fungsi organ yang terserang.
Mutasi genetik pada tuberous sclerosis umumnya terjadi secara spontan
(tidak diturunkan) dan baru terjadi saat penderitanya dewasa. Namun, sekitar
30% kasus tuberous sclerosis terjadi karena faktor keturunan. Seseorang dengan
tuberous sclerosis memiliki risiko sebesar 50% untuk menurunkan kondisi ini ke
anaknya pada tiap kehamilan.
Gejala Tuberous Sclerosis
Gejala tuberous sclerosis dapat bersifat ringan atau berat, tergantung
pada lokasi tumor dan tingkat keparahannya. Gejala penyakit ini umumnya
berkembang secara perlahan, sehingga baru terlihat saat anak mulai besar atau
ketika dewasa. Berikut adalah beberapa gejala tuberous sclerosis berdasarkan
organ tubuh yang terserang:
Otak
- Gangguan perilaku, seperti
mudah cemas, perilaku hiperaktif dan agresif, emosi tidak stabil dan mudah
marah, dan cenderung menarik diri dari lingkungan sosial.
- Gangguan komunikasi dan
interaksi dengan lingkungan sekitar, seperti autisme atau ADHD.
- Perkembangan fisik dan
intelektual terhambat, seperti gangguan pemahaman.
- Kejang.
Ginjal
Gejala yang dapat muncul antara lain mual dan muntah, sulit buang air
kecil, dan pembengkakan di kaki, tungkai, atau tangan akibat penumpukan cairan.
Gejala ini muncul ketika fungsi ginjal terganggu dan berkembang
menjadi gagal ginjal.
Kulit
Gejala tuberous sclerosis pada kulit meliputi penebalan di beberapa area
kulit, muncul bercak berwarna terang, tumbuh jaringan di bawah atau di sekitar
kuku, dan muncul benjolan kecil menyerupai jerawat di wajah.
Jantung
Gangguan pada jantung karena pengaruh tuberous sclerosis dapat ditandai
dengan nyeri dada, jantung berdebar, sesak napas, dan warna kulit
tampak membiru (sianosis).
Paru-paru
Gangguan pada paru-paru dapat menyebabkan batuk dan sesak napas,
terutama ketika melakukan aktivitas berat atau berolahraga.
Mata
Gangguan pada mata ditandai dengan gangguan penglihatan karena
kemunculan bercak putih pada retina.
Kapan harus ke dokter
Segera periksakan diri ke dokter jika Anda mengalami salah satu atau
lebih dari gejala-gejala tuberous sclerosis. Jika Anda atau pasangan Anda
menderita tuberous sclerosis, atau memiliki anggota keluarga yang menderita
tuberous sclerosis, konsultasikan ke dokter kandungan sebelum berencana
memiliki keturunan.
Gejala tuberous sclerosis pada anak dapat terdeteksi sejak
lahir. Jika anak Anda menunjukkan gejala tuberous sclerosis yang telah
dijelaskan di atas atau Anda merasakan ada yang berbeda dengan anak Anda,
hubungi dokter anak secepatnya.
Diagnosis Tuberous Sclerosis
Untuk mendiagnosis tuberous sclerosis, dokter akan menanyakan gejala
yang dialami penderita serta riwayat kesehatan dalam keluarganya. Selanjutnya,
dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, termasuk pada mata dan kulit, serta
pemeriksaan fungsi saraf.
Pemeriksaan lanjutan dilakukan untuk mendeteksi lokasi tumor dan
memastikan diagnosis tuberous sclerosis. Jenis tes yang dapat dilakukan berupa:
- MRI, untuk mendapatkan
gambaran kondisi otak atau ginjal secara lebih detail dan mendeteksi
lokasi tumbuhnya tumor.
- USG dan CT scan, untuk
mendeteksi keberadaan tumor yang tumbuh di ginjal, jantung, atau paru.
- Echo jantung, untuk
mendeteksi kelainan pada jantung dan memeriksa pertumbuhan tumor di
jantung.
- Elektroensefalografi (EEG),
untuk mendeteksi kelainan pada fungsi otak.
Pemeriksaan genetik juga dapat digunakan untuk mendiagnosis tuberous
sclerosis. Namun, tes ini tidak selalu dapat diandalkan karena prosesnya rumit
dan membutuhkan waktu lama. Pemeriksaan gen biasanya dilakukan sebagai tindakan
pencegahan terhadap tuberous sclerosis.
Pengobatan Tuberous Sclerosis
Penanganan tuberous sclerosis akan disesuaikan dengan letak tumor dan
gejala yang muncul. Langkah ini bertujuan untuk mengatasi gejala dan dapat
berlangsung dalam waktu yang relatif lama. Jenis penanganan yang dapat
dilakukan adalah:
Obat-obatan
Pemberian obat-obatan disesuaikan dengan kondisi yang dialami penderita
dan digunakan untuk mengatasi gejala dan komplikasi yang timbul. Beberapa jenis
obat yang digunakan adalah:
- Antikonvulsan atau
antikejang, seperti benzodiazepine dan phenobarbital,
untuk mengendalikan kejang.
- Everolimus, untuk menekan
pertumbuhan tumor di otak dan ginjal yang tidak dapat diangkat melalui
prosedur pembedahan.
- Sirolimus, untuk mengobati
dan menekan pertumbuhan tumor pada kulit.
Operasi
Operasi dilakukan untuk mengangkat tumor yang memengaruhi fungsi organ
tertentu, seperti ginjal atau jantung. Tindakan operasi juga dilakukan untuk
mengendalikan kejang yang disebabkan oleh tumor otak dan tidak dapat
ditangani dengan obat-obatan.
Jika tumor terdapat di ginjal, prosedur operasi dilakukan dengan memutus
atau menghambat aliran darah yang memasok darah ke tumor.
Terapi
Terapi pendukung lain, seperti fisioterapi, terapi okupasi,
atau terapi wicara, dapat dilakukan untuk membantu penderita tuberous
sclerosis otak. Terapi ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan penderita,
terutama yang anak-anak, dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
Belum ada obat yang efektif untuk mengobati tuberous sclerosis. Oleh
karena itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fungsi organ secara rutin untuk
memantau pertumbuhan tumor dan mengendalikan gejala yang muncul.
Komplikasi Tuberous Sclerosis
Tiap penderita tuberous sclerosis berisiko tinggi mengalami komplikasi.
Jenis komplikasi yang dapat terjadi tergantung lokasi dan ukuran tumor.
Beberapa komplikasi yang dapat terjadi adalah:
- Hidrosefalus
Tumor yang muncul di otak dapat menyebabkan penumpukan cairan otak di dalam rongga otak (hidrosefalus), sehingga tekanan pada otak meningkat dan ukuran kepala membesar. - Gagal ginjal
Kondisi ini terjadi ketika tumor yang berkembang di ginjal makin membesar dan menyebabkan perdarahan, sehingga memicu terjadinya gagal ginjal. - Penyakit jantung
Pertumbuhan tumor di jantung dapat menyebabkan terhambatnya aliran darah dari dan menuju jantung, serta aritmia. - Gangguan fungsi paru
Tumor yang berkembang di paru dapat menyebabkan penumpukan cairan dalam organ paru dan memicu terganggunya fungsi paru. - Kanker
Tumor jinak yang tumbuh di dalam tubuh penderita tuberous sclerosis berisiko tinggi berkembang menjadi kanker. - Kebutaan
Pertumbuhan tumor di bagian mata dapat menghambat fungsi retina, sehingga mengganggu penglihatan dan menyebabkan kebutaan. Meski demikian, komplikasi ini jarang terjadi.
Pencegahan Tuberous Sclerosis
Cara untuk mencegah tuberous
sclerosis belum diketahui hingga saat ini. Namun, jika Anda atau pasangan Anda
memiliki riwayat tuberous sclerosis di dalam keluarga dan berencana memiliki
keturunan, Anda dianjurkan untuk melakukan konsultasi dan pemeriksaan gen, guna
mengetahui risiko terjadinya tuberous sclerosis pada anak Anda dan
mengantisipasinya.
Post A Comment:
0 comments: