Hemiparesis adalah kondisi ketika salah satu sisi tubuh, dari kepala hingga kaki, mengalami kelemahan sehingga sulit digerakkan. Kondisi ini umumnya dialami oleh penderita stroke dan harus segera ditangani karena bisa menyebabkan kelemahan permanen dan kelumpuhan.
Hemiparesis dialami oleh 8
dari 10 orang yang menderita stroke. Kondisi ini dapat membuat penderitanya
kesulitan untuk melakukan banyak hal, termasuk berdiri, berjalan, bahkan
menelan. Oleh karena itu, hemiparesis perlu ditangani secara menyeluruh,
sehingga kualitas hidup penderitanya bisa membaik.
Hemiparesis berbeda
dengan hemiplegia, yaitu kelumpuhan salah satu sisi tubuh.
Hemiparesis bisa juga disebut paralisis parsial atau setengah lumpuh. Pasien
hemiparesis masih bisa menggerakkan sisi tubuh yang mengalami gangguan, tapi
hanya berupa gerakan kecil yang lemah.
Penyebab Terjadinya
Hemiparesis
Hemiparesis terjadi karena
adanya kerusakan jaringan pada salah satu sisi otak. Kerusakan otak
terbanyak disebabkan oleh stroke. Selain itu, hemiparesis juga bisa
disebabkan oleh cedera kepala, tumor otak, atau infeksi otak.
isi tubuh yang terkena
hemiparesis biasanya berlawanan dengan sisi otak yang mengalami kerusakan.
Misalnya, otak kiri mengalami kerusakan karena stroke, maka sisi tubuh sebelah
kanan akan mengalami kelemahan.
Meski begitu, pada beberapa
kasus, kelemahan juga bisa terjadi pada sisi yang sama dengan sisi otak yang
mengalami kerusakan. Misalnya, jika kerusakan terjadi pada otak kanan,
hemiparesis mungkin juga terjadi pada sisi kanan tubuh.
Karena hemiparesis
menyebabkan kelemahan otot, penderita mungkin dapat mengalami beberapa
kesulitan, antara lain:
- Kesulitan berjalan
- Kesulitan menjaga keseimbangan
- Kesulitan berbicara
- Kesulitan mengunyah dan menelan
atau mudah tersedak
- Kesulitan meraih atau memegang
benda
- Kesulitan dalam mengoordinasikan
gerakan
- Kesemutan atau mati rasa
- Mudah lelah saat beraktivitas
Jika dilihat dari
kendala-kendalanya, aktivitas sehari-hari seseorang dapat sangat terganggu
ketika terkena hemiparesis, mulai dari sekadar berjalan hingga berpakaian atau
menggunakan toilet. Hal ini tidak hanya bisa berdampak pada produktivitasnya,
tapi juga kesehatan mentalnya.
Penanganan
yang Tepat untuk Hemiparesis
Penanganan yang tepat dapat
mengembalikan kekuatan sisi tubuh yang mengalami kelemahan. Metode penanganan
untuk mengatasi hemiparesis meliputi:
1. Pemberian obat
Pengobatan hemiparesis
tergantung pada penyebabnya. Jika hemiparesis yang diderita dipicu oleh stroke,
pengobatan mungkin akan meliputi obat penurun tekanan darah atau obat untuk
melancarkan aliran darah otak. Namun jika hemiparesis disebabkan oleh infeksi,
antibiotik akan diberikan.
2. Operasi
Jika hemiparesis yang
diderita dipicu oleh perdarahan otak yang parah, tindakan operasi
pemasangan stent di
otak mungkin akan diperlukan. Tindakan ini bertujuan untuk melancarkan aliran
darah ke otak. Operasi juga mungkin dibutuhkan jika hemiparesis disebabkan oleh
tumor otak yang bisa diangkat.
3. Fisioterapi
Otot-otot yang mengalami
kelemahan pada hemiparesis perlu dikuatkan kembali dengan fisioterapi. Ada
dua jenis fisioterapi yang mungkin direkomendasikan, yaitu modified
constraint-induced movement therapy (mCIMT) dan
stimulasi listrik.
mCIMT dilakukan dengan
membatasi penggunaan sisi tubuh yang normal. Bagian tubuh yang mengalami
hemiparesis akan dipaksa untuk bergerak secara perlahan sehingga otot-otot yang
melemah bisa kuat kembali. Metode fisioterapi ini terbukti dapat memberikan
perbaikan mobilitas dalam minimal 4 minggu.
Stimulasi listrik diberikan
untuk meningkatkan sensitivitas saraf sensorik, memperkuat otot, mengurangi
kekakuan otot, serta meningkatkan jangkauan gerakan. Prosedur ini dilakukan
dengan menempatkan bantalan listrik pada otot yang melemah. Setelah itu, muatan
listrik ringan yang disalurkan melalui bantalan akan membuat otot berkontraksi.
4. Psikoterapi
Psikoterapi dengan
metode mental imaginery atau
berimajinasi juga dapat membantu mengatasi hemiparesis. Dalam terapi ini,
pasien akan diminta untuk membayangkan bagian tubuhnya yang melemah bisa
digerakkan dengan bebas.
Saat berimajinasi, otak
akan menganggap bahwa tubuh yang lemah menjadi kuat kembali, sehingga otak
terlatih untuk mengirimkan sinyal gerak ke bagian tubuh tersebut. Namun, terapi
dengan imajinasi ini lebih efektif untuk anggota gerak atas dan perlu
dikombinasikan dengan terapi lainnya.
5. Penggunaan alat
bantu
Dokter dapat
merekomendasikan penggunaan alat bantu, seperti tongkat atau kursi roda, untuk
membantu pasien dalam bergerak dan mencegah cedera. Dokter atau ahli
fisioterapi akan merekomendasikan alat bantu sesuai dengan kebutuhan pasien.
Selain dengan terapi-terapi
di atas, hemiparesis juga bisa ditangani dengan bergerak aktif dan berolahraga.
Olahraga biasanya difokuskan untuk meningkatkan kekuatan otot, dimulai dari
tingkat yang paling ringan. Namun, ini harus dilakukan secara hati-hati, bila
perlu dengan pengawasan dokter atau fisioterapis.
Hemiparesis sering kali
terjadi secara tiba-tiba. Jika Anda mengalami gejala hemiparesis, meskipun
hanya gejala ringan seperti kesemutan satu sisi badan, segera periksakan diri
ke dokter terdekat atau IGD. Semakin cepat penanganan, semakin baik
pula proses pemulihan dan kualitas hidup pasien dengan hemiparesis.
Post A Comment:
0 comments: